Stasiun Cisauk Tangerang Jadi Peluang Emas Pengembang Perumahan
Para pengembang perumahan mengincar kawasan Stasiun Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Para pengembang perumahan mengincar kawasan Stasiun Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Seperti diketahui, dalam sehari, Stasiun Cisauk melayani sekitar 6.200 penumpang dengan 132 perjalanan KRL Commuter Line.
Salah satu pengembang itu adalah PT Hutama Anugrah Propertindo (HAP) yang sejak tahun 2017 meluncurkan Serpong Garden Apartment (Segar) Tower Bellerosa dan Tower Cattleya.
Direktur Utama PT Hutama Anugrah Propertindo, Ferdy Sutrisno menjelaskan, salah satu nilai lebih dari apartemen Segar adalah kemudahan akses menuju Stasiun Cisauk, selain hanya berjarak lima menit ke Pasar Modern Intermoda.
“Berinvestasi pada apartemen Segar berarti setara dengan memiliki nilai investasi ekonomis, karena selain akses ke Stasiun Cisauk dan terminal terpadu intermoda, waktu tempuh akan menjadi semakin efisien," katanya belum lama ini.
Ferdy mengatakan pada 23 Februari 2019 akan meluncurkan tower baru dari Serpong Garden Apartment, yaitu Tower Diamanta.
• Stasiun Cisauk Gunakan Gedung Baru Mulai Hari Ini
Seperti diketahui, dari Stasiun Cisauk hanya membutuhkan waktu 45 menit, sampai ke Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, dengan biaya Rp 4.000.
Terbuka juga akses ke daerah mana pun, termasuk sampai bandara Soekarno Hatta, menggunakan jaringan transportasi kereta rel listrik dan LRT Jabodetabek yang akan segera selesai.
Selain itu, Serpong Garden Apartment juga terhubung dengan terminal terpadu intermoda lewat jembatan dengan waktu tempuh 5 menit berjalan kaki.
Serpong Garden Apartment didukung oleh keberadaan jembatan berdesain artistik sepanjang 25 meter, yang menghubungkan apartemen dengan Stasiun Cisauk.
• Punya Tampilan Modern, Stasiun Cisauk Siap Tampung 300 Motor dan 30 Mobil

Bangun fasilitas
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengharapkan para pengembang merealisasikan pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial bagi masyarakat umum.
Vice President Corporate Communications PT KCI, Eva Chairunisa menjelaskan, selama ini para pengembang kerap mencantumkan letak (lokasi) strategis, dan jarak tempuh.
“Itu sebabnya kami mengharapkan nilai lebih dan kemudahan akses ini, didukung juga oleh mereka, " kata Eva di Jakarta, Jumat (15/2).
Akses yang dimaksud seperti sarana jalan (pedestrian), bus ulang alik (shuttle bus), jembatan penghubung (skybridge) maupun underpass.