Pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang Klaim Tindak Tegas PO Bus Nakal
Para pengusaha PO bus di Terminal Terpadu Pulo Gebang serentak mengatakan bahwa terminal bayangan masih menjamur di wilayah Jakarta.
Penulis: Rangga Baskoro |
Selain adanya 'permainan', masyarakat pun banyak yang lebih memilih untuk membeli tiket di terminal bayangan.
Hal itu lantaran penumpang tak perlu repot dan menghabiskan uang tambahan untuk pergi ke terminal agar bisa menaiki bus yang dipilihnya.
"Penumpang enggak mungkin datang kemari kalau depan rumahnya ada. Biar pun sekarang banyak ojek online dan Transjakarta yang murah dan cepat tapi masyarakat pasti lebih milih terminal bayangan karena dekat," tuturnya.
Karyawan PO Safari Dharma Raya, Mulyono, membenarkan pernyataan Martahan soal keberadaan terminal bayangan yang masih marak.
• Mudah Disusupi Malware, Pendiri Telegram Sindir WhatsApp
Meski tak menyebut Pemprov DKI Jakarta tak berhasil menuntaskan masalah, dia lantang mengatakan terminal bayangan masih tumbuh subur.
"Kalau soal penindakan saya enggak mau ngomong, tapi terminal bayangan masih ada, masih banyak. Masyarakat juga pasti lebih milih terminal bayangan dibanding datang ke terminal seperti ini," kata Mulyono.
Letak terminal bayangan yang tak jauh dari lokasi tempat tinggal calon penumpang bus menjadi alasan utamanya.
"Kalau orang baru pertama datang ke terminal pasti bingung. Beli tiket di sini, terus berangkat nunggu bisnya di lantai dua. Tapi kalau dari terminal bayangan kan langsung, beli tiket, terus tinggal nunggu," ujarnya.
• Bagaimana Prospek IHSG Besok? Simak Penjelasan Analisis dan Rekomendasi Saham
Karyawan PO Mulya Indah, Fitri juga mengeluhkan keberadaan terminal bayangan yang setiap tahunnya semakin digemari masyarakat sehingga menurunkan omzet PO resmi.
Fitri bahkan pesimistis pemerintah dapat menuntaskan masalah terminal bayangan yang sudah lama akrab dengan kehidupan masyarakat.
"Terminal bayangan berpengaruh banget ke penurunan penumpang, semakin banyak. Dulunya setiap tahun kita protes, tapi sekarang enggak, habis enggak didengerin, buat apa protes," kata Fitri.
Pengurus PO Gunung Mulia Putera, Zainuri menyesalkan sikap pemerintah yang meminta seluruh PO beroperasi di terminal tapi seakan tutup mata akan keberadaan terminal bayangan.
Dia menilai gelar terminal terbesar se-Asia Tenggara yang disandang Terminal Pulo Gebang tak berarti karena suburnya terminal bayangan.
"Terminal bayangan itu banyak, saya saja sampai lupa saking banyaknya. Ada di Pulo Gadung, Pangkalan Jati, Klender, itu semuanya terminal bayangan. PO yang di dalam itu banyak yang gulung tikar karena penumpang lebih milih terminal bayangan," kata Zainuri.