Kabar Tokoh
Gus Miftah Ingatkan Orang yang Sering Lakukan Ujaran Kebencian di Medsos Akan Dilaknat Seperti Ini
Al-Quran ternyata sudah memprediksi tentang maraknya hujatan di media sosial. Lewat surat Yasin ayat 65 Gus Miftah mencoba menjelaskan hal tersebut.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Ternyata banyaknya ujaran kebencian yang belakangan semakin merajalela sudah diprediksi oleh Alquran sejak dahulu kala.
Peringatan ujaran kebencian ada di dalam quran surat Yasin ayat 65.
Ulama ternama yang kerap disapa Gus Miftah mengungkapkan hal tersebut di akun Instagramnya Selasa (25/6/2019) seperti dikutip Wartakotalive.com.
Kata Gus Miftah, dalam surat tersebut Tuhan mengungkapkan soal dosa yang tidak hanya dilakukan oleh mulut, tetapi dosa yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia.
.png)
“Satu hari dimana mulut manusia terkunci tangan manusia berbicara,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta itu.
• Larangan Keluar Rumah Atau Tidur Waktu Magrib Bukan Mitos, Ini Penjelasan Hadist dan Ilmiahnya
• Sutopo ke China Berobat Kanker Paru: Saya Mohon Doanya dan Maafkan, Rasanya Sakit Luar Biasa
Ayat tersebut kata Gus Miftah menjadi pertanyaan bagi dirinya.
Mengapa Tuhan menurunkan ayat tersebut.
Ia pun menyandingkannya dengan gejala di media sosial belakangan ini. Dimana media sosial dipenuhi dengan kebencian umat manusia.
“Kadang saya fikir kenapa Allah mengatakan tangan yang berbicara, jawabannya adalah karena kita sering berbuat dosa dengan tangan kita, kita menghina, mencela, menghujat, mencaci orang lain di media sosial dengan gunakan tangan dan jari-jari kita,” ujar Kyai asal Ponorogo itu.
Belakangan kata Gus Miftah, umat muslim kerap memposting sesuatu yang tidak memiliki nilai manfaat.
• Ayu Ting Ting Dapat Kado Tas Seharga Rp 110 Juta dari Ivan Gunawan Bikin Melongo
• Al Ghazali Susul Dul Jaelani Tinggal di Rumah Maia Estianty, Begini Curhatnya
Justru jelas Gus Miftah, unggahan tersebut lebih dekat ke arah maksiat dan dosa.
“Maka seharusnya media sosial menjadi wasilah untuk mendapatkan ridhonya bukan malah mendatangkan murkanya,” imbaunya.
Di unggahannya, Gus Miftah juga mengajak umat muslim untuk menjadikan media sosial sebagai media dakwah.
“Postinglah yang bermanfaat, hindari postingan yg penuh dosa dan maksiat. Jauhkan jarimu dari mencaci, menghina, mencela dan menghujat, karena semua akan dipertanggung jawabkan di akhirat!” tandasnya.
Sosok Gus Miftah
Belakangan nama Gus Miftah sendiri tengah mencuat. Nama ulama muda ini tengah naik daun lantaran menjadi salah satu faktor dari keputusan Deddy Corbuzier menjadi seorang muslim.
Dikutip dari Wikipedia nama asli Gus Miftah ialah Miftah Maulana Habiburrahman. Pria yang terkenal dengan rambut gondrongnya itu lahir di Lampung, 5 Agustus 1981.
Gus Miftah juga dikenal sebagai ulama muda Nahdlatul 'Ulama yang fokus berdakwah bagi kaum marjinal, baik melalui dakwah di dalam maupun di luar pesantren.
Namanya mulai diperbincangkan publik ketika video dirinya viral saat memberikan pengajian di salah satu kelap malam di Bali.
Perjalanan dakwah Gus Miftah, kyai asal Ponorogo kelahiran Lampung ini dimulai saat usianya masih 21 tahun.
Pada sekitar tahun 2000-an, Gus Miftah yang sering salat tahajud di sebuah musala sekitar Sarkem, sebuah area lokalisasi di Yogyakarta, kemudian berniatan berdakwah. Saat itu ia ditemani Gunardi atau Gun Jack sosok yang menjadi penguasa pada saat itu.
Bermula dari kegiatan tersebut, kajian agama mulai rutin digelar oleh Gus Miftah.
Meski awalnya banyak tantangan, tapi saat ini sejumlah pekerja dunia malam sudah menerima kehadirannya.
Tidak jarang, ketika pengajian sejumlah jemaah meneteskan air mata dan mulai merubah perilakunya secara perlahan.
Perjalanan dakwah Gus Miftah kemudian berlanjut ke kelab malam dan juga salon plus-plus.
• Galih Ginanjar Singgung Fairuz Bau Ikan Asin, Kenyataannya Kondisi Ini Memang Ada
• Dianggap Lecehkan Umat Hindu, Konser Via Vallen Dikecam Ormas Bali Gara-gara Poster Ini
• Fakta Baru Kecelakaan Maut di Tol Cipali, Obrolan Sopir dan Lirikan Kenek Bikin Amsor Terancam
• Begini Kehidupan Lina Usai Cerai dari Komedian Sule
Awalnya ia masuk lantaran mendapati keluh kesah para pekerja dunia malam yang kesulitan mendapat akses kajian agama.
Ketika hendak mengaji di luar mereka mengaku menjadi bahan pergunjingan. Sebaliknya di tempat kerjanya tidak ada kajian agama yang bisa didapatkan.
Berbeda dengan dulu saat mendapat penolakan ketika hendak memberi kajian, kini banyak pekerja malam yang merasa butuh untuk mendapat pengajian.
Tidak jarang beberapa banyak pekerja malam kemudian berhijrah menjadi lebih baik.
Sejak lima tahun terakhir langkahnya pun didukung oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya asal Pekalongan.