4 Alasan Olok-Olok 'Planet Bekasi' Harus Dihentikan Kata Konglomerat

Olok-olok yang sempat viral beberapa waktu lalu mengenai Kota Bekasi dan masih sesekali wira-wiri di media sosia tampaknya harus segera diakhiri.

WARTA KOTA/FITRIYANDI AL FAJRI
Tiang listrik di tengah jalan kota Bekasi menjadi salah satu yang membuat kota ini disebut 'planet bekasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH -- Olok-olok yang sempat viral beberapa waktu lalu mengenai Kota Bekasi dan masih sesekali wira-wiri di media sosia tampaknya harus segera diakhiri.

Ejekan 'planet bekasi' muncul karena semerawut dan kacaunya kondisi Kota Bekasi. 

Beberapa pengusaha dan pengembang yang memperjelas bahwa olok-olok tersebut mesti dihentikan. 

Inilah 4 alasannya :

1. Dinilai sebagai ekosistem bisnis yang bagus

Pengunjung menunjuk maket apartemen Grand Dhika City saat launching di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (1/12/2013).
Pengunjung menunjuk maket apartemen Grand Dhika City saat launching di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (1/12/2013). (Warta Kota/angga bhagya nugraha)

Para pebisnis dan pengusaha ritel menilai bekasi sebagai lokasi dengan ekosistem bisnis terbaik di Jabodetabek. 

Potensi besar datang karena statistik bekasi yang baik. 

Sebut saja jumlah populasi sebanyak 2,7 juta orang atau lebih banyak ketimbang penduduk kota Bandung 2,3 juta jiwa, amat menarik para investor pemburu keuntungan.

Pertumbuhan ekonominya pun tercatat di atas rata-rata nasional yakni 5,7 persen pada 2017.

Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya mencapai angka 70,5 atau tertinggi kedua di seluruh Jawa Barat.

Hal ini dibuktikan dengan raksasa properti Nasional yang melebarkan sayapnya ke bekasi.

Seperti PT Summarecon Agung Tbk, Sinarmas Land Group, dan pengembang pelat merah PT PP Properti Tbk.

2. Pasar properti Bekasi paling aktif di Jabodetabek

Suasana peluncuran klaster Burgundy Residence Tahap III, Sabtu (24/3/2018).
Suasana peluncuran klaster Burgundy Residence Tahap III, Sabtu (24/3/2018). (Dokumentasi Summarecon Agung)

Executive Director PT Summarecon Agung Tbk Albert Luhur menuturkan, pasar Bekasi adalah yang paling aktif di antara kota penyangga Jakarta lainnya. Bahkan Jakarta pun kalah.

"Itu terbukti dari hasil penjualan rumah. Saat ekonomi mengalami perlambatan, produk kami mampu terjual maksimal. Burgundy Tahap I dan 2 terjual 170 unit. Ini pencapaian yang luar biasa," kata Albert menjawab Kompas.com.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved