Cerita Pak Ndul 'Ahlinya Ahli' Jatuh Bangun Jadi YouTuber Sebelum Viral dengan 665.000 Subscriber
Ahmad Sukoco alias Pak Ndul, petani asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menceritakan jatuh bangunnya menjadi YouTuber bersama timnya.
Nama Ahmad Sukoco, petani asal Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mungkin tidak banyak yang kenal.
Namun jika disebut nama Pak Ndul yang 'ahlinya ahli' dan 'core of the core' mungkin banyak yang tahu. Maklum, beberapa videonya viral di YouTube. Pak Ndul adalah nama populer Ahmad Sukoco.
Berkat keahliannya mengolah kata-kata menjadi lelucon dan humor, nama Pak Ndul kini meroket di kalangan netizen.
Bersama lima anggota tim kreatifnya, dua bulan berkarya konten video lucu, Pak Ndul yang menggunakan akun Wagu (Waton Guyon) berhasil meraih 665.552 subscriber dan 34.101.359 penayangan di YouTube.
Tak hanya meraih subscriber yang tinggi dalam waktu singkat, Pak Ndul sudah diundang di berbagai acara di televisi swasta hingga ke Mabes Polri. Terakhir, Pak Ndul diundang Dedy Cobuzier dalam talkshow Hitam Putih.
Ganti-ganti akun
Ditemui Kompas.com di kediamannya pekan lalu, Jumat (15/3), Pak Ndul menceritakan jatuh bangunnya berkarya membuat konten-konten lucu sebagai seorang YouTuber. Bahkan, Pak Ndul sempat gonta-ganti akun YouTube.
"Awalnya gagal dan gagal karena tidak konsisten dan ketidaktahuan saya tentang YouTube. Kondisi ini menjadikan viewer-nya tidak ada karena nilai jualnya kurang dan belum ada ide-ide yang cemerlang. Dari situ saya belajar hingga menghabiskan waktu ratusan jam apa sih YouTube itu dari tutorial di YouTube," kata Pak Ndul.
• Sibuk Nge-Vlog, Prilly Latuconsina Ogah Jadi Youtuber
Rupanya sebelum fokus konten-konten video lucu berbahasa Indonesia, dua tahun lalu Pak Ndul bersama tim kreatifnya pernah membuat konten serupa dengan bahasa Jawa. Hanya saja video itu kurang mendapatkan tempat banyak dari para netizen.
Video Jawa
Saat berkecimpung dengan video berbahasa Jawa, ia menggunakan empat talent. Sementara dirinya bersama adiknya berada di belakang layar.
"Awalnya Wagu (Waton Guyon) itu ada enam orang. Dari enam orang ini, empatnya menjadi talent dan saya bersama adik lebih banyak dibelakang kamera," ungkap Pak Ndul.
Menurut Pak Ndul, video-video produksi tim kreatif Wagu berjalan namun tidak signifikan pemirsanya. Untuk itu ia bersama timnya membuat video-video lucu dengan konten bahasa Indonesia.
Namun, awalnya konten-konten video berbahasa Indonesa itu seperti tidak ada soul-nya dan lucunya terlihat kering.
Tak menyerah, Pak Ndul bersama timnya mengubah konsep dengan karakter Pak Ndul sejak Desember 2018. Konsep karakter video berbahasa Indonesia yang diperankan Pak Ndul ternyata lebih bisa diterima.
Teman nongkrong
Untuk personel, tim Wagu berasal dari daerah sekitar di Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Tim itu terbentuk lantaran sesama pecinta YouTube yang biasa nongkrong di warung yang menyediakan WiFi gratis.
Sebelum membuat video, Pak Ndul bersama adiknya berdiskusi tentang konsep dan idenya.
Setelah sepakat, dilakukan pengambilan video lalu diedit hingga diunggah di YouTube dengan handycam. Ia memilih topik orang desa karena mudah diterima. Apalagi ia hidup di pedesaan.
• Memilih Menjadi Youtuber Dibandingkan Peneliti, Penjelasan Ditjen Pajak
Untuk membuat video dan editing, tidak ada keahlian khusus yang dimilikinya. Pasalnya ia bersama adiknya tidak memiliki keahlian videografi, seniman dan panggung. "Kami dari teknik. Maka kami belajar secara otodidak," ujar Pak Ndul.