Pilpres 2019
Dahnil Anzar Simanjuntak Merasa Tak Perlu Tanggapi Caleg Muda PSI yang Sebut 5 Kebohongan Prabowo
Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku tak perlu menanggapi cuitan Dedek Prayudi yang diketahui juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku tak perlu menanggapi cuitan juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi.
Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan enggan menanggapi cuitan Dedek Prayudi yang juga seorang calon legislatif (caleg) muda DPR RI.
Diketahui, cuitan Dedek Prayudi di akun twitternya itu, yakni mengungkap sebanyak 5 dari 8 kebohongan Prabowo Subianto selama tahun 2018.
Pria yang sejak tahun 2017 eksis bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengungkap kebohongan publik Prabowo Subianto, namun hanya satu butir saja yang disetujuinya.
Satu hal pernyataan Prabowo Subianto yang disetujuinya, yakni mengenai mengenai arah pembangunan Indonesia yang keliru sejak era reformasi.
Dilansir Tribunnews, Dedek Prayudi meyakini, kekeliruan arah pembangunan Indonesia itu kini tengah diperbaiki Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga sebagai Capres nomor urut 01.
"Kami sepakat pada bagian bahwa ada salah kelola di era pemerintahan sebelumnya. Kini kesalahan dalam mengelola negara itu diperbaiki oleh Jokowi dan mulai membuahkan hasil," kata Dedek, Minggu (10/2/2019).
• Dari Semua Pernyataan Prabowo Subianto, Caleg Muda Ini Hanya Setuju Satu Butir
Dedek menyoroti merosotnya pertumbuhan ekonomi setelah berakhirnya commodity boom yang berdampak naiknya harga minyak sawit dan batu bara.
Setelah commodity boom selesai, terangnya Dedek, seperti tidak ada langkah antisipasi yang berarti sehingga pertumbuhan ekonomi kita terus merosot.
"Apabila merosot sampai tiga persen, kita diambang resesi. Di tangan Pak Jokowi, pelan-pelan trend pertumbuhan meningkat lagi, padahal trend pertumbuhan dunia sedang merosot," ujar Dedek.
Dedek juga menyoroti meroketnya ketimpangan di era pemerintahan SBY yang kini sudah turun.
"Jadi pertumbuhan kita yang sekitar enam persen itu bukan pertumbuhan berkualitas karena menyebabkan naiknya ketimpangan," sambung Dedek.
BPS mencatat bahwa ketimpangan meningkat paling tajam di era SBY sejak bergulirnya era reformasi, yakni dari 0,33 pada 2004 menjadi 0,41 pada 2014.
"Nah, ketimpangan inilah yang kini sedang dibenahi Pak Jokowi dan beliau sukses menurunkan ketimpangan menjadi 0,38 hari ini," ujar Dedek.
5 dari 8 Fakta Kebohongan Prabowo Subianto
Caleg muda Dedek Prayudi melalui akun twitternya @Uki23 mengungkap 8 kebohongan yang dilontarkan oleh Prabowo Subianto selama tahun 2018.
Bahkan, ia menganggap dari semua kebohongan Prabowo Subianto, tim sukses (timses) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga tidak bisa meluruskan.
"1 dari 8 kebohongan pak @prabowo pada 2018 yang bahkan timses nya pun tak pernah bisa luruskan.
Prabowo: Kemiskinan naik 50%
BPS: Kemiskinan turun hampir 2%
Bank Dunia: Kemiskinan Indonesia turun terus hingga mencapai 5,7%.
*Akal sehat jangan dibunuh Propaganda Rusia*" kata Dedek Prayudi.
Dedek Prayudi juga mengatakan jika Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto juga menyebarkan hoaks atau kebohongan demi kesuksesan Prabowo Subianto.
Hal itu mengenai Joko Widodo alias Jokowi menggunakan antek-antek asing.
"Akun resmi partai BESAR, partai @Gerindra juga sudah ikut menyebarkan kebohongan demi syahwat bos nya, yang juga sudah terbiasa melakukan hal yang sama." kata Dedek Prayudi.
Dedek Prayudi kembali membongkar kebohongan Prabowo Subianto.
Ia mengunggah mengenai rakyat Indonesia 99 persen hidup dalam ekonomi pas-pasan dengan merujuk ke Bank Dunia.
Dedek pun membeberkan faktanya jika Bank Dunia menyebutkan pada 2017, 52juta orang atau 22% penduduk Indonesia adalah kelas menengah (10-50USD/hari).
"*Kebohongan Pak Prabowo ke-2 pada 2018*
Prabowo mengatakan 99% rakyat Indonesia hidup pas-pasan, bahkan sangat sulit, mengaku merujuk pada Bank Dunia.
Fakta: Bank Dunia menyebutkan pada 2017, 52juta orang atau 22% penduduk Indonesia adalah kelas menengah (10-50USD/hari)." tegas Dedek Prayudi.
Lagi-lagi mengenai perekonomian, yang dimana Dedek Prayudi mengunggah pemberitaan mengenai Prabowo Subianto yang mengatakan apabila rakyat Indonesia terancam miskin selamanya.
Padahal menurut Dedek Prayudi jika PBB telah menyatakan Indonesia sebagai negara yang perekonomiannya kini menengah.
"Kebohongan @Prabowo pada 2018 #3
Prabowo: "...kita terancam menjadi negara miskin selamanya!"
Fakta: PBB dan Bank Dunia menggolongkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi menengah, sejak 2000an lalu, itulah kenapa tantangan kita saat ini adalah "middle income trap"." ucapnya.
Dedek Prayudi kembali membeberkan penyataan Prabowo Subianto yang dianggap bohong namun dibenarkan oleh Ketua Badan Pertanahan Nasional (BPN), Djoko Santoso.
Menurut Dedek, jika hal yang diungkapkan oleh Djoko Santoso tidak benar.
Sebab, fakta sebenarnya yang diambil Dedek Prayudi dari Badan Pusat Statistik (BPS), jika nilainya selalu naik dan tidak pernah turun.
"Hari ini hoax yg saya bongkar bersumber dari Ketua BPN, Pak Djoko Santoso.
Pak Djoko: "Orang miskin turun, tapi standar kemiskinan diturunkan. Jadi yang miskin tinggal sedikit."
FAKTA: Standard kemiskinan (garis kemiskinan) nilainya selalu naik dan tak pernah turun. sumber: BPS" katanya.
Kemudian, kebohongan Prabowo Subianto kembali diungkap Dedek.
Prabowo Subianto menganggap jika negara Indonesia termasuk negara termiskin seperti Afrika atau setingkat dengan Rwanda, Sierra Lione dan lain-lain.
"Kebohongan #5
Prabowo: "..., Indonesia setingkat Rwanda .."
FAKTA 2016/17:
INDONESIA
GDP/Capita: USD3.846
Utang: 28,7% GDP
Pengangguran: 5,3%
Ketimpangan: 39,3
Kemiskinan: 9,9%
RWANDA
GDP/Capita: USD748,39
Utang: 40,2% GDP
Pengangguran: 16%
Ketimpangan: 50,4
Kemiskinan: 39,1%" jelas Dedek.
Dalam laman akun twitternya, Dedek baru mengungkap 5 dari 8 kebohongan Prabowo Subianto yang selama ini dilontarkannya ke publik.
Apakah Dedek Prayudi akan mengungkap 3 kebohongan Prabowo Subianto lainnya?
Waspada Revolusi Jari
Sementara itu Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko meminta agar seluruh pihak menyadari betapa pentingnya mewaspadai fenomena 'revolusi jari', yang muncul melalui penyebaran hoaks.
Menurutnya, sejak dini hal tersebut perlu disadari, agar strategi bisa segera disiapkan demi menangkis fenomena itu.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara 'Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kehumasan dan Hukum Seluruh Indonesia,' yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri.
"Tolong ini disadari dengan baik, kalau kita tidak sadari dengan baik, maka kita tidak punya strategi harus seperti apa," ujar Moeldoko di Birawa Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).
Saat ini, kata dia, sudah banyak yang 'latah' ingin memiliki keahlian sebagai wartawan, lantaran apa yang mereka foto maupun tulis ingin dimuat selayaknya produk media mainstream.
Bahkan, banyak pula berita yang tidak valid namun menjadi viral karena efek 'pembenaran', bukan berdasar pada informasi yang mengandung unsur kebenaran.
"Berikutnya, sekarang yang saya katakan netizen media, semua orang bisa memberitakan apapun, karena hampir semua orang Indonesia membawa handphone, memfoto, dilempar hingga menjadi viral," tutur Moeldoko.
Menurutnya, beberapa tahun lalu, awak media lah yang memonopoli pemberitaan. Namun, tentunya awak media memiliki mekanisme yang benar dalam meluncurkan produk berita.
Berbeda dengan saat ini, pemberitaan yang lebih banyak beredar di media sosial itu didominasi oleh konten yang bersifat 'paradoks' atau tidak sesuai informasi yang benar.
Peredaran konten paradoks yang masif dan konsisten, kata Moeldoko, nyatanya tidak diimbangi tanggung jawab mereka yang berada di baliknya, yang hanya berani meminta maaf saja.
"Kalau dulu berita hampir sebagian besar dimonopoli wartawan. Wartawan punya check and balances, pasti dicek dulu, sekarang enggak, siapa pun bisa mengatakan, (berita) paradoks, dengan mudahnya minta maaf," papar Moeldoko.
Lebih lanjut mantan Panglima TNI ini menyoroti apa yang dilakukan dalang peredaran hoaks itu.
Oleh karena itu, ia meminta agar situasi yang sedemikian mengkhawatirkan tersebut bisa menjadi pelajaran untuk penerapan strategi pada setiap kementerian dan lembaga, dalam menghadapi perkembangan fenomena 'revolusi jari'.
"Bisa dibayangkan, buat gonjang-ganjing, lalu minta maaf. Itu enggak sekali dua kali. Situasi yang saya gambarkan ini, tolong kita konfirmasi kepada diri kita dan institusi yang kita pimpin," beber Moeldoko.
Ia pun mengaku tidak rela jika berita hoaks itu terus menyerang dan mendiskreditkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
"Relakah kita, pimpinan kita menjadi korban dari sebuah pemberitaan yang kita tidak melakukan apa pun (yang ada dalam pemberitaan itu)? Kalau saya tidak rela, sungguh saya tidak rela," tegas Moeldoko.
Moeldoko kemudian kembali menegaskan pernyataannya, bahwa dirinya akan mempertaruhkan apa pun untuk melindungi simbol negara dari segala bentuk hal negatif yang akan mengancam kedaulatan RI.
"Saya pertaruhkan segalanya, apalagi yang berkaitan dengan simbol-simbol negara, berkaitan dengan kedaulatan negara," ucap Moeldoko.
Kementerian maupun lembaga pemerintahan, menurutnya, harus fokus dalam menyiapkan strategi untuk menghadapi fenomena tersebut.
"Kita harus punya komitmen, karena (jika) kecenderungan-kecenderungan fenomena (revolusi jari) tadi kita abaikan, maka taruhannya adalah negara. Kita tidak bicara politik praktis yang sebentar lagi kita hadapi, tapi kita bicara eksistensi negara," cetus Moeldoko.
Tanggapan Singkat Dahnil Anzar Simanjuntak
Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku tak perlu menanggapi cuitan Dedek Prayudi yang diketahui juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Saat dikonfirmasi Warta Kota melalui pesan singkat, pada Senin (11/2/2019) malam, Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan jika dirinya merasa tidak menanggapi apapun terkait berhubungan dengan PSI.
"Mohon maaf dengan sangat mas. Saya merasa tidak perlu menanggapi (pernyataan) partai itu (PSI)," singkatnya kepada Warta Kota.
Saat ditanya alasan mengapa dirinya enggan menanggapi apapun pernyataan yang dilontarkan pihak PSI, khususnya Dedek Prayudi, Dahnil Anzar Simanjuntak tak merespon apapun.