Pilpres 2019

Ditentang Warga, Baliho Raksasa Prabowo-Sandi di Cileungsi Bogor Akhirnya Batal Diturunkan

Baliho Prabowo-Sandi di Cileungsi Bogor batal diturunkan setelah situasi sempat memanas hingga Senin (29/4/2019) malam.

ANTARA/M Fikri Setiawan
Warga Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berkumpul di bawah baliho berukuran 12 x 6 meter batal diturunkan setelah situasi sempat memanas hingga Senin (29/4/2019) malam. 

"Selama ini baik-baik saja, mau membantu saya boleh, mau memilih 01 juga boleh," aku dia.

Djoksan menegaskan, ketika Gatot masih menjadi anggotanya dalam tubuh TNI, sebagai senior ia telah menjelaskan tugas dan kewajibannya dengan baik.

"Memasuki politik saat ini, bebas-bebas saja," terang dia.

Ingin Kalahkan Jokowi di kampungnya

BPN Prabowo-Sandi diprediksi mengincar kemenangan di tempat pemungutan suara (TPS) di dekat kediaman Presiden Jokowi.

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, pendirian Sekretariat Nasional (Seknas) dan Posko BPN di dekat kediaman Jokowi menargetkan sesuatu.

"Siapa tahu di TPS kawasan rumah Jokowi suaranya kalah, salah satunya targetnya itu," terang dia kepada TribunSolo.com, Kamis (10/1/2019).

"Itu akan mempengaruhi opini publik secara nasional, jika Jokowi kalah di kampungnya sendiri," jelasnya menegaskan.

Namun menurut dia, mematahkan suara Jokowi di kampungnya tidak semudah yang dipikirkan.

Dikatakan, selain bertarung di "rumah" orang nomor satu di Indonesia itu, di Solo juga dikenal dengan pemilih loyal.

"Hanya akan mempengaruhi pemilih mengambang (undecided voter) yang menentukan pilihan terutama pemilih muda di perkotaan," katanya.

"Tapi jumlahnya tidak signifikan."

Dia menambahkan, hanya saja starategi itu tetap menganggu psikologi pemilih Jokowi dan juga Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf.

"Tim Jokowi mungkin tidak menyangka strategi kepung rumahnya (Jokowi) ini digunakan kubu Prabowo," ungkapnya.

Strategi lemahkan lawan

Strategi yang digunakan BPN Prabowo-Sandi dengan mendirikan Sekretariat Nasional (Seknas) dan Posko BPN di dekat kediaman Jokowi dinilai sebagai bentuk propaganda untuk melemahkan lawan.

Agus Riewanto memaparkan, strategi itu dalam psikologi politik tentara yang dikenal dengah psywar, bertujuan sebagai bentuk propaganda untuk melemahkan lawan.

"Jadi dengan cara berada langsung di lokasi dimana lawan (Jokowi) berada di situ (Sumber)," paparnya kepada TribunSolo.com, Kamis (10/1/2019).

Bahkan lanjut Dosen Hukum Tata Negera itu menerangkan, strategi mengepung kediaman Jokowi juga dimaksudkan untuk menunjukkan kepada publik jika Djoko Santoso sebagai orang asli Solo, mampu mempengaruhi pemilih di Solo.

"Jadi pertanggungjawaban Djoko Santoso sebagai Ketua BPN Prabowo-Sandi, juga untuk menunjukkan loyalitasnya kepada kubu Prabowo," terang dia.

Dia menambahkan, keberadaan Seknas yang hanya berjarak 1 km dan Posko BPN berjarak 300-400 meter dari kediaman Jokowi, diduga untuk melihat langsung gerak-gerik pemilih di Solo.

"Isu-isu apa yang hangat diperbincangkan publik di Solo, untuk merancang desain politik sehingga ditargetkan bisa mempengaruhi pilihannya pada Prabowo," ungkapnya.

Sebelumnya, Posko Seknas Pemenangan Prabowo-Sandi Solo Raya yang hanya berjarak satu kilometer dari kediaman Presiden Jokowi (Sumber, Solo) diresmikan Sandiaga Uno dan sejumlah tokoh, Minggu (30/12/2018) sore.

Sementara Posko BPN Prabowo-Sandi yang hanya berjarak 300-400 meter dari kediaman Jokowi di Jalan Letjen Suprapto, RT 03 RW 08 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, sudah diresmikan Jumat (11/1/2019).

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul: Minta Maaf, BPN Prabowo-Sandi Minta Relawan di Solo Copot dan Musnahkan Baliho Foto Gatot Nurmantyo

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved