BMKG Benarkan Sempat Terjadi Tsunami Setelah Gempa Bermagnitudo 7,7
Gempa tersebut menimbulkan tsunami dengan level siaga dengan ketinggian lebih dari 0,5 meter hingga 3 meter.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami MBKG, Rahmat Triono, membenarkan bahwa sempat terjadi tsunami.
Hal itu diungkapkan Rahmat saat diwawancarai langsung secara live oleh Kompas TV, Jumat (28/9/2018) malam.
Kata Rahmat tsunami sudah terjadi setelah gempa besar bermagnitudo 7,7 yang melanda Palu.
Kabarnya tsunami terjadi selang kurang dari 30 menit setelah gempa besar mengguncang Palu.
Sementara diperkirakan ketinggian tsunami terjadi antara 1,5 meter hingga 3 meter.
"Tsunami sudah terjadi beberapa saat setelah gempa besar bermagnitudo 7,7 terjadi sekitar pukul 16.00. Setelah tsunami usai kami mencabut peringtan tsunami tersebut," ujarnya.
Kata Rahmat sejak gempa yang terjadi pukul 14.00 sudah terjadi 27 gempa susulan hingga akhirnya terjadi gempa besar pada pukul 16.00.
"Sementara sejak gempa 7,7 itu hingga malam hari sudah terjadi 11 gempa susulan," ujarnya.
Sementara itu Kepala BMKG BMKG Dwikorita Karnawati dalam konfrensi persnya menyampaikan bahwa gempa bumi tektonik terjadi di kabupaten Donggala.
Gempa tersebut menimbulkan tsunami dengan level siaga dengan ketinggian lebih dari 0,5 meter hingga 3 meter.
Peringatan dini dikeluarkan setelah lima menit terjadinya gempa.
Lalu BMKG melakukan pemantauan naiknya permukaan air laut serta mengumpulkan informasi dari saksi mata antara lain staf BMKG di lokasi.
"Dari hasil pengamatan terlihat adanya kenaikan muka air laut 6 cm di Mamuju pukul 17.27 WIB. Terpantau di lapangan naik muka air laut 1,5 meter di pantai Palu. "Memang benar terjadi tsunami sampai 1,5 meter, tapi tsunami tersebut sudah berakhir," ujarnya.
"Kami mengeluarkan peringatan dini tsunami setelah lima menit gempa terjadi dan diakhiri setelah tsunami terjadi dan airnya surut. Jadi setelah kita pantau terlihat air semakin surut maka peringatan dini tsunami kami akhirni pada pukul 17.36 WIB," ujarnya.