Pilpres 2019

Jusuf Kalla Sebut Prabowo Orang yang Realistis, Yakin Bakal Terima Apapun Putusan MK

JUSUF Kalla menilai calon presiden Prabowo Subianto dapat menerima apa pun putusan dari sengketa hasil Pilpres 2019 yang diajukan kubu 02 ke MK.

TRIBUNNEWS/RINA AYU
Wakil Presiden Jusuf Kalla, bakal calon presiden Prabowo Subianto, serta bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno, di kediaman dinas Wapres, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/8/2018). 

JUSUF Kalla menilai calon presiden Prabowo Subianto dapat menerima apa pun putusan dari sengketa hasil Pilpres 2019 yang diajukan kubu 02 ke Mahkamah Konstitusi.

Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Maruf Amin itu beralasan, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut adalah seorang yang realistis.

"Saya yakin setelah putusan MK itu memutuskan apa pun, kedua belah pihak menerimanya," ujar JK, ditemui di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).

Kisah Para Perantau, Jadi Sopir Pengacara Hingga Bisa Kuliahkan Dua Anak Sampai Lulus

"Ya, saya yakin (menerima) Pak Prabowo itu orang yang realistis," sambung Wakil Presiden itu.

Ia menguatkan pandangannya itu, setelah melakukan pertemuan tertutup dengan Prabowo Subianto pada 23 Mei 2019.

Dalam perbincangan, keduanya membahas hal terkait konstitusi dan negara.

Merasa Ditipu Separatis, Ajudan Tokoh Utama KKSB Menyerahkan Diri dan Berikrar Setia kepada NKRI

Bahkan, JK dan Prabowo Subianto memiliki kesamaan terkait pandangan perekonomian yang baik untuk Indonesia ke depan, yakni keadilan ekonomi.

"Saya bicara dengan Pak Prabowo sangat bersahabat, pembicaraanya sebagai kawan. Kita bicara solusi negeri akan datang," ungkap JK.

"Kita utamakan keadilan ekonomi dan kita sama-sama. Jadi kita akan bicara lagi. Dan yang lainnya semua sepakat," jelas mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.

Ini Aneka Senjata Tajam yang Disita Polisi dari 81 Terduga Pelaku Tawuran Antar Desa di Buton

JK pun memuji langkah kubu 02 yang akhirnya mengajukan masalah terkait hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi.

"Pak Prabowo dengan baik membawa itu ke MK. Itu kan suatu solusi demokratis, konstitusional, ya kita menunggu hasil MK itu lah," paparnya.

Lebih jauh, Wakil Presiden ini berharap rekonsiliasi antara calon Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto pasca-pemilu dapat segera terealisasi dalam waktu dekat.

Polisi Ciduk 81 Terduga Pelaku Bentrok Antar Desa di Buton, Satu Orang Diringkus Saat Apel Pasukan

"Kalau mau lebih aman tentu sekarang (bertemu sebelum putusan MK)," usul JK.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla akhirnya buka suara terkait pertemuannya dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, pada Kamis (23/5/2019) lalu.

Ia mengatakan, pertemuan tersebut dimanfaatkan JK untuk mengetahui langkah Prabowo-Sandi pasca- pengumuman hasil Pemilu 2019 oleh KPU.

JK menuturkan, Prabowo Subianto saat itu berkeinginan untuk menempuh proses konsitusional dengan membawa perkara ke jalur Mahkamah Konstitusi (MK).

 Bule Ini Juga Rela Antre dan Berpanas-panasan Demi Bisa Bertemu Jokowi

Selain itu, di hadapan dirinya, ketua umum Partai Gerindra tersebut sempat menelpon sejumlah orang untuk meminta agar semua aksi massa terkait perkara Pemilu 2019, dihentikan.

"Waktu saya ketemu, dia (Prabowo Subianto) di depan saya menelepon semua orang-orangnya untuk menghentikan semua aksi massa," ungkap JK di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2019) siang.

"Dia perintahkan untuk menghentikan semua aksi massa, dan akan menjalani proses konstitusi yang baik," sambungnya.

 Polisi yang Amankan Arus Mudik dan Balik Lebaran Dijaga Anggota Brimob dan TNI Bersenjata

Saat disinggung terkait pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, JK mengatakan pertemuan dimungkinkan akan berlangsung pasca-Lebaran.

"Itu belum kita atur lagi, tapi dalam pertemuan itu, pasti mungkin (setelah Lebaran). Nanti lagi diusahakan. Karena kemarin kan beliau (Prabowo Subianto) ke luar negeri," paparnya.

Pertemuan antara dua calon presiden tersebut belum terlaksana juga.

 Warga Cibubur Rela Berangkat Pukul 04.00 Pagi Demi Bisa Halalbihalal dengan Jokowi

Padahal, sejumlah pihak telah meminta pertemuan dapat segera dilakukan agar kondisi politik di tengah masyarakat, dapat kembali dingin.

Bahkan, aksi massa yang menggugat Bawaslu pada 21-22 Mei lalu, pecah menjadi kerusuhan serta menimbulkan sejumlah kerugian dan korban jiwa.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta jangan mencampuradukan masalah dugaan ketidakadilan dan kecurangan Pemilu 2019, dengan silaturahmi Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

 Terik Matahari di Lapangan Monas Tak Surutkan Antusiasme Warga Bertemu Jokowi untuk Halalbihalal

Katanya, jangan berpandangan dengan adanya silaturahmi antara kedua calon presiden tersebut, maka lalu masalah Pemilu 2019 dianggap selesai.

"Jadi jangan kita mau dikompromikan antara yang hitam dengan yang putih, air dengan minyak, tapi kalau silaturahmi, silaturahmi," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

 Polisi Benarkan Isi Rekaman CCTV Ambulans Bagikan Amplop kepada Perusuh Aksi 22 Mei

Penyataan Fadli Zon tersebut merespons munculnya desakan permintaan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto, untuk mengendorkan tensi politik yang tinggi sekarang ini.

Sehingga, seolah-olah permasalahan selesai dengan adanya pertemuan tersebut.

"Persoalan silaturahmi itu satu soal, persoalan kecurangan itu soal yang lain, jadi silaturahmi ya silaturahmi. Tapi kalau persoalan kecurangan, ketidakadilan, ketidakjujuran itu persoalan yang lain," tuturnya.

 Pimpinan Lembaga Survei Jadi Target Pertama Pembunuhan Pemilik Senjata Api ilegal, Ini Motifnya

Fadli Zon mengaku belum tahu kapan rencananya pertemuan dua kontestan Pilpres 2019 tersebut akan digelar.

Saat ini, pihaknya masih berjuang di Mahkamah Konstitusi, untuk menggugat hasil Pemilu 2019.

"Sekarang ini kan berada di proses MK, biarlah, dalam rangka mendewasakan politik kita, MK ini harus dihargai, karena di sini akan disampaikan tentang bukti-bukti kecurangan dari salah satu paslon," paparnya.

 Tiga Alasan Anak-anak Terlibat Kerusuhan Aksi 22 Mei, Salah Satunya Diduga Diajak Guru Ngaji

Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mendorong rekonsiliasi antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, seusai gelaran Pilpres 2019.

Menurut Bara Hasibuan, pihak yang kalah harus bisa berbesar hati.

"Rekonsiliasi bisa terwujud jika ada kebesaran hati dari pihak yang kalah. Mengakui hasil. Seberapa pun mengecewakan harus diakui. Itu adalah kuncinya," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

 ‎BREAKING NEWS: Ini Empat Pejabat Nasional yang Jadi Target Pembunuhan

Legislator PAN itu pun menyayangkan ajakan Jokowi bertemu Prabowo Subianto, belum direspons mantan Danjen Kopassus itu.

Padahal, Jokowi telah memberikan sinyal untuk bertemu seusai pencoblosan pada 17 April lalu.

"Presiden Jokowi sudah memberikan sinyal ya. Memberikan gestur juga memberikan pesan pada Pak Prabowo, tapi sampai sekarang belum ada tanggapannya ya, saya sesalkan," beber Bara Hasibuan.

 Polisi Larang Doa Bersama di Depan Gedung Bawaslu, Fadli Zon Bilang Bakal Digelar di Masjid

Sebelumnya, Jokowi beberapa kali menegaskan bahwa ia telah berinisiatif sejak awal untuk bertemu Prabowo Subianto.

Jokowi menyebut inisiatif dirinya untuk bertemu Prabowo muncul setelah pemungutan suara Pilpres 2019 pada 17 April.

"Sudah saya sampaikan, saya sudah berinisiatif sejak awal setelah coblosan," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

 Dipanggil Polda Sumut Sebagai Saksi Kasus Dugaan Makar, Jubir BPN Bilang Ongkos ke Medan Mahal

Jokowi mengatakan, seusai pencoblosan ia sudah mengutus orang kepercayaan untuk berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Orang tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil hingga saat ini.

"Sudah mengutus, tapi memang kelihatannya belum ketemu," ucapnya.

 ‎Jadi Target Pembunuhan, Wiranto: Nyawa Ada di Tangan Allah

Dorongan pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto kembali menguat setelah terjadi kerusuhan di sejumlah lokasi di Jakarta.

Namun, Prabowo Subianto hingga saat ini belum juga memberi respons positif ajakan pertemuan dari Jokowi.

Bahkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno menyebut Jokowi hanya akan diterima anggota direktorat komunikasi dan media serta juru bicara, jika ingin bertemu Prabowo Subianto.

 Termasuk Pejabat Nasional yang Diancam Dibunuh, Moeldoko Kini Selalu Dikawal Dua Prajurit Kopassus

Sebelumnya, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap Joko Widodo segera bertemu Prabowo Subianto, untuk menurunkan ketegangan politik di Tanah Air.

Hal itu diungkapkan SBY dalam acara buka bersama para petinggi Partai Demokrat di rumah dinas SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Seperti dikutip Wartakotalive.com dari Kompas TV, SBY menyampaikan pesannya yang dikirim lewat video streaming dari Singapura.

 Kesal Jokowi Dituding Curang, Moeldoko Ungkap Segini Jumlah Pegawai BUMN dan ASN yang Coblos 02

SBY tidak bisa hadir dalam acara tersebut, karena masih menemani Ani Yudhoyono yang dirawat di Singapura.

SBY berharap pertemuan Prabowo dan Jokowi bisa turunkan suhu politik yang memanas.

Berikut ini pesannya:

 Prabowo Berangkat ke Dubai Bareng Warga Rusia, Jerman, dan AS Naik Jet Pribadi

"Jika pertemuan-pertemuan seperti itu dibuka di hadapan publik, tak perlu bersembunyi dan lewat pintu belakang, karena bisa menimbulkan fitnah padahal pertemuannya barangkali baik sifatnya.

Pesan dan harapan saya melalui mimbar ini akan sangat baik dan mulia jika pada saatnya nanti Bapak Prabowo bisa bertemu dengan Bapak Jokowi secara langsung.

Pertemuan antara dua tokoh nasional yang keduanya memiliki pendukung dan konstituen yang besar," ujar SBY dalam video live streaming saat buka puasa, Selasa (28/6/2019).

 Ratna Sarumpaet Stres Dituntut Enam Tahun Penjara dan Kasusnya Dikembangkan Polisi

Dalam acara buka bersama itu tampak hadir Agus Harimurti Yudhoyono, Ferdinand Hutahean, dan beberapa petinggi Partai Demokrat lainnya. (Rina Ayu)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved