Bulan Suci Ramadan

Mengenal Surau Batu di Kalumbuk Padang, Tempat Menyusun Strategi Perang Hingga Tugu Bambu Runcing

Mengenal Surau Batu di Kalumbuk Padang, Tempat Menyusun Strategi Perang Hingga Tugu Bambu Runcing

TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA
Surau Batu Muthmainnah Kalumbuk terletak di Jalan Raya Kalumbuk, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. 

Pada malam hari bulan Ramadan, surau juga ramai dikunjungi warga untuk salat tarawih 11 rakaat dengan empat salam.

"Seusai salat, siswa akan meminta ustaz atau pengurus masjid menandatangani buku agenda Ramadan mereka," tambah Martius.

Jam Matahari Penunjuk Waktu Salat Jadi Penanda Jejak Masjid Jami Nurul Ibadah yang Tertua di Paser

Kue Kering Berbahan Olahan Tauco dari Cianjur, Perpaduan Komposisi Rasa Asin Gurih dengan Manis

Tauco Legendaris Cianjur, Gunakan Guci Berusia Ratusan Tahun dan Proses Pembuatan Tiga Bulan

Surau Batu Muthmainnah Kalumbuk terletak di Jalan Raya Kalumbuk, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat.
Surau Batu Muthmainnah Kalumbuk terletak di Jalan Raya Kalumbuk, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. (TRIBUNPADANG.COM/RIZKA DESRI YUSFITA)

Tugu Bambu Runcing

Tepat di samping Surau Batu terdapat tugu perjuangan yang menjulang tinggi. Tugu dari batu itu menyerupai tiga batang bambu runcing.

Tetua di sana mengatakan, tugu bambu di surau mengingatkan akan perjuangan Djamaluddin Wak Ketok, seorang tokoh pejuang sebelum dan setelah kemerdekaan RI.

"Djamaluddin Wak Ketok merupakan seorang tokoh yang melegenda di Kuranji.

Ia melegenda ketika bergabung dalam Batalyon Harimau Kuranji yang dipimpin Mayor Ahmad Husein," kata keponakan Jamaluddin Wak Ketok, Mayarni Abdullah (70).

Pada dinding tugu perjuangan, terpampang ukiran sejarah perjuangan.

Mulai dari nama-nama tim yang tergabung dalam Dewan Perjuangan, yaitu Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Hizbulah (Tentara Allah), Temi, Laskar Muslimin (Lasmi), Majelis Tinggi Kerapatan Adat Minangkabau (MTKAM), Pemuda Republik Indonesia (PRI), Barisan Istimewa (BI), Keputrian Republik Indonesia (KRI) dan Sabil Muslimat.

Pada sisi lainnya tertulis tujuan Dewan Perjuangan, pembagian tugas, strategi yang dipakai dalam peperangan, dan persenjataan yang dimiliki.

Di sana juga tertulis waktu Penyerangan Rimbo Kaluang, yakni 21 Februari 1946 oleh TKR dan barisan barisan dibawah komando Mayor Ahmad Hussien.

Dalam pertempuran itu, gugur Kopral Rifai. Sementara yang hilang Kopral Bahar. Di pihak musuh banyak yang gugur dan luka berat atau ringan.

Saat itu Surau Batu menjadi markas utama Dewan Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia (DPKRI) atau dikenal juga dengan sebutan Dewan Perjuangan Rakyat Padang (DPRP).

 "Surau digunakan sebagai tempat menyusun strategi perang. Kemudian juga tempat menyimpan senjata perang," kata Mayarni Abdullah.

Mayarni Abdullah mengatakan, pada masa bagolak, Jamaluddin Wak Ketok meninggal dunia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved