Kuliner

Ingin Seruput Jamu Kekinian Bernuansa Kota Tua? Hanya Ada di Kafe Jamu Ini

Minuman tradisional ini sudah masuk kafe. Bahkan, kafe tampil kekinian yang menjadi tongkrongan kalangan muda.

Kontan
Cafe Jamu Acaraki 

Minum jamu tidak lagi tampil kuno atau tradisional.

Jamu pun bukan lagi produk minuman tradisional yang digendong oleh ibu--ibu bakul jamu berkeliling kampung mencari pelanggan.

Tapi, minuman tradisional ini sudah masuk kafe. Bahkan, kafe tampil kekinian yang menjadi tongkrongan kalangan muda.

Ya, Anda bisa mendapati minuman jamu dengan suasana modern di Cafe Jamu Acaraki.

Kafe tersebut berada di sekitar kawasan wisata Kota Tua yang menawarkan pengalaman menikmati jamu secara unik.

Letak kafe  dekat Museum Fatahilah, memasuki lorong yang berada di Gedung Kerta Niaga 3.

Memang agak sulit menemukannya, karena tidak ada papan nama.

Minuman Tuak di Bogor Dijual Bebas, Minuman Segar Tak Bikin Mabuk

Meski begitu, Anda bisa bertanya kepada orang-orang di sekitar juga sudah berada di seputaran Museum Fatahilah.

Cara lain menemukan Cafe Jamu Acaraki yakni melalui indra penciuman Anda.

Ketika Anda menghirup aroma beras kencur dan kunyit, berarti Anda sudah berada dekat dengan kafe tersebut.

Kafe yang sudah beroperasi sejak Juli 2018 ini memang unik.

Saat memasuki kafe, Anda mungkin akan berpikir tempat ini adalah kedai kopi. Pengelola memang mendandani tempat ini layaknya dekorasi ala kafe-kafe kekinian.

Nuansa vintage terlihat dari perpaduan dinding bata bercat putih dengan lantai kayu.

Ditambah lagi, kafe ini berada di salah satu bangunan tua yang sudah ada sejak zaman kolonial.

Selain itu, pengunjung juga dimanjakan lewat alunan musik yang menambah kenyamanan suasana.

Jamu Tradisional Akan Bersaing dengan K-Pop

Kelas meracik jamu

Soal menu, Cafe Jamu Arcaraki menyajikan dua bahan dasar jamu sebagai minuman jagoannya yakni kunyit asam dan beras kencur.

Peracik jamu akan mengolah dua bahan dasar ini menjadi berbagai minuman kekinian dan memadukannya dengan soda, creamer, dan susu.

"Kami ingin mengubah persepsi kalau minum jamu itu pahit dan menakutkan," ujar Brand Manager Cafe Jamu Acaraki Hardiana Prasanti.

Peralatan yang digunakan para peracik jamu tidak jauh berbeda dengan para barista yakni menggunakan mesin kopi, alat seduh V60, dan alat kopi french press.

Semua menu di Cafe Jamu Acaraki dibanderol mulai dari Rp 18.000 hingga Rp 35.000 setiap gelasnya.

Cafe Jamu Acaraki juga menyediakan jamu kemasan siap seduh yang bisa dijadikan buah tangan dan dapat diseduh sendiri di rumah.

Sentra Jamu Indonesia Tebar Kafe Jamu

Produk jamu ini diberi brand Wilwatikta. Satu boks yang terdiri atas enam bungkus jamu siap seduh dibanderol Rp 100.000.

Hardiana mengklaim bahwa  Wilwatikta sudah mendapatkan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diedarkan.

Setiap bulannya, Cafe Jamu Acaraki juga membuka kelas umum bagi orang yang berminat mendalami cara meracik jamu.

Peserta kursus membuat jamu akan mendapat filosofi dan mengenali bahan dasar jamu.

Untuk mengikuti kelas jamu, peserta cukup membayar Rp 300.000 setiap pertemuan dengan maksimal peserta 15 orang.

Durasi kelas berlangsung selama tiga jam hingga empat jam.

"Kami ingin masyarakat melihat jamu senang, meminum senang, sehingga tubuh sehat," kata Hardiana.

"Acaraki pun banyak didatangi anak muda yang penasaran maupun turis manca negara yang dibawa oleh tour guide Kota Tua," tambah Hardiana.

Acaraki sendiri berarti peracik jamu. Kata ini tertulis dalam relief di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Sang pemilik Cafe Jamu Acaraki, Joni Yuwono, menurut Hardiana, ingin membuat jamu bisa setara dengan minuman global lainnya.

Yuk, coba jamu di Cafe Jamu Acaraki!  

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved