Kenali Bahaya Kanker Tiroid, Perhatikan Tanda-tandanya

Kanker tiroid ditemukan, pengobatan yang tersedia meliputi pembedahan, yodium radioaktif, hormon tiroid, radioterapi luar, kemoterapi.

Penulis: Gopis Simatupang | Editor:
www.timesindonesia.co.id
Tiroid 

WARTA KOTA, PALMERAH---Kanker tiroid lebih banyak menyerang perempuan. Selain itu, kanker jenis ini juga kerap menyerang mereka yang terkena pajanan terhadap radiasi berkekuatan tinggi, dan sindrom genetika yang diturunkan.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD KHOM FACP.

"Jika kanker tiroid ditemukan, pengobatan yang tersedia meliputi pembedahan, yodium radioaktif, hormon tiroid, radioterapi luar, kemoterapi, atau dengan terapi target atau sasaran khusus," ujar Aru, dalam keterangan media YKI, yang diterima beberapa waktu lalu.

Saat seseorang terkena kanker tiroid, maka akan mengganggu hormon tiroid dan menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kadar hormon tiroksin di dalam tubuh sangat tinggi.

"Hal ini menyebabkan hiperaktifitas atau hiperiritasi, penderita menjadi tidak tahan udara panas, jantung berdetak cepat, lekas lelah dan lemah, turunnya berat badan meski nafsu makan naik, diare, poliuria atau meningkatnya buang air kecil secara berlebih, menstruasi tidak teratur, dan hilangnya libido," ujar Aru.

Sementara itu, hipotiroidisme adalah kondisi dimana kelenjar tiroid tidak membuat hormon tiroid dengan cukup.

Tanda-tandanya tubuh lekas lelah dan lemah, kulit kering, merasa kedinginan terus, rambut rontok, sulit konsentrasi dan daya ingat berkurang, konstipasi, berat badan bertambah meski nafsu makan berkurang, suara serak.

Kemudian, menstruasi tidak teratur, sensasi abnormal berupa kesemutan, tertusuk, atau terbakar pada kulit, gangguan pendengaran, muka sembab, turunnya refleks urat, jari tangan mengalami sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri, denyut jantung dibawah 60 per menit, dan efusi pleura--penumpukan cairan diantara dua lapisan pleura yang membungkus paru-paru.

Menurut Aru, ada sejumlah faktor makanan yang memicu dan dapat meningkatkan risiko kanker seperti alkohol yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut, tekak, pangkal tenggorokan saluran kerongkongan, hati, payudara, usus besar dan dubur.

Selanjutnya, garam yang berlebih berpengaruh terhadap kesehatan lambung, gula yang berlebih terhadap usus besar dan dubur, daging yang dipanggang dengan arang berkemungkinan berpengaruh terhadap usus besar dan dubur.

Kemudian, lemak total dan lemak jenuh berpengaruh terhadap kesehatan paru-paru, usus besar, dubur, payudara dan prostat.

Adapun faktor makanan yang berhubungan dengan pengurangan risiko kanker meliputi makanan berserat yang bermanfaat bagi kesehatan kolorektal, pankreas dan payudara; asam folik untuk kesehatan serviks dan kolorektal; Vitamin D dan kalsium untuk kolorektal dan payudara; antioksidan baik yang bersifat nutrisi dan non-nutrisi dari makanan baik untuk kesehatan kolorektal, paru-paru, payudara, serviks, prostat, kerongkongan dan lambung.

Baca: Yeslin Wang Mengaku Penyakit Hipertiroidnya Membaik Setelah Cerai dari Delon Idol

Baca: Cara Madu dan Kacang Mengatasi Masalah Kelenjar Tiroid di Tenggorokan Anda

Baca: Ternyata Tiroid Bisa Sebabkan Kemandulan

Sumber: Warta Kota
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved