Pemilu 2019

Tetap Dukung Prabowo, Partai Demokrat Tegaskan Tidak Akan Ikut Aksi Massa 22 Mei 2019

Sikap Partai Demokrat semakin jelas, yaitu menyatakan tegas tidak akan terlibat dalam aksi massa 22 Mei 2019 atau yang populer dengan people power.

WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono bersama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, berjabat tangan seusai melakukan petemuan tertutup di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12/2018). Partai Demokrat dan Partai Gerinda bersepakat memenangkan pemilu presiden dan legislatif pada 2019. 

Sikap Partai Demokrat semakin jelas, yaitu menyatakan tegas tidak akan terlibat dalam aksi massa 22 Mei 2019 atau yang populer dengan sebutan people power.

SEPERTI diketahui, aksi massa 22 Mei 2019 atau yang populer dengan sebutan people power adalah aksi pengerahan massa yang bertujuan untuk menolak atau mempersoalkan hasil penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilu Serentak 2019 yang dianggap curang.

Karenanaya, Partai Demokrat memastikan tidak akan terlibat dalam aksi massa tanggal 22 Mei 2019 yang akan menolak atau mempersoalkan hasil Pemilu serentak 2019.

"Saya pastikan dari Partai Demokrat 'ndak' ikut itu," kata Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan di sela proses rekapitulasi tingkat nasional KPU RI, di Jakarta, Senin (20/5/2019) dini hari.

Hinca mengatakan, bilamana terdapat dugaan kecurangan dalam pemilu, Demokrat memilih untuk mengikuti alur konstitusional melalui pengaduan kepada Bawaslu atau Mahkamah Konstitusi.

 VIRAL di Media Sosial! Rumah Super Megah Tak Berpenghuni Ini Dijual Murah

 Dianggap Meresahkan, Penyebar Hoaks Anggota TNI Meninggal Dunia karena Cacar Monyet Dipolisikan

 PERNYATAAN KERAS Ferdinand Hutahean: Saya Menyatakan Berhenti Mendukung Prabowo-Sandi

 BPN Diminta Buktikan Kecurangan Pemilu, Jika Tidak Ada Bukti? Din Syamsuddin: Tuduhan Itu Fitnah

Menurut Hinca Panjaitan, selama ini Demokrat mendukung penuh pelaporan dugaan kecurangan pemilu yang dilakukan Badan Pemenangan Prabowo kepada Bawaslu, karena itu adalah jalur yang konstitusional.

Adapun Hinca Panjaitan menekankan, Demokrat tetap akan berada dalam koalisi partai politik pendukung Prabowo-Sandi sampai hasil akhir penghitungan suara pemilu diumumkan 22 Mei 2019.

Dia menegaskan, jika Demokrat pergi sebelum hasil akhir diumumkan KPU, maka sama halnya Demokrat "walk out" dari pertandingan yang sedang berlangsung.

"Bagaimana kau sedang bermain bola belum selesai, terus kau pergi dari luar lapangan. Biarkan kami di dalam lapangan sampai peluit ini ditiup berakhir. Nanti kalau kau tinggalkan pertandingan sebelum peluit ditiupkan itu WO, tidak 'fair'," kata Hinca Panjaitan.

Demokrat tekankan koalisi pencapresan berakhir tanggal 22 Mei

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menekankan koalisi partai politik dalam pencalonan capres-cawapres akan berakhir seiring pengumuman hasil Pemilu serentak 2019, tanggal 22 Mei 2019.

"Saat ini saya luruskan, Demokrat tetap bersama 02, sampai nanti tanggal 22 Mei," kata Hinca dijumpai di sela proses rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional di Gedung KPU RI, Jakarta, Senin dini hari.

 VIRAL! Pegawai Minimarket Ini Diseret-Seret Kekasihnya Pakai Motor, Begini Kronologisnya

 Ani Hasibuan Dokter Bongkar Kematian Anggota KPPS Nilai Ada Kejanggalan Penanganan Laporan Kasusnya

 Syahrini Bergelimang Harta Naik Jet Pribadi Hingga Bisa Keliling Dunia Meski Tanpa Bernyanyi

 GEGER, KKB Papua Ancam Bantai Pekerja PT Freeport, Tantang Perang dengan Indonesia

Pernyataan Hinca menanggapi cuitan kader Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menyatakan tidak lagi mendukung Prabowo-Sandi setelah adanya buzzer di medsos yang melakukan perundungan terhadap istri Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono yang sedang sakit.
​​​​​​
Hinca mengatakan Demokrat bisa memahami perasaan Ferdinand, namun Demokrat secara organisasi akan menuntaskan koalisi dengan partai politik pendukung Prabowo-Sandi hingga peluit pertandingan selesai ditiup pada 22 Mei.

"Kenapa 22 Mei, karena koalisi partai politik ini memang dimaksudkan untuk capres, nah peluit terakhir ditiupkan oleh wasit dalam hal ini KPU itu nanti tanggal 22, nah kalau sudah ditiup peluit pertandingan berakhir ya berakhir," kata Hinca.

Mengenai koalisi ke depan, Hinca menyatakan hal itu menjadi kedaulatan masing-masing partai politik dan Dia menegaskan koalisi parpol selama pencapresan bukan koalisi seumur hidup.

"Bagi Demokrat menyentuh garis finish koalisi harus kami tuntaskan dengan konsisten sampai 22 Mei itu," kata dia.

Gabung koalisi Jokowi

Belakangan Demokrat diisukan akan bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Jokowi. Selain itu, muncul juga isu AHY mendapat tawaran menjadi menteri di kabinet Jokowi.

Kedua isu ini mencuat lantaran Komandan Satuan Tugas Bersama Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat diundang Presiden Jokowi ke istana presiden.

Selain itu AHY juga tampak hadir dalam pertemuan Forum Bogor yang mayoritas pesertanya adalah kepala daerah, beberapa waktu lalu.

Menanggapi isu tersebut, Hinca menyampaikan seluruh warga negara boleh bertemu dan bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi.

Terlebih, kata dia, AHY datang ke istana karena diundang Presiden Jokowi.

"Ingat lah bahwa pak Jokowi memanggil mas AHY itu dalam kapasitas pak Jokowi sebagai presiden bukan capres," kata dia.

Sedangkan mengenai kehadiran AHY di Forum Bogor, Hinca menekankan bahwa AHY sebagai anak bangsa wajar ikut berdialog dan berdiskusi dalam forum itu.

Demokrat bantah ada keretakan di koalisi Prabowo-Sandi

SEKJEN Partai Demokrat Hinca Panjaitan saat ditemui di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/2018).
SEKJEN Partai Demokrat Hinca Panjaitan saat ditemui di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/2018). (Kompas.com/Ambaranie Nadia)

Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan membantah ada keretakan di internal Koalisi Indonesia Adil dan Makmur dalam mendukung capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi.

"Sama sekali tidak ada keretakan, anda bisa menyaksikan AHY tampil sangat prima di Bandung, menggunakan kesempatan yang sempurna untuk menyampaikan pikiran Partai Demokrat bersama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur," kata Hinca dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin.

Dia mengatakan ketidakhadiran AHY dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi pada Minggu (7/4) karena masih sakit sehingga tidak memungkinkan hadir dalam acara tersebut.

Hinca menegaskan tidak ada larangan dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar kadernya tidak hadir dalam kampanye akbar tersebut.

"Sama sekali tidak ada larangan, kami telah mempersiapkan sangat matang, terbukti ada tim Demokrat di dalam kampanye tersebut," ujarnya.

 Dokter Ini Kaget, Temukan Stang Motor di Dalam Rahim Wanita Ini, Ternyata Sudah 2 Tahun Dalam Rahim

 HEBOH! Ayu Ting Ting Ngamuk, Dituding Comot Foto Orang Lain di Instagram, Begini Kronologisnya

Hinca mengatakan, persiapan yang dilakukan Demokrat adalah apabila AHY tidak bisa hadir maka dirinya sebagai Sekjen Demokrat, dan kalau tidak bisa hadir juga, maka ada Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan.

Selain itu Hinca mengatakan tidak ada keretakan di internal koalisi Prabowo-Sandi meskipun AHY dan dirinya tidak bisa hadir dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi.

Menurut dia, pada Minggu (7/4) malam sudah berkomunikasi dengan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan pimpinan Koalisi Adil dan Makmur untuk membicarakan tahapan kampanye pilpres berikutnya.

"Hari ini Prabowo telah di Yogyakarta untuk kampanye dan seterusnya kami bicara," ujarnya.

Sebelumnya, dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Minggu (7/4), pimpinan Demokrat yang hadir antara lain Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dan Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli.

Hinca Pandjaitan menegaskan bahwa Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak bisa menghadiri kampanye akbar Prabowo-Sandi pada Minggu (7/4) karena sedang sakit.

"Saya juga tidak bisa menghadiri kampanye akbar Prabowo-Sandi karena  dari daerah pemilihan (dapil) dan  baru tiba di Jakarta sekitar pukul 07.20 WIB lalu langsung menuju SUGBK.

Namun menurut dia, setelah tiba di SUGBK, tidak bisa masuk ke dalam karena sudah penuh dengan massa pendukung Prabowo-Sandi.

Hinca mengatakan, Demokrat sudah menyiapkan kadernya untuk hadir dalam kampanye yang dihadiri sekitar 1 juta orang tersebut, yaitu Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dan Djafar Hafsah, Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli. (Antara)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved