Lorena Tidak Melanjutkan Kerja Sama dengan PT Transjakarta

PT Eka Sari Lorena Transport Tbk yang dikenal dengan nama Lorena tidak melanjutkan kerja sama dengan PT Transjakarta sebagai operator bus.

bus lovers
Bus Lorena 

Untuk mencapai target perjalanan sepanjang 282 kilometer per hari untuk satu unit bus rata-rata hanya terealisasi 61 kilometer per hari.

Ketimbang menjadi operator bus Transjakarta, Lorena lebih memilih menjadi transportasi penghubung kota di sekitar Jakarta menuju sumber aktivitas di Jakarta.

WARTA KOTA, PALMERAH--- PT Eka Sari Lorena Transport Tbk yang dikenal dengan nama Lorena tidak melanjutkan kerja sama dengan PT Transjakarta sebagai operator bus.

Kerja sama tidak dilanjutkan karena Lorena tidak pernah mencapai target jarak tempuh per harinya.

Dalam kontrak Lorena memperoleh bayaran dari Transjakarta per kilometer.

Direktur Eka Sari Lorena Transport, Dwi Ryanta Soerbakti, mengatakan, untuk mencapai target perjalanan sepanjang 282 kilometer per hari untuk satu unit bus rata-rata hanya terealisasi 61 kilometer per hari.

“Transjakarta ini permasalahan terbesar, PT Transjakarta mengutamakan bus mereka sendiri dibanding operator,” kata Ryanta, Rabu (12/6/2019).

BPKP Telah Selesai Verifikasi Dana Talangan Proyek Jalan Tol

Di sisi lain, rute jarak pendek yang dilakukan melalui kerja sama dengan Transjakarta sebagai operator bus Transjakarta secara bisnis juga tidak terlalu menguntungkan.

Dari target pendapatan sebesar Rp 23,2 miliar pada 2018, realisasinya tidak sampai setengahnya atau hanya sebesar Rp 10,21 miliar.

Tahun ini, Lorena  tidak melanjutkan kerja sama kontrak dengan Transjakarta yang telah berakhir pada November tahun lalu.

“Kami lihat lagi ke depan, mungkin 2021 saya pertimbangkan jadi operator Transjakarta lagi,” kata Ryanta.

Jadi Tersangka, Bagaimana Nasib Saham Terafiliasi dengan Sjamsul Nursalim

Ketimbang menjadi operator bus Transjakarta, Lorena lebih memilih menjadi transportasi penghubung kota di sekitar Jakarta menuju sumber aktivitas di Jakarta.

Satu di antaranya menjadi bus bandara dengan menggunakan bus mini.

Selain itu, Lorena juga telah bekerja sama dengan grup Sinar Mas untuk menjadi penyedia shuttle bus di kota-kota yang sedang dikembangkan developer properti itu.

Untuk penyedia shuttle bus, kata Ryanta merupakan bisnis fixed income.

Hanya saja kontribusinya masih kecil jika dibandingkan dengan seluruh pendapatan Lorena.

Perang Dagang, Donald Trump: Tarif Adalah Alat Negosiasi Hebat

Untuk memperkuat rute-rute pendek itu perusahaan bakal menambah sekitar 20 sampai 30 bus mini yang melayani rute seperti Kota Wisata Cibubur-Bandara Halim Perdanakusuma.

Rute lain yang akan digarap adalah Rancamaya-Bandara Halim Perdanakusuma, South Quarter Lebak Bulus-Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, dan AEON Mall-BSD-Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma.

“Kami siapkan Rp 10 miliar dulu,” kata Ryanta.

Ryanta mengatakan, satu unit bus mini harganya sekitar Rp 500 juta.

Terus Diancam Amerika Serikat, China Akan Segera Bertindak

Sampai akhir Mei 2019, Lorena telah menambah sekitar enam unit bus mini yang disiapkan untuk rute-rute tersebut.

Ryanta mengatakan, segmen operasi untuk rute jarak pendek memang belum banyak berkontribusi pada pendapatan Lorena.

Pada tahun 2018 dari total pendapatan Rp 102,24 miliar, segmen shuttle bus hanya berkontribusi Rp 4 miliar.

“Tapi ke depan potensinya sangat besar karena perubahan yang kerap digencarkan pemerintah agar masyarakat menggunakan transportasi publik,” katanya.

Lari dari Korea Utara, Malah Bernasib Tragis di China

Berita ini sudah diunggah di Kontan.co.id dengan judul Kerap tak capai target, Eka Sari Lorena (LRNA) tak lagi jadi operator transjakarta dan Lorena (LRNA) siapkan Rp 10 miliar untuk perkuat rute-rute pendek

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved