Pilpres 2019
Ini yang Bakal Dilakukan Prabowo Setelah Pulang dari Jerman Besok
CALON presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dikabarkan pulang ke Indonesia pada Rabu (26/6/2019) besok.
CALON presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dikabarkan pulang ke Indonesia pada Rabu (26/6/2019) besok.
Atau, pada H-1 putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa hasil Pilpres 2019, setelah sebelumnya berangkat ke Jerman untuk berobat dan menemui kolega bisnis.
Setelah sampai di Indonesia, Prabowo Subianto dikabarkan akan segera melangsungkan pertemuan dengan partai koalisi serta pendukung.
• Fit and Proper Test Calon Pimpinan KPK Digelar September, Dilantik Desember
Dalam pertemuan nanti, selain membicarakan proses di MK, kabarnya Prabowo Subianto juga akan mengonsultasikan rencana pertemuan dengan Joko Widodo dan koalisi partai serta para pendukung.
“Setelah pulang, hal pertama yang akan dilakukan Pak Prabowo adalah bertemu partai koalisi dan pendukung," ungkap Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi Andre Rosiade di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (25/6/2019).
"Setelah itu baru diputuskan kapan saat yang tepat Pak Prabowo dan Pak Jokowi bertemu sebagai pertemuan sesama anak bangsa,” sambungnya.
• Prabowo Belum Berpikir Temui Jokowi
Andre Rosiade mengatakan, pertemuan dua kontestan Pilpres 2019 itu diinginkan semua pihak, sebagai upaya menurunkan tensi di masyarakat yang disebabkan proses Pemilu 2019.
Ia pun menegaskan keduanya akan bertemu langsung tanpa melalui pihak ketiga.
Hal itu ia sampaikan, untuk menepis isu pertemuan antara Prabowo dan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Budi Gunawan di Bali, sebagai bagian dari rekonsiliasi.
• BREAKING NEWS: Polisi Ciduk Pembunuh Wanita yang Mayatnya Diikat Tali Rafia
“Besok Pak Prabowo baru pulang, sehingga belum terpikirkan untuk melakukan pertemuan."
"Kalau nanti pertemuan akan langsung di antara keduanya tanpa difasilitasi pihak ketiga, dan pastinya usai sidang MK,” jelasnya.
Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, hingga kini calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto belum berpikir bertemu Jokowi, dalam rangka rekonsiliasi pasca-Pilpres 219.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Dahnil Anzar Simanjuntak.
Apalagi, katanya, sebelum Mahkamah Konstitusi (MK) memutus perkara sengketa hasil Pilpres 2019 pada 28 Juni mendatang.
• Jelang Sidang Putusan MK, Bambang Widjojanto: Yang Menang Jangan Sombong, yang Kalah Jangan Ngotot
“Pak Prabowo sampai sebelum pergi ke Jerman kemarin, mengatakan belum berpikir untuk menemui Pak Jokowi,” ungkap Dahnil Anzar Simanjuntak, ditemui di posko pemenangan BPN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2019).
Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku tak tahu apakah pertemuan antara keduanya akan terwujud setelah putusan MK, seperti harapan sejumlah pihak.
Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan, pihaknya masih akan terus fokus terhadap proses di MK.
• HUT ke-492 Kota Jakarta, Anies Baswedan Bilang Betawi Jadi Penyedia Platform Persatuan
“Kami bekerja secara ikhlas, cerdas, dan tuntas. Dan ini belum tuntas,” ucapnya.
Sebelumnya, Dahnil Anzar Simanjuntak, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menegaskan tak perlu adanya istilah rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019.
Menurutnya, rekonsiliasi dimaknai adanya konflik pada Pilpres 2019.
"Bagi saya narasi rekonsiliasi justru menebar konflik. Seolah-olah ada konflik gitu," katanya ditemui di kediaman Sandiaga Uno, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2019) malam.
• Moeldoko Bilang Tim Mawar Tidak Terlibat Kerusuhan 21-22 Mei karena Alasan Ini
Menurutnya, Pilpres adalah sebuah kompetisi.
Ia mengibaratkan seperti pertandingan tinju, setelah ada pihak yang kalah maka berakhir biasa, tidak ada konflik dari kedua pihak.
Untuk itu, Dahnil Anzar Simanjuntak menyarankan para pengamat atau pihak-pihak yang menyerukan rekonsiliasi Pilpres, untuk menghentikan narasi rekonsiliasi.
• Pencuri Senjata Brimob Juga Gasak Uang Rp 50 Juta untuk Bayar Utang Hingga Beli Burung
"Saran saya para pengamat, para orang-orang sok bijak, setop menggunakan narasi rekonsiliasi. Kenapa? karena enggak ada konflik," ujarnya.
Namun, ia mendukung apabila ada silaturahmi antara kedua calon presiden, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Ia mengatakan, silaturahmi adalah hal wajar dan tinggal menunggu saja terjadi.
• Menteri Pertahanan: Tim Mawar Sudah Selesai, Luka Lama Jangan Dibawa-bawa Lagi
"Momen Lebaran baik, saya pikir kapan pun bisa dilakukan silahturahmi," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi angkat bicara atas usulan dari para akademisi di Yogyakarta.
Usul tersebut meminta Sri Sultan Hamengkubuwono X memimpin rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo Subianto di Keraton Yogyakarta.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi menyampaikan, Keraton Yogyakarta menjadi lokasi yang paling tepat untuk rekonsiliasi.
• Ini Agenda Sidang Perdana Sengketa Pilpres 2019, Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo Sandi Bakal Hadir?
Terlebih, momennya sangat tepat pula, yakni jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2019, serta masih nuansa halalbihalal seusai Idul Fitri 1440 H.
Yudian mengungkapkan, usulan ini tidak berdisi sendiri.
Melainkan, berasal pula dari Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sutrisna Wibawa dan Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso.
• Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas di Sekitar Gedung MK, Beberapa Ruas Jalan Mulai Malam Nanti Ditutup
Merespons hal tersebut, menurut Jokowi, rekonsiliasi bisa dilakukan dimana saja.
Mantan Wali Kota Solo ini bahkan menyebut rekonsiliasi bisa sembari menunggang kuda.
"Rekonsiliasi bisa di manapun juga. Sambil naik kuda bisa, naik MRT bisa. Yang paling penting sama-sama kerja sama memajukan negara ini," ujar Jokowi di Pasar Sukawati, Bali, Jumat (14/6/2019).
• Tito Karnavian Akui Polisi Tak Nyaman Tangani Kasus yang Libatkan Purnawirawan TNI
Sebelumnya, seruan rekonsiliasi pasca-pemilu antara Jokowi dan Prabowo Subianto sudah banyak disuarakan, termasuk oleh Gerakan Suluh Kebangsaan yang digawangi oleh Mahfud MD.
Dari kubu Jokowi sendiri pasca-pencoblosan 17 April 2019, sudah mengutus Luhut Panjaitan untuk bisa bertemu Prabowo Subianto. Sayangnya, hingga kini pertemuan itu belum terlaksana.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta jangan mencampuradukan masalah dugaan ketidakadilan dan kecurangan Pemilu 2019, dengan silaturahmi Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.
• Pemprov DKI Anggarkan Rp 75 Miliar untuk Revitalisasi Trotoar Sepanjang 10 Kilometer
Katanya, jangan berpandangan dengan adanya silaturahmi antara kedua calon presiden tersebut, maka lalu masalah Pemilu 2019 dianggap selesai.
"Jadi jangan kita mau dikompromikan antara yang hitam dengan yang putih, air dengan minyak, tapi kalau silaturahmi, silaturahmi," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
• Polisi Benarkan Isi Rekaman CCTV Ambulans Bagikan Amplop kepada Perusuh Aksi 22 Mei
Penyataan Fadli Zon tersebut merespons munculnya desakan permintaan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto, untuk mengendorkan tensi politik yang tinggi sekarang ini.
Sehingga, seolah-olah permasalahan selesai dengan adanya pertemuan tersebut.
"Persoalan silaturahmi itu satu soal, persoalan kecurangan itu soal yang lain, jadi silaturahmi ya silaturahmi. Tapi kalau persoalan kecurangan, ketidakadilan, ketidakjujuran itu persoalan yang lain," tuturnya.
• Pimpinan Lembaga Survei Jadi Target Pertama Pembunuhan Pemilik Senjata Api ilegal, Ini Motifnya
Fadli Zon mengaku belum tahu kapan rencananya pertemuan dua kontestan Pilpres 2019 tersebut akan digelar.
Saat ini, pihaknya masih berjuang di Mahkamah Konstitusi, untuk menggugat hasil Pemilu 2019.
"Sekarang ini kan berada di proses MK, biarlah, dalam rangka mendewasakan politik kita, MK ini harus dihargai, karena di sini akan disampaikan tentang bukti-bukti kecurangan dari salah satu paslon," paparnya.
• Tiga Alasan Anak-anak Terlibat Kerusuhan Aksi 22 Mei, Salah Satunya Diduga Diajak Guru Ngaji
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mendorong rekonsiliasi antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, seusai gelaran Pilpres 2019.
Menurut Bara Hasibuan, pihak yang kalah harus bisa berbesar hati.
"Rekonsiliasi bisa terwujud jika ada kebesaran hati dari pihak yang kalah. Mengakui hasil. Seberapa pun mengecewakan harus diakui. Itu adalah kuncinya," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
• BREAKING NEWS: Ini Empat Pejabat Nasional yang Jadi Target Pembunuhan
Legislator PAN itu pun menyayangkan ajakan Jokowi bertemu Prabowo Subianto, belum direspons mantan Danjen Kopassus itu.
Padahal, Jokowi telah memberikan sinyal untuk bertemu seusai pencoblosan pada 17 April lalu.
"Presiden Jokowi sudah memberikan sinyal ya. Memberikan gestur juga memberikan pesan pada Pak Prabowo, tapi sampai sekarang belum ada tanggapannya ya, saya sesalkan," beber Bara Hasibuan.
• Polisi Larang Doa Bersama di Depan Gedung Bawaslu, Fadli Zon Bilang Bakal Digelar di Masjid
Sebelumnya, Jokowi beberapa kali menegaskan bahwa ia telah berinisiatif sejak awal untuk bertemu Prabowo Subianto.
Jokowi menyebut inisiatif dirinya untuk bertemu Prabowo muncul setelah pemungutan suara Pilpres 2019 pada 17 April.
"Sudah saya sampaikan, saya sudah berinisiatif sejak awal setelah coblosan," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
• Dipanggil Polda Sumut Sebagai Saksi Kasus Dugaan Makar, Jubir BPN Bilang Ongkos ke Medan Mahal
Jokowi mengatakan, seusai pencoblosan ia sudah mengutus orang kepercayaan untuk berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.
Orang tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil hingga saat ini.
"Sudah mengutus, tapi memang kelihatannya belum ketemu," ucapnya.
• Jadi Target Pembunuhan, Wiranto: Nyawa Ada di Tangan Allah
Dorongan pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto kembali menguat setelah terjadi kerusuhan di sejumlah lokasi di Jakarta.
Namun, Prabowo Subianto hingga saat ini belum juga memberi respons positif ajakan pertemuan dari Jokowi.
Bahkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno menyebut Jokowi hanya akan diterima anggota direktorat komunikasi dan media serta juru bicara, jika ingin bertemu Prabowo Subianto.
• Termasuk Pejabat Nasional yang Diancam Dibunuh, Moeldoko Kini Selalu Dikawal Dua Prajurit Kopassus
Sebelumnya, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap Joko Widodo segera bertemu Prabowo Subianto, untuk menurunkan ketegangan politik di Tanah Air.
Hal itu diungkapkan SBY dalam acara buka bersama para petinggi Partai Demokrat di rumah dinas SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Seperti dikutip Wartakotalive.com dari Kompas TV, SBY menyampaikan pesannya yang dikirim lewat video streaming dari Singapura.
• Kesal Jokowi Dituding Curang, Moeldoko Ungkap Segini Jumlah Pegawai BUMN dan ASN yang Coblos 02
SBY tidak bisa hadir dalam acara tersebut, karena masih menemani Ani Yudhoyono yang dirawat di Singapura.
SBY berharap pertemuan Prabowo dan Jokowi bisa turunkan suhu politik yang memanas.
Berikut ini pesannya:
• Prabowo Berangkat ke Dubai Bareng Warga Rusia, Jerman, dan AS Naik Jet Pribadi
"Jika pertemuan-pertemuan seperti itu dibuka di hadapan publik, tak perlu bersembunyi dan lewat pintu belakang, karena bisa menimbulkan fitnah padahal pertemuannya barangkali baik sifatnya.
Pesan dan harapan saya melalui mimbar ini akan sangat baik dan mulia jika pada saatnya nanti Bapak Prabowo bisa bertemu dengan Bapak Jokowi secara langsung.
Pertemuan antara dua tokoh nasional yang keduanya memiliki pendukung dan konstituen yang besar," ujar SBY dalam video live streaming saat buka puasa, Selasa (28/6/2019).
• Ratna Sarumpaet Stres Dituntut Enam Tahun Penjara dan Kasusnya Dikembangkan Polisi
Dalam acara buka bersama itu tampak hadir Agus Harimurti Yudhoyono, Ferdinand Hutahean, dan beberapa petinggi Partai Demokrat lainnya. (Rizal Bomantama)