Dampak Perang Dagang, Ada 8 Fakta Dibalik Huawei Masuk Daftar Hitam oleh Donald Trump

Perang dagang AS-China yang tak berkesudahan membuat Google berencana mencabut lisensi Android untuk Huawei.

thinkstockphotos
Ilustrasi. Perang dagang AS-China yang tak berkesudahan membuat Google berencana mencabut lisensi Android untuk Huawei. 

Kemungkinan, dampak pencabutan lisensi ini baru akan terasa beberapa bulan mendatang.

Perangkat Huawei yang beredar saat ini masih bisa menggunakan ponsel Huawei sebagaimana mestinya.

"Terkait pertanyaan pengguna Huawei terhadap langkah kami untuk mematuhi ketentuan pemerintah AS baru-baru ini: Kami memastikan kepada Anda, saat kami mematuhi semua persyaratan pemerintah AS, layanan-layanan seperti Google Play dan fitur keamanan Google Play Protect akan tetap bisa berfungsi pada perangkat Huawei sudah beredar saat ini ," tulis Google dalam akun Twitter @Android, Senin (20/5/2019).

Huawei pun mengamini hal tersebut dengan menjanjikan pembaruan keamanan dan layanan purna jual untuk produk yang saat ini tersedia di pasaran.

"Huawei akan terus memberikan pembaruan keamanan dan layanan purna jual untuk semua produk smartphone dan tablet Huawei dan Honor yang ada yang mencakup yang telah dijual atau yang masih ada sebagai stok secara global", jelas Huawei dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Senin (21/5/2019).

Penjelasan Analisis Pasar Modal soal Kinerja Jokowi Selama 5 Tahun

6. Ponsel Huawei terancam batal pakai Android Q

Sebelum masuk ke daftar hitam, nama Huawei sempat disebut dalam acara Google I/O 2019 karena menjadi salah satu vendor yang mendapatkan uji coba program beta Android Q.

Huawei juga mengumukan delapan smartphone besutannya yang akan mengikuti program tersebut.

Perangkat tersebut adalah Honor View 20, Honor Magic , Mate 20, Mate 20 Pro, Mate 20X, Mate 20 RS Porsche Design, P30 dan P30 Pro.

Namun setelah keputusan ini, kedelapan ponsel tersebut kemungkinan batal mendapatkan pembaruan Android Q beta.

7. "Rencana B"

Huawei Huawei sadar betul ancaman perang dagang ini. CEO Huawei, Richard Yu Chengdong, sesumbar tengah menyiapkan sistem operasi sendiri agar ponsel pintarnya tidak bergantung dengan Android atau Windows untuk perangkat laptop.

Sistem operasi Huawei kabarnya mulai dikembangkan sejak tahun 2012.

Sepertinya, pengembangan OS tersebut terus berlanjut.

"Kami akan terus membangun ekosistem perangkat lunak yang aman dan berkelanjutan, untuk memberikan pengalaman terbaik bagi semua pengguna secara global," jelas perwakilan Huawei.

Trump Bilang Perusahaan Asing Hengkang dari China, China Bantah Klaim Donald Trump

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved