Pilpres 2019

Beda Pilihan Capres, Kader PBB Dikeroyok Loyalis Yusril Ihza Mahendra Saat Rapat Pleno Partai

Ali Wardi, kader Partai Bulan Bintang, dikeroyok puluhan orang loyalis Yusril Ihza Mahendra saat berlangsung rapat pleno partai di DPP PBB, Minggu.

Penulis: Feryanto Hadi |
Biro Pers Istana
Presiden Joko Widodo bertemu pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/11/2018). 

Yusril: Saya Bukan Cebong

KETUA Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra meminta keluarga besar partai termasuk konstituen dan simpatisan, agar berpikir jernih dalam menanggapi keputusannya menjadi pengacara tim pasangan Jokowi-Maruf Amin.

Ia memastikan, ada niat baik di balik keputusan tersebut, terutama untuk kepentingan partai dalam menghadapi Pemilu 2019.

"Yang penting dicatat, ini adalah keputusan strategis bukan ideologis. Kita berpolitik dengan cara berteman dengan semua pihak, baik dengan oposisi maupun dengan pemerintahan," ungkap Yusril Ihza Mahendra di acara Rapat Kerja Nasional Komite Aksi Pemenangan Pemilu Partai Bulan Bintang di Hotel Swissbell Kalibata, Kamis (29/41/2018).

Yusril Ihza Mahendra paham terkait kegaduhan yang sempat muncul terhadap keputusan itu.

Bahkan, ia kerap mendengar tudingan-tudingan tak sedap yang salah satunya menyebut dirinya sudah berpaling dari visi misi partai yang membela Islam.

Bahkan, banyak orang menyebutnya sebagai 'cebong baru' karena dianggap mendukung paslon nomor satu.

"Saya dituduh cebong karena dianggap mendukung paslon satu. Masak jadi lawyer saja terus saya jadi cebong? Yang bener aja. Terus kemarin saya jadi lawyer HTI, apakah berarti saya HTI? Kita rasional saja. Ini langkah kita menyelamatkan partai. Percayalah, kita tidak akan bergeser dari komitmen awal sebagai partai Islam," tegas Yusril Ihza Mahendra.

Terkait tudingan ada kepentingan tertentu dalam keputusan itu, apalagi ia tidak meminta bayaran, Yusril Ihza Mahendra meminta semua pihak tidak melihat itu dari sudut pandang kecurigaan.

"Bukan kali ini saja saya tidak dibayar. Saya all out bela HTI apa itu dibayar? Tidak. Saya bela guru honorer menuntut haknya apa dibayar? Tidak. Dan banyak kasus lain, saya tidak meminta bayaran dengan alasan tertentu. Saya bekerja tidak selalu berpatokan kepada uang," paparnya.

Sekali lagi Yusril Ihza Mahendra menegaskan, PBB hingga saat ini belum menentukan arah dukungan.

Yusril Ihza Mahendra menyebut, dukungan baru akan diumumkan pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang digelar pada Januari 2019.

"Sampai saat ini hingga Januari nanti, kami akan menampung semua aspirasi kader. Terkait keputusan mendukung siapa, nanti Januari baru akan diumumkan dalam agenda Mukernas," bebernya.

PBB: Langkah strategis

Keputusan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Izha Mahendra untuk menjadi penasehat hukum atau "lawyer" pasangan nomor urut satu, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, merupakan langkah strategis yang bisa dilakukan saat ini. 
 
"Beliau (Yusril) memutuskan langkah yang menurutnya paling lunak, namun paling strategis. Beliau tidak menjadi menjadi bagian dari Timses Jokowi Ma’ruf, tetapi  juga tidak memilih bermusuhan dengan mereka," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Afriansyah Ferry Noor, di Jakarta, Rabu. 
 
Menurut dia, Yusril memilih bertindak sebagai lawyer profesional untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf,  meskipun banyak pihak mengartikan menjadi lawyer berarti juga memberikan dukungan di Pilpres 2019.
 
"Padahal beda artinya. Yusril pernah menjadi lawyer orang PKI. Apakah mendukung PKI? Kan tidak sama sekali. Yusril jadi lawyer Golkar, PPP, Hanura OSO, apakah secara politik mendukung ketiga partai itu? Tidak," tegas Ferry. 
 
Ia berpendapat Yusril merupakan seorang pribadi yang punya prinsip kuat sebagai Ketum PBB dan sebagai kuasa hukum. Sebagai kuasa hukum profesional, selama ini Yusril pun selalu menjaga kepercayaan kliennya.
 
"Kenapa orang PKI, Golkar, PPP dan Hanura itu memilih beliau jadi lawyer mereka? Karena mereka percaya, kepada Yusril profesional dan tidak akan mengkhianati mereka," tuturnya. 
 
Selain itu, Yusril juga menjadi pengacara HTI, walaupun Yusril bukan pendukung HTI. 
 
"Pendapat Yusril tentang khilafah malah berseberangan dengan HTI," ucapnya.
 
Oleh karena itu, ketika Yusril menerima tawaran menjadi penasehat hukum Jokowi-Ma'ruf, maka PBB secara kepartaian sama sekali tidak dilibatkan. Permintaan itu (tidak melibatkan PBB) disampaikan Yusril kepada Jokowi melalui Erick Thohir dan kemudian disetujui.
 
"Bukan Yusril tidak perduli atau mau menghancurkan PBB. Justru beliau mau mengangkat PBB. Di sini ada kartu-kartu yang beliau mainkan. Yusril ingin menembus angka empat persen bagi kepentingan PBB," ucapnya.
 
Yusril tidak bisa buka secara detail ke kita dan ke publik, kartu apa yang sedang Yusril mainkan. Yakinlah Yusril tidak ingin bunuh diri. Saya yakin waktu yang akan membuktikannya, tutur Ferry.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved