Hari Air Sedunia

Ajak Masyarakat Susur Ciliwung, Pemprov DKI Kampayekan Pentingnya Air Bersih

Ajak Masyarakat Susur Ciliwung, Pemprov DKI Kampayekan Pentingnya Air Bersih. Ratusan orang menaiki perahu karet dan merasakan sensasi Ciliwung.

Penulis: Feryanto Hadi |
Warta Kota/Feryanto Hadi
Peringatan Hari Air Sedunia tingkat Provinsi DKI Jakarta dihadiri ratusan orang, dari kalangan komunitas atau pegiat lingkungan hidup, murid sekolah hingga warga. Kegiatan dipusatkan di bantaran Sungai Ciliwung di Komplek Asrama Lingkungan Hidup, Jalan Camat Gabun 1, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2019). 

Menurutnya, sampah dan limbah kiriman itu yang menjadi penyebab terhambatnya upaya peningkatan baku mutu air.

Isnawa menyebut, kualitas baku mutu air sungai sangat bergantung dengan keperdulian banyak pihak, terutama masyarakat atau bidang usaha yang diharapkan memiliki kesadaran untuk tidak mencemari sungai.

"Tadi, saat kita susur dari Srengseng Sawah perbatasan Depok hingga Lenteng Agung. Tadi kami lihat di wilayah Jakarta kondisi airnya sudah cukup tertangani. Tapi mohon maaf di kota dlDepok masih kurang, contohnya tadi jami temukan ada pembuangan limbah air kotor misalnya dari peternakan sapi yang kotorannya langsung dibuang ke sungai," ujar Isnama.

"Terus tadi di perbatasan pemukiman juga kami temukan masih ada warga yang membuang sampah ke kali, ini masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama," imbuhnya.

Menurut Isnawa, Sungai Ciliwung sebenarnya mampu menghadirkan banyak potensi baik sosial budaya, ekonomi bahkan pariwisata.

Tetapi, untuk memaksimalkan itu, membutuhkan kerjasama antar-lembaga dan instansi termasuk dengan melakukan kajian mendalam.

"Ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk pariwisata, peningkatan ekonomi masyarakat maupun untuk kegiatan pelestarian dan pengetahuan kebudayaan. Hanya, perlu dikaji mendalam soal misalnya bagaimana kualitas baku mutu airnya, debit airnya, soal kondisi masyarakatnya dan sebagainya," imbuhnya.

Camat Jagakarsa, Mundari menyebut, pihaknya sudah mendata beberapa usaha yang berada di bantaran Ciliwung dan membuang limbahnya langsung ke sungai.

"Mereka kendalanya tidak mengerti bagaimana mengolah limbah karena kebanyakan usaha kecil. Mereka meminta diberikan edukasi, semacam pelatihan. Saat ini masih menunggu dari pihak walikota untuk memberikan pelatihan soal pengolahan limbah itu," kata dia.

Sensasi Susur Ciliwung

Orang-orang tampak bahagia ketika perahu karet menepi di dermaga Asrama.

Perjalanan sekitar enam kilometer ditempuh dalam waktu 40 menit.

Salah seorang peserta, Satrio (25), sebelumnya tidak menyangka masih ada daerah aliran sungai Ciliwung yang belum banyak tersentuh pembangunan turap.

"Masih terlihat alami. Di sepanjang aliran sungai dari Srengseng Sawah ke Lenteng Agung ini masih cukup rimbun. Hanya sedikit terlihat bantaran yang diturap beton," ujarnya.

Menyusuri Ciliwung menjadi pengalaman baru bagi Tuti (28).

Ia menyebut, kegiatan ini "sangat mengasyikkan".

"Ini pengalaman baru buat saya. Saya kira Ciliwung sudah begitu parah. Ternyata masih ada bagian yang asri dan alami. Cuma masih terlihat sampah di aliran sungainya," ungkapnya.

Kegiatan susur Ciliwung digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sebagai bagian dari kampanye "Selamatkan Air Untuk Masa Depan".

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved