Hikayat Mangkuk Cap Ayam Jago yang Legendaris dan Mulai Jadi Buruan Kolektor dan Bernilai Tinggi
Cawan ayam jago pada masa kekaisaran menjadi buruan bagi para kolektor barang antik di seluruh dunia.
Dalam perkembangan selanjutnya, bagi petani di China, mangkuk ayam jago merupakan lambang kerja keras untuk mendapat kemakmuran.
Ini mengingat peran ayam jago yang selalu membangunkan mereka di pagi hari untuk segera bekerja di ladang.
Incaran kolektor
Sekitar awal abad 20, mangkuk ayam jago mulai merambah dunia.
Awalnya, dibawa oleh para perantau, yang pabriknya berada di Provinsi Guangdong.
Lalu, menyebar ke beberapa negara di Asia Tenggara.
Mangkuk ayam jago pun semakin banyak diproduksi.
Mulai dari menggunakan teknik gambar tangan hingga mesin.
Saat ini, cawan ayam jago pada masa kekaisaran menjadi buruan bagi para kolektor barang antik di seluruh dunia.
Sebuah ‘Cawan Chenghua’ yang hanya ada empat di dunia, pernah dilelang oleh badan lelang Sotheby di Hong Kong pada tahun 1960, 1970an, 1980an, 1990an dan terakhir pada 2014. Lelang tertingginya mencapai 36,3 juta dollar AS.
Nah, bagaimana? Menarik bukan? Mangkuk ayam jago yang merupakan simbol keberuntungan, kerja keras, dan kemakmuran bisa menjadi salah satu pilihan piranti makan di rumah kita. Juga sebagai benda nostalgia masa lalu saat menikmati semangkuk mi ayam atau soto di warung makan bersama keluarga.
*Sinolog Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
Sebelumnya telah diunggah Kompas.com dengan tautan: