Konflik Pakestina Israel

Setelah 16 Tahun Dipisahkan oleh Penjara, Ibu dan Anak Palestina Ini Bersatu Lagi Walau Hanya Sesaat

Untuk pertama kali dalam 16 tahun, Kamel Khatib bisa bersama ibunya sepanjang waktu, tanpa penghalang kaca yang memisahkan mereka, memeluk ibunya.

WAFA
Mantan tahanan Palestina Kamel Khatib bersama ibunya, Khadija Khatib (78) yang meninggal beberapa jam setelah ia dibebaskan dari penjara Israel. (WAFA) 

Rekaman video Kamel Khatib bersama ibunya, yang telah meninggal, memperlihatkan Kamel Khatib mencium kening ibunya 17 kali setelah ia menyingkap penutup muka ibunya.

Pada Agustus 2017, Kamel Khatib diizinkan untuk pertama kali bersama ibunya, ketika ibunya mengunjungi dia di penjara.

Itu adalah untuk pertama kali sejak 12 Februari 2003, ketika tentara Israel menangkap Kamel Khatib setelah bentrokan bersenjata di Nablus, kedua orang tersebut bisa saling bersentuhan, berpelukan dan mencium satu sama lain.

Ibunya saat itu sudah sakit dan duduk di kursi roda.

Bahkan saat itu, Kamel Khatib sudah tidak bertemu dengan ibunya selama lima tahun, sebab ibunya dilarang menemui putranya.

Setahun kemudian, ketika ibunya kembali mengunjungi Kamel Khatib, penjaga penjara tidak mengizinkan mereka bersama tanpa penghalang kaca yang memisahkan mereka.

"Saya tidak lupa perkelahian yang saya hadapi dengan para penjaga penjara pada Agustus lalu, ketika mereka tak mengizinkan saya bersama ibu saya dan ingin memisahkan dia di balik penghalang kaca," kata Kamel Khatib.

"Ia tak bisa melihat saya. Ia tak bisa bergerak dan dibatasi di kursi roda. Tapi beberapa menit kemudian saya bisa bersama dia dan mencium serta memeluk dia. Ia mencium saya dan saya menyadari bahwa itu adalah ciuman terakhirnya," kata Kamel Khatib.

Kamel Khatib berbicara dengan bangga mengenai Khadija Khatib, ibunya, dan waktu yang ia lalui untuk melawan pendudukan Israel.

"Ibu saya seorang petarung, bahkan sejak sebelum Intifada (perlawanan) pertama dan selama Intifada kedua. Ia adalah petarung yang tak pernah berhenti melawan tentara Israel setiap kali mereka menyerbu Kamp Balata. Kadang-kala, ia menghadapi tentara Israel untuk membebaskan seseorang yang mereka tangkap," kata Kamel Khatib.

"Ia adalah ibu para tahanan dan petarung. Ia akan menampung mereka dan memberi mereka makanan dan air. Ia kadangkala dipukuli oleh tentara Israel. Kami mewarisi dari dia semangat perlawanan terhadap pendudukan," kata Kamel Khatib.

Kamel Khatib juga telah kehilangan dua saudara laki-lakinya, yang meninggal saat ia masih mendekam di dalam penjara Israel. (Antara)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved