Kasus First Travel
Dengan Tangan Diborgol, Bos First Travel Tetap Tersenyum Saat Digiring Petugas
Meski tangan terborgol Andika Surachman, bos First Travel tetap tenang dan tersenyum saat digiring petugas dari ruang sidang ke tahanan di PN Depok.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Menurutnya selama 7 tahun, First Travel tidak memakai artis. "Tapi pada tahun ke 8 atau 2017, baru pake artis," katanya.
Ia menambahkan tertundanya jemaah berangkat karena masalah visa diboikot sehingga ada kerugian besar di First Travel.
"Maka terjadi perjanjian kerjasama 18 juli 2017 dengan Kementerian Agama dan OJK. Dan sudah kami sampaikan bahwa yang tertunda akan diberangkatkan November 2017. Ini juga sudah di rilis di web ojk," katanya.
Mengenai utang First Travel di Arab Saudi, Anniesa menjelaskan vendor di Saudi sudah dibayarkan pihaknya sebesar 75 persen lebih.
"Untuk penambahan biaya pilihan jemaah, di ramadan merupakan opsi dan bukan wajib. Jadi jika yang menambahkan akan diberangkatkan November 2017. Yang tidak tetap akan diberangkatkan di jadwal ulang," kata Anniesa.
Sebelumnya tiga saksi diperiksa pertama kali secara bersama-sama, satu persatu dalam sidang yakni Dewi Gustiana, Tri Suheni, dan Martono.
Kepada majelis hakim ketiganya mengaku tertarik menjadi agen karena pernah berangkat umrah melalui First Travel antara 2011- 2013 dengan harga murah yakni sekitar Rp 11 Juta.
"Karenanya saya tertarik jadi agen karena harganya murah. Apalagi ada fee Rp 200 ribu per orang untuk agen bagi calon jemaah umrah yang daftar," kata Dewi salah seorang saksi atau agen asal Tangerang, kepada majelis hakim.
Dewi mengaku akhirnya menjadi agen sejak Desember 2015.
"Kami kemudian mendapat pembekalan sebagai agen beberapa kali oleh Andika, ibu Anniesa dan juga Kiki, di Kuningan," katanya.
Sejak menjadi agen hingga 2017, kata Dewi ada 671 calon jemaah yang mendaftar ke pihaknya.
"Mereka semua tertarik jadi calon jemaah karena harga yang ditawarkan murah yakni hanya sekitar Rp 14,3 Juta," katanya.
Dewi mengatakan sebanyak 342 calon jemaah yang mendaftar sejak 2016 sampai 2017 tidak juga berangkat sampai kini.
Sementara sisanya kata Dewi sudah sempat berangkat sebelumnya.
"Itipun saya mendesak beberapa kali ke Firts Travel dan dana pribadi saya terpakai juga untuk berangkatkan jemaaah karena beban moril saya sebesar sekitar Rp 150 Juta," katanya.
Hal senada juga dikatakan dua saksi lainnya Martono dan Tri Suheni.