Ini Yang Membuat Makan Mi Saat Sarapan Masih Bisa Sehat
Menurut ahli kesehatan Prof Hardinsyah, mi bisa menjadi salah satu menu saat sarapan. Tapi perlu ada tambahannya.
Penulis: |
WARTA KOTA, PALMERAH-Makan mi instan seringkali jadi pilihan saat sarapan. Membuatnya cepat, tidak membutuhkan banyak alat, dan juga enak.
Namun kebiasaan ini seringkali dituding sebagai sarapan yang salah. Padahal menurut ahli kesehatan Prof Hardinsyah, mi bisa menjadi salah satu menu saat sarapan. Tapi tentu saja jangan hanya mi saja.
"Kalau hanya mi saja ya tentu tidak benar. Tapi kalau mi ditambah sayur, protein dan susu bisa jadi sarapan yang sehat karena mi salah satu sumber karbohidrat yang dibutuhkan tubuh," ujarnya saat ditemui diacara Indofood di SDN Sukamaju 01, Jumat (27/4/2018).
Menurutnya, selama tidak berlebihan mengonsumsi mi dan ditambah sumber gizi lain, mengonsumsi mi saat sarapan bisa jadi pilihan dalam variasi menun sarapan. "Budaya orang Jepang dan China tidak masalah makan mi. Kalau di Indonesia bukan budaya, jadi bisa buat pergiliran dalam seminggu," kata Prof Hardinsyah yang juga Ketua Umum Pergizi Pangan.
Selain menu, terpenting adalah juga kemauan untuk sarapan. "Bila tidak sarapan, hanya dalam waktu 30 sampai 60 menit akan terjadi gangguan konsentrasi dan proses pembelajaran," ujarnya.
Ia mengatakan, sampai saat ini, masih banyak anak yang tidak sarapan. "Masalah makan siang 99 persen biasanya hanya karena telat. Tapi menu makanannya bisa lebih lengkap dibandingkan sarapan. Masalah sarapan lebih serius daripada makan siang," ujarnya.
Dwi setyo Irianingsih, CSR Manager Indofood mengatakan, selama 4 tahun berturut-turut Indofood merayakan Pekan Sarapan Nasional yang berlangsung ini 14 sampai 19 Februari. Namun rangkaian perayaan tersebut sudah dilaksanakan sejak Januari 2018.
Rangkaian itu terutama untuk menggalakan edukasi mengenai pentingnya sarapan. Terutama anak-anak tingkat Sekolah Dasar mulai kelas 3 hingga kelas 6.
"Anak-anak kelas 3 sampai kelas 6 sudah bisa menentukan jajanan mana yang dipilhnya. Sedangkan pada anak kelas 1 dan 2 kita edukasi orangtuanya," katanya. Selain itu saat usia SD anak-anak sudah terindikasi anemia dan masa depannya masih panjang.
Tahun ini ada 7 kota yang diadakan, yakni Jonggol (Bogor), Bandung, Tasikmalaya, Cirebon (Jawa Barat), Purwokerto , Malang, Jember, dan Sidoarjo. Tiap kota mengunjungi 2-3 Sekolah Dasar. Tiap tahun ada sekitar 12.000 murid yang diedukasi dalam Pekan Sarapan Nasional.