Jurnalis Arab Saudi Hilang

Seperti Donald Trump, Penasihat Keamanan AS Ogah Dengar Rekaman Pembunuhan Jamal Khashoggi

PENASIHAT Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton mengaku tak mendengarkan bukti rekaman pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Editor: Fred Mahatma TIS
AP/washingtonexaminer.com
PENASIHAT Keamanan AS John Bolton dan Presiden AS Donald Trump 

PENASIHAT Keamanan Nasional Amerika Serikat ( AS ) John Bolton mengaku tak mendengarkan bukti rekaman pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi.

Bukti rekaman itu dibagikan oleh otoritas penegak hukum Turki sejak Khashoggi dibunuh di Konsulat Istanbul pada 2 Oktober lalu.

Dilansir AFP Selasa (27/11/2018), Bolton mengatakan dia tidak perlu untuk mendengarkan rekaman pembunuhan Jamal Khashoggi tersebut karena dia tidak memahami bahasa Arab.

Direktur CIA Dilarang Bicara soal Pembunuhan Jamal Khashoggi di Senat AS, Ada Apa?

Menlu Turki: Menjijikkan, Pelaku Memutilasi Jamal Khashoggi dalam 7 Menit sambil Dengarkan Musik  

"Saya pikir saya harus bertanya kepada Anda apa yang bisa saya pelajari jika saya mendengarkan rekaman itu," kata Bolton kepada awak media.

Penasihat yang menjabat sejak 9 April 2018 itu mendapat pertanyaan mengapa dia tidak mendengarkan rekaman itu sambil dibantu penerjemah.

"Saya tentu bisa membaca transkrip yang disediakan," ujarnya.

Pembunuhan Jamal Khashoggi, Vila Teman Putra Mahkota Arab Saudi MBS Digeledah Polisi Turki

Alasan Donald Trump

Pernyataan Bolton senada dengan apa yang diucapkan Presiden Donald Trump. Pekan lalu, Trump mengatakan dia tidak perlu mendengarkan rekaman pembunuhan tersebut karena dia tidak ingin mendengarkan penderitaan Khashoggi.

Trump juga merilis keterangan resmi yang menyatakan kasus tewasnya Khashoggi tidak akan memengaruhi hubungan bilateral AS dan Saudi.

Salah satu yang menjadi pertimbangan Trump adalah kontrak pembelian senjata Saudi yang mencapai 110 juta dollar AS, atau Rp 15,9 triliun.

"Jika kami gegabah memutus kontrak itu, maka pihak yang bakal mengambil keuntungan adalah Rusia serta China," papar Trump.

Selain itu, Saudi selama ini telah menjaga harga minyak dunia tetap stabil. Dia berujar harga minyak bakal meroket jika Washington bertindak ceroboh.

Saat kasus pembunuhan itu mencuat, Riyadh bersikukuh jurnalis berusia 59 tahun tersebut telah meninggalkan gedung konsulat dengan selamat.

Namun, mereka akhirnya mengakui bahwa Khashoggi dibunuh di dalam gedung dan jenazahnya dimutilasi, serta mengumumkan telah menangkap 21 orang.

Lima di antaranya dituntut hukuman mati karena dianggap sebagai sosok yang merencanakan dan melaksanakan eksekusi kepada Khashoggi. (Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Ini Bikin Penasihat AS Tak Dengarkan Bukti Pembunuhan Khashoggi"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved