Lebih dari 40 Tahun Identitas Disembunyikan, Gempar Soekarnoputra Pernah Jadi Tukang Es
Selama 40 tahun identitas Gempar Soekarnoputra sempat disembunyikan oleh ibunya sesuai dengan amanat Soekarno
Baca Juga : Potret Rumah Kelahiran Soekarno yang Kini Jadi Bangunan Cagar Budaya, Sekilas Tampak Tak Terawat
Beberapa bulan setelah tamat sekolah, Gempar merantau ke Jakarta dan tinggal dengan keluarga pihak ibunya.
Namun ia maklum, jika perlakuan keluarga-keluarga itu juga tidak ramah kepadanya.
Ia sering diperlakukan kasar sehingga harus terusir dan berpindah-pindah rumah.
Bahkan pernah ikut di rumah seorang pedagang buah di daerah Gandaria, Jakarta Selatan.
Hidup Gempar baru benar-benar mapan setelah bekerja sebagai tukang ketik di kantor notaris Frederik Alexander Tumbuan, masih di sekitar daerah Gandaria.
Tahun 1985 ia malah bisa berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Berbekal dari pekerjaan dan kuliahnya, pekerjaan yang digelutinya kemudian lebih banyak terkait dengan hukum atau di perusahaan biasa disebut bagian legal.
Ia juga menjadi konsultan hukum di beberapa perusahaan elektronik seperti Hitachi, Toshiba, ITT, Grundig, serta beberapa bank.
Dari pekerjaan itu perlahanlahan kehidupannya mulai mapan, setelah memiliki beberapa bidang tanah dan kendaraan di Jakarta.
"Siap, Bung Karno!"
Awalnya Gempar mengenal Soekarno tak lebih sebagai mantan Presiden RI.
Ia ingat, sewaktu SMP, pernah nekat membuka sebuah koper besi yang sengaja disembunyikan ibunya di atas plafon rumah.
Tapi selanjutnya isi koper yang kelak dipakai untuk membuka jati dirinya itu, tidak terlalu dihiraukannya.
"Malah ada tongkat komando yang pernah saya pakai untuk menggali-gali tanah," tutur Gempar tentang kenakalannya di masa kecil terhadap benda-benda peninggalan Soekarno itu.