LinkAja! Akan Resmi Diluncurkan, Tanggapan Pengamat soal Kolaborasi BUMN Membuat Finansial Teknologi

Ketua Himbara memastikan LinkAja! resmi diluncurkan 13 April 2019, pengamat mengkritisi pembentukan sistem pembayaran digital.

Warta Kota/Aloysius Sunu D
Mulai hari ini,T-Cash berubah menjadi LinkAja, dan pelanggan T-Cash tidak lagi membuka aplikasi tersebut. 

Ketua Himbara memastikan LinkAja! resmi diluncurkan 13 April 2019, pengamat mengkritisi pembentukan sistem pembayaran digital.

WARTA KOTA, PALMERAH--- Ketua Himpunan Bank Pemerintah atau Himbara menyatakan LinkAja! resmi diluncurkan 13 April 2019.

LinkAja! merupakan dompet digital kolaborasi delapan perusahaan BUMN dan dikelola oleh PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya.

Aplikasi LinkAja! merupakan sistem pembayaran digital, ke depannya mulai dari e-cash hingga ke QR code.

Perusahaan ini akan menggabungkan QR code dan e-money masing-masing bank untuk bisa menjadi sistem pembayaran yang sama.

Kereta Anjlok di Bogor Berhasil Dievakuasi, KRL Beroperasi Hingga Stasiun Bogor Mulai Pukul 05.00

Kehadiran LinkAja! akan menjadi kompetitor dan pesaing perusahaan fintech jenis payment ke depannya.

Apakah pemerintah harusnya jadi regulator atau pemain di tengah agresif dan berkembangnya fintech pembayaran saat ini.

Semisal OVO dan Go-Pay, dan lain-lain.

Mencermati kondisi ini, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, menilai, langkah pemerintah membentuk LinkAja! sejatinya kurang tepat di tengah tumbuhkembang perusahaan bidang ini.

Pasalnya, bisa menganggu iklim dan ekosistem yang sudah terbangun selama ini.

"Fintech pembayaran kan lagi tumbuh banget, dari sebelumnya dua sampai tiga pemain, sekarang sudah banyak pemain. Itu membuktikan bahwa swasta berminat untuk berinvestasi di situ," kata Nailul dilansir Warta Kota yang dikutip dari Kompas.com.

Menurut Nailul, ketika minat dan gairah swasta meningkat berinvestasi di perusahaan fintech payment, pemerintah harusnya mendukung dan memberikan insetif agar terus berkembang.

Indentitas WNI Korban Kecelakaan Pesawat Ethiopian Airlines Belum Diketahui

Bukan malah menghambat dan mengambil pangsa lewat pasar lewat layanan LinkAja!

"Ketika swasta berminat harusnya mereka diberikan insentif. Kalau semua BUMN masuk, (maka) menjadi disinsentif bagi swasta di pasar fintech pembayaran," kata Nailul.

Nailus mengatakan,"Itu yang saya khawatirkan, kalau semuanya itu disinsentif otomatis enggak ada lagi swasta yang masuk."

Nailul mengungkapkan, kehadiran layanan LinkAja! ke depan akan menguasai pangsa pasar secara umum meskipun terdapat fintech-fintech payament lainnya juga memberikan pilihan.

Pasalnya, LinkAja! lahir dari delapan perusahaan BUMN, empat di antara bank konvensional yang sudah memiliki pelanggan.

"Dengan kekuatan lebih besar dan gabungan bank negara, dia pasti sangat luas banget," kata Nailul.

Bahkan, kata Nailul, bisa mengalahkan Go-Pay dan OVO.

"Kalau kita biarkan seperti itu otomatis tidak ada lagi pasarnya untuk bawah-bawah ini (fintech lainnya)," katanya.

"Ketika pangsa pasarnya sedikit, dia tidak bisa memberikan pelayanan maksimal dan ditinggal pelanggan. Kata kunci di pasarnya, ketika itu dikuasai (LinkAja!), yang kecil-kecil ini meraup siapa?" kata Nailul.

Meskipun demikian, Nailul berpendapat, kehadiran LinkAja! sebagai layanan pembayaran baru tidak begitu berpengaruh pada konsitensi OVO dan Go-Pay.

Akan tetapi, yang menjadi korban dan terdampak ialah fintech-fintech payment yang baru masuk dan tumbuh.

Sisi iniliah yang harus diperhatikan ketika BUMN memutuskan membentuk LinkAja!.

"Tapi fintech-fintech yang baru masuk dan berkembang yang kasihan. Sedangakan OVO, Go-Pay, Dana, itu sudah ada modal gede," kata Nailul.

Ketika fintech baru masuk dan kecil-kecil bisa berkembang pasarnya hilang ketika diikuti BUMN, dan bisa dibilang distorsi pasar.

Dia menambahkan, pada dasar pemerintah melalui lembaganya harus menjadi regulator dengan melahirkan aturan atau mekanisme yang bisa membuat fintech terus berkembang dan maju.

Hendra/Ahsan Juara All England 2019, Hendra Tidak Memikirkan Kakinya Lagi Sakit

Contohnya, memberikan insentif dan melonggarkan aturan yang ada.

Sehingga, para pelaku usaha dari swasta semakin semangat berminat mengembangkan usah.

Tanpa perlu khawatir ada pesaing-pesaing baru.

"Swasta yang baru masuk dan bisa kita andalkan (sebagai) pesaing, Go-Pay atau OVO. (Pemerintah) bukan sebagai pemain," kata Nailul.

Nailul mengatakan, itu yang harusnya dilakukan pemerintah sehingga kelonggaran-kelonggaran itulah bisa menarik fintech swasta ini bersaing, bukan sebagai pemain harusnya.

Mulai terjawab

Pertanyaan kapan LinkAja! diluncurkan, rupanya mulai terjawab.

Kepastian peluncuran LinkAja! dijawab oleh Maryono, Ketua Perhimpunan Bank Milik Negara atau Himbara.

"LinkAja! akan resmi meluncur pada 13 April mendatang," kata Maryono, Selasa (5/3/2019).

LinkAja! resmi meluncur, Maryono yakin bisa melawan dominasi Go-Pay dan Ovo.

Alasannya LinkAja! disokong oleh delapan perusahaan BUMN, yakni Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, Jiwaraya, Pertamina, dan Danareksa.

"Bayangkan dengan delapan pemegang saham ini betapa besar LinkAja! dan bisa bersaing dengan GoPay dan OVO," kata Maryono.

Besok Mulai Uji Coba MRT Gratis untuk Umum, Sudah 181.000 Orang yang Mendaftar

LinkAja! adalah hasil peleburan layanan keuangan elektronik milik BUMN, dan LinkAja! dioperasikan melalui PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya.

Ke depan para pengguna dapat menghubungkan kartu debit dan kartu kredit untuk melakukan pembelian atau isi ulang (top up) LinkAja!.

Pada tahap pertama, BUMN akan membenahi ekosistem pembayaran LinkAja!.

Setelah memastikan dirilis 13 April 2019, LinkAja! terus berbenah.

"LinkAja! akan memudahkan masyarakat bertransaksi," kata Maryono.

LinkAja! juga bisa digunakan di merchant BUMN dan sebagai pemanis, uang elektronik gabungan BUMN ini akan memberikan gimmick, seperti diskon.

LinkAja! yang sebelumnya sempat digadang-gadang bisa digunakan di jalan tol, Maryono belum bisa memastikan rencana tersebut.

"Nanti ke depan di jalan tol akan ada gerbang khusus LinkAja!. Sedangkan gerbang-gerbang berbasis uang elektronik kartu akan tetap tersedia," kata Maryono.

Maryono berharap masyarakat terbiasa dan akan beralih menggunakan LinkAja!.

Mulai Hari Ini, Naik Bus Transjakarta dari Summarecon Bekasi Gratis Tiap Senin Selama 2 Bulan

Kompas.com/Murti Ali Lingga
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pengamat Ini Kritik Bank BUMN yang Dirikan LinkAja!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved