Kerusuhan Lapas Langkat

24 Tuntutan Napi Lapas Langkat yang Dipenuhi Petugas, Minta Kalapas Dicopot dan Protes ke Istrinya

24 Tuntutan Napi Lapas Langkat yang Dipenuhi Petugas, Minta Kalapas Dicopot dan Protes ke Istrinya

Tribun Medan
Suasana di Lapas Klas III Narkotika Langkat di Kecamatan Hinai, Langkat, Sumatera Utara (Sumut). 

Sejauh ini, pihaknya mendapat informasi terkait tuntutan fasilitas air dan makanan yang tidak layak sehingga napi protes.

"Yang jelas kita harus memberikan fasilitas dan melayani dengan baik. Fasilitasnya air harus lancar dan makanan harus diperhatikan. Nanti kita cari solusinya, kita mau cek dulu kebenarannya. Soal narkotika dan dugaan pemukukan masih akan kita cek dan cek Kebenaran," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) narkotika Langkat, Sumatera Utara, yang menyebabkan 500 narapidana kabur.

Satu dari tiga lembar kertas berisi tuntutan narapidana Lapas Narkotika Langkat yang diperoleh Tribun-Medan.com, Kamis (16/5/2019). Suasana mencekam mulai mereda setelah TNI dan Polri melakukan negoisasi dengan napi.
Satu dari tiga lembar kertas berisi tuntutan narapidana Lapas Narkotika Langkat yang diperoleh Tribun-Medan.com, Kamis (16/5/2019). Suasana mencekam mulai mereda setelah TNI dan Polri melakukan negoisasi dengan napi. (TRIBUN MEDAN/DEDY KURNIAWAN)

Sistem yang Buruk

Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menilai sistem yang ada di dalamnya buruk sehingga masalah ini kembali muncul.

Kepala BNN Komjen Heru Winarko menilai perlu dilakukan pembenahan sistem untuk membenahi manajemen pengelolaan lapas

Sebab, kasus kerusuhan hingga menyebabkan pembakaran lapas bukan yang pertama kali terjadi.

"Kasus pembakaran yang terjadi di lapas Langkat, menjadi perhatian kita. Saya dapat kabar, kasus pembakaran ini merupakan yang kedua kalinya terjadi. Harus segera dilakukan pembenahan," kata Heru, Jumat (16/5/2019).

Menurut Heru, kasus itu terjadi karena sistem pengamanan yang ada di dalam lapas dinilai buruk. Sehingga pembenahan harus segera dilakukan agar kasus ini tak terjadi di tempat-tempat lain.

Selama ini, kata Heru, fenomena yang terjadi di dalam lapas sudah dipantau pihaknya melalui deputi pemberantasan.

Bukan hanya napi semakin liar, namun warga binaan yang ada di dalamnya masih dengan bebasnya melakukan pengendalian narkotika

"Dari beberapa pengungkapan yang kami lakukan, semua bermuara ke lapas. Yang terbaru kemarin, 200 kilogram sabu dikendalikan dari lapas Cirebon," ungkapnya.

Heru menyebut, pihaknya sudah melaporkan masalah itu ke Dirjen Pemasyarakatan (dirjen PAS) sejak setahun belakangan.

Namun, perbaikan sistem tak juga kunjung dilakukan sehingga terus menimbulkan kejadian.

"Kami bicarakan formula untuk menanggulanginya sudah setahun ini berjalan. Harapannya perbaikan sistem untuk memutuskan mata rantai jaringan mereka," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved