Bulan Suci Ramadan

Ditanya Soal Kemungkinan Sweeping Ormas Saat Ramadan, Anies Baswedan: Tahun Lalu Ada Enggak?

BULAN suci Ramadan adalah bulan di mana Umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan makan dan minum serta hawa nafsu kurang lebih selama 14 jam.

WARTA KOTA/ANGGIE LIANDA PUTRI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Monas, Kamis (2/5/2019). 

BULAN suci Ramadan adalah bulan di mana Umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Menahan makan dan minum serta hawa nafsu kurang lebih selama 14 jam.

Banyak dari masyarakat yang punya kedai atau warung makan secara sukarela menutup usahanya di siang hari.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang tengah berpuasa.

Ini Alasan Pemerintah Masih Rahasiakan Lokasi Ibu Kota Baru Pengganti Jakarta

Begitu pula dengan tempat-tempat hiburan malam yang diatur dan dibatasi jam bukanya.

Tapi, terkadang ada segelintir kelompok masyarakat melakukan sweeping secara mandiri, tanpa keterlibatan pemerintah di dalamnya, alias ilegal.

Dalam aksinya, mereka kerap memaksa kedai-kedai makanan yang buka di siang hari, menutup usahanya hingga Magrib tiba.

Menanggapi kemungkinan adanya segelintir kelompok masyarakat berbuat demikian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjamin aksi-aksi semacam itu tidak akan terjadi.

Vanessa Angel Curhat kepada Kuasa Hukumnya: Bang, Kok Aku Diginiin?

Sebab, ia berkaca pada suasana ketertiban di Bulan Ramadan tahun lalu. Di mana, katanya, tidak ada satu pun aksi pemaksaan penutupan warung makan dari sekelompok masyarakat.

"Tahun lalu ada enggak? Enggak ada. Insyaallah enggak ada juga tahun ini," ucap Anies saat ditemui di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019).

Lebih lanjut Anies Baswedan berharap, bulan spesial ini bisa menjadikan pengantar bagi umat muslim mencapai derajat ketakwaan lebih tinggi dibanding bulan lainnya.

Amien Rais: KPU Itu Makhluk Politik Buatan Pemerintah Petahana

"Selamat menjalakan ibadah puasa, semoga puasa kita nanti akan bisa menjadi pengantar untuk mencapai derajat ketakwaan yang lebih tinggi," papar Anies Baswedan.

Imbauan Menteri Agama

Terpisah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta ormas menahan diri untuk tidak melakukan sweeping atau razia dalam bentuk apapun.

Menurut Lukman Hakim Saifuddin yang ditemui seusai sidang penetapan awal Ramadan 1440H/2019H, Bulan Ramadan adalah bulan untuk melatih diri dan mengendalikan hawa nafsu masing-masing.

"Oleh karenanya, saya berharap sebagaimana yang saya sampaikan tadi sebuah imbauan, mari setiap kita saling menghormati," ujarnya di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019).

BREAKING NEWS: Densus 88 Tembak Mati Dua Terduga Teroris di Bekasi, Dua Lagi Kabur Bawa Peledak

"Menghormati bulan suci ini, sehingga tidak melakukan hal-hal yang bisa berpotensi menimbulkan kerawanan sosial," sambungnya.

Ia menuturkan, tak perlu setiap pribadi mengambil tindakan sendiri, atau main hakim sendiri, karena negara ini merupakan negara hukum.

"Jadi kalau ada hal-hal yang dinilai tidak pada tempatnya, saya berharap mohon setiap kita menahan diri," imbaunya.

‎Pindah Ibu Kota Butuh Dana Paling Minim Rp 400 Triliun, Jokowi Tak Ingin Bergantung dari APBN

"Mereka (aparat penegak hukum) yang punya kewenangan untuk melakukan hal seperti itu. Karena semua tindakan itu harus berdasarkan hukum," tambah Lukman Hakim Saifuddin.

Menag Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada ormas-ormas tersebut serta dibantu imbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Semuanya sudah kami komunikasikan, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang berpotensi menimbulkan kegaduhan atau kerawanan sosial secara umum," paparnya.

Jam Rawan Macet Bergeser

Sementara, polisi memprediksi adanya pergeseran jam rawan macet, terutama saat jam masyarakat masuk dan pulang kerja selama Bulan Ramadan.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol M Nasir mengatakan, perubahan itu terjadi lantaran merujuk kepada surat edaran Pemprov DKI Jakarta terkait jam masuk dan pulang kerja kantor.

Biasanya masyarakat akan mulai berangkat menuju kantor pukul 05.30 WIB. Namun, terjadi pergeseran menjadi ke pukul 06.00 WIB.

Terduga Teroris yang Ditangkap di Bekasi Cuma Satu Orang, Dua Lagi Masih Dikejar

Polisi pun memprediksi jam kemacetan akan berubah menjadi pukul 06.30 WIB di wilayah Jakarta, karena waktu masuk kantor yang disampaikan pemerintah adalah pukul 08.00 WIB.

"Waktu kepadatan arus lantas akan bergeser yang semula pukul 05.30 WIB (daerah penyangga) sudah ada peningkatan dan di dalam kota sekitar pukul 06.00 WIB, akan bergeser sekitar antara pukul 06.00 WIB (di daerah penyangga) dan pukul 06.30 WIB di dalam kota Jakarta," papar Nasir dalam keterangan tertulis, Minggu (5/5/2019).

Tak hanya jam keberangkatan, Nasir turut memprediksi adanya pergeseran waktu kemacetan saat pulang kantor.

Banyak yang Tak Perhatikan, Ternyata Ada Indonesia di Film Avengers: Endgame

Biasanya kemacetan akan terjadi di jalanan mulai pukul 17.00 WIB. Namun selama Bulan Ramadan ini, ia memperkirakan waktu kemacetan akan dimulai pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Hal itu, kata dia, sejalan dengan penerapan waktu pulang kantor yang turut dipercepat oleh pemerintah saat Bulan Ramadan ini.

"Pulang kantor berdasarkan aturan pemerintah dipercepat pukul 15.00 WIB, jadi pergerakan arus lalu lintas akan ikut bergeser di sekitar pukul 15.00-18.00 WIB," terangnya.

Awal Ramadan

Sebelumnya, sidang isbat yang digelar Kementerian Agama bersama sejumlah pihak menetapkan 1 Ramadan 1440 Hijriah atau hari pertama bulan puasa, disepakati jatuh pada Senin (6/5/2019) hari ini.

Keputusan tersebut disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam konferensi pers Sidang Isbat di kantor Kementerian Agama, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019).

Ketetapan tersebut disampaikannya merujuk posisi ketinggian hilal yang dilaporkan oleh beberapa petugas rukiyat yang tersebar di 102 titik di 34 provinsi Indonesia.

BPN Prabowo-Sandi Minta Makam Ratusan Petugas KPPS Dibongkar Lalu Jenazah Diautopsi, Ini Kata KPU

Dalam laporan tersebut, diketahui posisi hilal berada pada ketinggian 4 derajat 30 menit 59 detik sampai dengan 5 derajat 42 menit 59 detik. Jarak itu merupakan angka rerata dari seluruh wilayah di Indonesia.

"Semua peserta sidang isbat secara mufakat menetapkan 1 Ramadan 1440 Hijriah jatuh pada esok hari 6 mei 2019," kata Lukman Hakim Saifuddin.

Posisi hilal diketahui melalui dua metode, yakni hisab dengan cara penghitungan waktu dan jarak bulan, dan rukiyat melihat secara langsung keberadaan hilal.

424 Petugas KPPS Wafat, Fadli Zon: Dulu Ada Kerja Paksa Enggak Meninggal Sebanyak Ini

"Hisab dan rukiyat bukanlah dua metode yang dibenturkan, keduanya adalah metode yang saling melengkapi satu sama lain. Seorang perukiyat harus menguasai hisab, begitu juga hisab, perlu dipastikan melalui metode rukiyat," papar Lukman Hakim Saifuddin.

Hari pertama puasa diharapkannya dapat menjadi momentum untuk menjaga kebersamaan antar- umat muslim di Indonesia.

"Dengan demikian, seluruh Umat Islam akan mengawali puasa di Bulan Ramadan secara bersama-sama. Mudah-mudahan ini sebagai simbol bahwa kita mengawali bulan puasa secara bersama sebagai wujud kebersamaan kita sebagai anak bangsa," paparnya. (Danang Triatmojo/Rina Ayu/Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved