Boeing 737 Max-8 Jatuh, Kemiripan Antara Ethiopian Airlines ET-302 dan Lion Air JT 610

Hanya berselang lima setelah Boeing 737 Max 8 milik Lion Air jatuh, musibah serupa menimpa maskapai Ethiopian Airlines yang memakai pesawat sejenis.

jalopnik.com
Boeing 737 MAX 8 

Hanya berselang lima setelah Boeing 737 Max 8 milik Lion Air jatuh, musibah serupa menimpa maskapai Ethiopian Airlines yang memakai pesawat sejenis.

WARTA KOTA, PALMERAH--- Hanya berselang lima bulan, dunia penerbangan dikejutkan dengan jatuhnya Boeing 737 Max-8.

Pada 29 Oktober 2018, Boeing 737 Max-8 milik Lion Air PK-LQP jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.

Dunia penerbangan kembali berduka dengan jatuhnya Boeing 737 Max-8 milik Ethiopian Airlines ET-302 jatuh, pada Minggu (10/3/2019).

Mencari Layanan Jasa Titip secara Cepat Melalui Aplikasi, Ada Ratusan Jastip

Kedua musibah membuat seluruh penumpang dan kru pesawat tewas.

Peristiwa jatuhnya pesawat milik Lion Air dan Ethiopian Airlines memiliki kemiripan.

Kesamaan dari kejadian itu adalah

1. Kedua maskapai menggunakan pesawat dengan jenis Boeing 737 Max 8.

2. Baik Ethiopian ET-302 maupun Lion Air PK-LQP sama-sama mengalami kecelakaan sesaat setelah pesawat take-off atau tinggal landas.

Ethiopian ET302 jatuh setelah kurang lebih lima menit take-off, sementara Lion Air PK-LQP jatuh 10 menit setelah take-off.

3. Dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari Aviation Safety, Senin (11/3/2019), pilot ET-302 mengatakan memiliki kesulitan mengendalikan pesawat.

4 Titik Bom Bakal Meledak di Kota Sibolga dengan Radius Ledakan 7 Kilometer, Warga Langsung Menjauh

Hal itu juga terjadi dalam penerbangan Lion Air PK-LQP dengan kode penerbangan JT 610 sesaat sebelum jatuh di perairan Karawang.

Pilot Lion Air PK-LQP melaporkan kesulitan mengendalikan pesawat yang menukik beberapa kali.

4. Pilot Lion Air kode penerbangan JT 610 maupun Ethiopian ET-302 sama-sama melaporkan kesulitan mengendalikan pesawat kepada petugas menara ATC.

Petugas ATC kemudian memberikan izin untuk kembali mendarat ke bandara.

Namun, sebelum mendarat, ET-302 jatuh lebih dahulu, sama halnya dengan Lion Air JT 610.

Hingga kini, pihak-pihak terkait sedang mengumpulkan bukti dan penyebab jatuhnya Ethiopian ET302.

Detik-detik Bom Meledak di Kota Sibolga, Tito Karnavian Sebut Jaringan Lampung dan ISIS

Melarang terbang

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengambil langkah untuk melakukan inspeksi dan melarang terbang sementara pesawat terbang Boeing 737-8 Max di Indonesia.

Langkah diambil terkait jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines berjenis Boeing 737 Max 8.

Kebijakan ini diambil untuk memastikan bahwa pesawat yang beroperasi di Indonesia dalam kondisi laik terbang.

Kebijakan melarang terbang sementara Boeing 737 Max 8 sama dengan kebijakan pemerintah China yang melarang maskapainya menerbangkan pesawat jenis itu.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, langkah tersebut diambil untuk menjamin keselamatan penerbangan di Indonesia.

"Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh Ditjen Hubud adalah melakukan inspeksi dengan cara larang terbang sementara (temporary grounded), untuk memastikan kondisi pesawat jenis tersebut laik terbang (airworthy) dan langkah tersebut telah disetujui oleh Menteri Perhubungan” kata Polana.

Tips Menyelesaikan Tagihan Kartu Kredit, Memakai Metode Bola Salju: Bagaimana Penjelasannya?

Inspeksi akan dimulai secepatnya mulai Selasa (12/3/2019).

Apabila ditemukan masalah pada saat inspeksi, maka pesawat tersebut akan dilarang terbang sementara sampai dinyatakan selesai oleh inspektur penerbangan.

Sejauh ini, pengawasan untuk pengoperasian pesawat jenis Boeing 737 Max 8 sudah dilakukan sejak 30 Oktober 2018 lalu setelah kecelakaan Lion Air.

Bilamana jika terjadi masalah atau temuan hasil inspeksi pesawat langsung digrounded di tempat.

Ditjen Hubud terus berkomunikasi dengan Federal Aviation Administration (FAA) untuk memberikan jaminan bahwa seluruh pesawat Boeing 737 Max 8 yang beroperasi di Indonesia laik terbang.

FAA telah menerbitkan Airworthiness Directive yang juga telah diadopsi oleh Ditjen Hubud dan telah diberlakukan kepada seluruh operator penerbangan Indonesia yang mengoperasikan Boeing 737 Max 8.

Saat ini, maskapai yang mengoperasikan pesawat jenis tersebut adalah PT Garuda Indonesia sebanyak 1 unit dan PT Lion Air sebanyak 10 unit.

FAA menyampaikan akan terus berkomunikasi dengan Ditjen Hubud sekiranya diperlukan langkah lanjutan guna memastikan kondisi airworthy (laik terbang) untuk Boeing 737-8 MAX.

Ditjen Hubud juga telah menerima pernyataan langsung dari Boeing Co., di mana pihak manufaktur menyampaikan akan memberikan keterangan terkini terkait hasil investigasi kecelakaan Ethiopian Airlines.

Boeing Co. juga siap menjawab pertanyaan dari Ditjen Hubud tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk memastikan aiworthy jenis pesawat terbang Boeing 737 Max 8.

Untuk itu, Polana mengimbau kepada seluruh maskapai penerbangan untuk mematuhi aturan yang berlaku sebab keselamatan adalah hal yang utama dalam penerbangan.

Laporan SPT, Daftar dan Kode Harta yang Masuk Dalam Laporan SPT

Kompas.com/Akhdi Martin Pratama
Berita ini telah diunggah di Kompas.com dengan judul Efek Domino dari Rentetan Kecelakaan Pesawat Boeing 737 Max-8

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved