Perbankan
Hadirkan Fitur Baru, digibank by DBS Kini Bisa Ajukan KTA Instan hingga Transfer Valas
Layanan 'digibank by DBS' terus berbenah dengan menghadirkan tiga fitur baru, yaitu KTA Instan, e-SBN, dan Transaksi Transfer Valas.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Fred Mahatma TIS
"Nasabah dapat mengajukan pinjaman hingga Rp 30 juta kapan saja dan di mana saja serta mendapatkan kepastian persetujuan dalam 60 detik,” tambahnya.

e-SBN
Selain KTA Instan, nasabah digibank by DBS kini dapat berinvestasi secara mudah dan cepat melalui fitur pembelian electronic-Surat Berharga Negara (e-SBN).
Fitur ini memberikan kesempatan bagi nasabah yang ingin mengembangkan investasi.
Senior Vice President Digibank Partneship & Distribution PT Bank DBS Indonesia Neni Veronica mengatakan, selain deposito, kini nasabah memiliki alternatif pembelian e-SBN sebagai produk pengembangan dana.
Kedua layanan ini dapat dilakukan melalui 1 aplikasi kapan saja dan di mana saja tanpa harus datang ke bank.
"Melalui fitur e-SBN ini nasabah secara tidak langsung turut mendukung program pemerataan pembangunan Indonesia oleh pemerintah yang memperoleh dana dari hasil penjualan SBN,” kata Neni.
Transfer Valas
Sementara melalui fitur Transfer Valas, nasabah dapat melakukan transfer valas bebas biaya ke lebih dari 20 negara tujuan dengan tujuh mata uang asing (USD, SGD, AUD, EUR, HKD, CAD, dan GBP) dengan FX juara, kirim dan terima di hari yang sama serta akses 24/7 tanpa perlu ke cabang.
“Bank Indonesia mencatat bahwa jumlah remitansi non tunai pada 2018 telah mencapai 62 persen. Akan tetapi, pembayaran tersebut tidak menggunakan rekening pribadi, melainkan transaksi yang dititipkan melalui pihak ketiga," papar Neni.
"Berangkat dari hal ini, kami memberikan akses terhadap masyarakat Indonesia untuk dapat lebih mudah dalam melakukan transaksi perbankan dengan mata uang asing ke luar negeri tanpa harus memikirkan biaya tambahan dan lamanya proses transfer valas tersebut,” imbuhnya.
Fitur e-SBN dan Transfer Valas yang ada di digibank by DBS dikembangkan berdasarkan hasil studi dan masukan nasabah, khususnya segmen affluent.
Segmen ini menginginkan perangkat digital canggih untuk membantu pengelolaan portofolio keuangan.
“Berdasarkan data, segmen affluent Indonesia ini lebih tinggi dibandingkan dengan segmen serupa di negara lainnya di Asia Pasifik,” tutur Wawan Salum.