Masih Kecewa, Fifi Lety Bandingkan Film A Man Called Ahok dengan Jenderal Soedirman
Kali ini, Fifi Lety membandingkan film A Man Called Ahok besutan Putrama Tuta dengan film Jenderal Soedirman karya Viva Westi.
"Kalau saja saya tidak pernah membantu mereka tentu saya tidak perlu kecewa karena film ini tidak akan pernah ada," tuturnya.
Ia mengaku sudah berkali-kali mencoret transkrip film A Man Called Ahok dan meminta semua adegan bohong dalam film tersebut segera dibuang. Akan tetapi, sang sutradara baru menyodorkan kembali transkripnya setelah film selesai digarap. Bukannya meminta koreksi, justru minta dukungan demi kesuksesan film tersebut.
'Untung akhirnya BTP (Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok,-red) ikut campur tangan minta dengan keras buang semua cerita bohong. Kalau tidak, enggak kebayang film jadinya seperti apa," kata Fifi Lety.
Ia menilai apa pun alasannya, kebenaran dan kejujuran harus dipertahankan. Fifi Lety sendiri mengungkapkan perasaannya yang tidak tega menonton film tersebut karena sosok ayahnya tidak digambarkan sebagimana mestinya.
Walau demikian, ia mempersilakan siapa saja yang ingin menyaksikan film yang akan diputar di seluruh bioskop di Indonesia mulai Kamis (8/11/2018) itu.
"Akhirnya keluarga terpaksa terima tidak sesuai dengan true story asal ada foto-foto asli kami dimasukkan di film tersebut. Saya tidak tega nonton gambaran tentang papa saya dengan gaya yang bukan Papa saya. Buat yang mau nonton silakan aja, ambil positifnya aja kayak Koko Yuyu ( Adik Ahok, Basuri,-red )," ucapnya.
Namun apabila masyarakat Indonesia terutama para penggemar dan pendukung Ahok yang ingin mengetahui cerita dan gambaran sebenarnya, dapat membaca buku A Man Called Ahok dan tayangan video YouTube yang diunggahnya.
"Buat yang kangen dan mau tahu kebenaran, nontonlah YouTube ini dan bacalah buku A Man Called Ahok. Karena waktu bikin buku dan YouTube ini masih jujur research dan buat cerita yang benar-benar berdasarkan bukti fakta yang ada, makanya kita approved,' pintanya.