Memilih Metode dan Biaya Progam Hamil
Gangguan kesuburan atau infertilitas yang dialami pasangan suami istri dapat dilakukan dengan dua cara, yakni inseminasi dan program bayi tabung.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Secara umum, gangguan kesuburan atau infertilitas yang dialami pasangan suami istri dapat dilakukan dengan dua cara, yakni inseminasi dan program bayi tabung.
Pakar kandungan, dr Batara Imanuel Sirait SpOG(K), dari klinik Morula IVF, mengatakan, perbedaan mendasar pada inseminasi dan bayi tabung adalah tempat pembuahan terjadi.
Pada inseminasi, dokter menyemprotkan sperma yang sudah ditingkatkan kualitasnya ke dalam rahim, dan pembuahan terjadi secara normal.
"Sedangkan pada bayi tabung, sperma dan sel telur dari masing-masing pasangan diambil, lalu dipertemukan di laboratorium, dan dimasukkan ke dalam rahim ketika sudah berbentuk embrio," kata Batara, beberapa waktu lalu.
Dari segi biaya, inseminasi memang lebih murah jika dibandingkan dengan program bayi tabung.
Batara mengungkapkan, total biaya inseminasi berkisar Rp 12 hingga Rp 14 juta, sedangkan program bayi tabung bisa mencapai Rp 80-Rp 90 juta.
Tentu saja, persentase keberhasilan masing-masing tindakan berbeda.
Secara ilmiah, persentase keberhasilan hamil lebih tinggi pada program bayi tabung dibandingkan inseminasi.
Meski begitu, Batara mengatakan bahwa inseminasi dan bayi tabung bukanlah dua jenjang pengobatan bertahap. Dalam artian, seseorang tidak perlu menjalani inseminasi dahulu sebelum memutuskan untuk bayi tabung.
"Inseminasi bisa dilakukan kepada pasangan yang tidak memiliki masalah dalam produksi sperma dan sel telur. Jadi spermanya diproduksi dalam jumlah yang cukup, dan saluran sel telur juga tidak tersumbat," tuturnya.
Di sisi lain, bayi tabung dianjurkan bagi pasangan yang mengalami masalah pada produksi sperma dan sel telur. Karena itu, prosedur tindakan dilakukan di luar tubuh.
"Jadi misalnya suami bisa ejakulasi, tapi tidak ada sel spermanya, atau istrinya saluran telurnya tersumbat. Mau diinseminasi pun tidak akan ada manfaatnya. Maka kita ambil langsung di pabriknya, dan pembuahan dilakukan di luar tubuh," katanya.
Batara mengungkapkan, semakin tua usia perempuan, keberhasilan untuk hamil jadi menurun.
Faktor usia amat menentukan kondisi kesehatan rahim perempuan. Karenanya, perempuan diharapkan jangan menunda kehamilan hingga berusia di atas 35 tahun.
Batara menuturkan, kegagalan dari metode inseminasi dan bayi tabung bisa terjadi sekira 20 persen, jika memang umur peserta masih di bawah 40 tahun.