Jawaban Sandiaga Uno Menolak Suap dan Korupsi dengan Bilang Uangnya Jauh Lebih Banyak
Sebagai Wagub DKI Jakarta, ada pengusaha datang misalnya minta proyek atau kemudahan, maka dia jawab, kapan bangsa kita berubah kalau begini.
ADA cara yang membuat koruptor mundur saat akan menyuap sosok bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2019, Sandiaga Uno.
Sandiaga memang akan berlaga di kancah Pilpres 2019 dengan berdampingan dengan Prabowo Subianto.
Dalam wawancara dengan Rosi di Kompas TV, Sandiaga memberikan penjelasan soal melawan godaan suap.
"Saya sebagai politisi (Wagub DKI Jakarta), ada pengusaha datang misalnya minta proyek atau kemudahan, maka saya akan jawab, kapan bangsa kita bisa berubah dan berikutnya saya bilang, mungkin, uang saya lebih banyak dari kamu, jadi ngapain kamu mau menyuap saya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menjelaskan alasannya mendampingi Prabowo meski sudah nyaman di kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Selain menolak iming-iming suap, Sandiaga juga memberikan tindakan yang berbeda saat dirinya maju mendampingi Prabowo Subianto.
Sandiaga langsung mundur meski bisa saja dirinya mengajukan cuti seperti pernah dilakukan pejabat sebelumnya untuk mengikuti Pilpres.
Tapi, dia memilih mundur.
Selain itu, dirinya juga tidak mengambil gajinya selama menjadi Wagub DKI Jakarta mendamping Anies Baswedan.
Sandiaga juga menjelaskan motivasi dia untuk mendampingi Prabowo Subianto karena tergugah meski dirinya sudah sukses dengan dunia usahanya.
Dia bisa menjadi orang kaya dan memiliki 50.000 karyawan.
Kekayaannya juga mencapai Rp 15 triliun.
Sementara itu, sebelum ini, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, bahwa pihaknya tidak ambil pusing atas hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indikator (LSI) Denny JA. Hasil survei tersebut menempatkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di bawah pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Menurut Andre, hasil survei tersebut menjadi pecut dan masukan ke depan untuk mempersiapkan program-program dan juga kerja-kerja politik untuk meningkatkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga.
“Bagi kami, tidak ada masalah apapun hasil surveinya. Kita ini kan baru mulai start. Saya rasa, kalau bicara survei di atas 50 (persen) kan narasi sudah dibangun. Dari tahun lalu pak Jokowi di atas 50 kan," ujar Andre, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/8/2018).