Kisah Seorang Remaja 14 Tahun Dihukum Mati di Kursi Listrik, Mengaku Tak Bersalah Bunuh Dua Gadis
Diketahui, penyebab remaja dihukum mati di kursi listrik karena terbukti membunuh dua gadis.
SEORANG remaja 14 tahun dihukum mati di kursi listrik.
Diketahui, penyebab remaja dihukum mati di kursi listrik karena terbukti membunuh dua gadis.
Namun, pengakuan remaja dihukum mati di kursi listrik jika dirinya tak terlibat kasus pembunuhan tersebut.
WartaKotaLive melansir nationalgeographic.grid.id, George Stinney Jr menjadi orang termuda yang dieksekusi di Amerika Serikat pada abad ke-20.
• Live Streaming Arsenal vs Newcastle Selasa (2/4) Pukul 02.00: The Gunners Menuju Tiga Besar
• Kisah Pawang Hujan Asal Bali, Semakin Kuat Menangis, Air Turun dari Langit Bertambah Deras
• Road To Kilau Raya 2019 Cilacap Bikin Penonton Bernyanyi dan Bergoyang Penuh Sukacita
Remaja kulit hitam berusia 14 tahun tersebut dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan dua gadis kulit putih di sebuah kota di Carolina bagian selatan.
Pada Maret 1944, Betty June Binnicker yang berusia 11 tahun dan Mary Emma Thames, 8 tahun, dinyatakan hilang.
Ayah Stinney yang menjadi bagian dari tim pencari, menemukan mayat kedua gadis itu beberapa jam kemudian di sebuah parit.
Keduanya ditemukan dengan luka pukulan dikepalanya.
Menurut keterangan yang beredar, Stinney bersama saudara perempuannya, Amie Ruffer merupakan orang terakhir yang melihat kedua gadis itu saat berada di sebuah ladang dekat kota Alcolu.
Namun, entah mengapa, polisi lebih mengarahkan perhatian mereka kepada Stinney.
Ia pun langsung ditangkap tanpa adanya bukti dan saksi lebih lanjut.
Bahkan, ia dijauhkan dari orangtua dan penasihat hukumnya ketika diinterogasi pihak berwenang.
Beberapa orang mengatakan, Stinney terlihat sangat ketakutan sehingga ia terpaksa untuk mengatakan seperti apa yang diinginkan polisi.

Meskipun, tidak ada bukti yang mengarahkannya kepada tindak kejahatan tersebut.
"(Polisi) sedang mencari seseorang untuk disalahkan, jadi mereka menggunakan saudara saya sebagai kambing hitam," kata Ruffer.