Butuh Sirkuit, Atlet Balap Motor Depok Incar Terminal Bus Jatijajar untuk Latihan
Kebutuhan sirkuit untuk latihan, tampaknya sudah cukup mendesak bagi para atlet balap motor di Depok.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Ini artinya Depok hanya akan bertarung di dua kelas perorangan balap motor di Porda Jabar.
Hendra menuturkan, ketertinggalan Depok dalam cabang olahraga balap motor dari kota lain adalah karena tidak adanya fasilitas memadai dan dukungan penuh dari Pemkot Depok terhadap olahraga balap motor.
"Terutama tentang ketersediaan sirkuit roadrace atau lahan kosong beraspal untuk atlet latihan. Sampai saat ini, Depok tidak punya, dan atlet balap motor kesulitan untuk latihan. Padahal tujuan kami ya untuk harumin Kota Depok. Tapi ini tidak didukung dengan fasilitas," papar Hendra.
Ia mengatakan ditengah maraknya aksi kejahatan geng motor yang meresahkan di Depok, sejumlah anak muda di Depok yang juga mencintai motor sangat berbakat dalam olahraga balap motor dan mencoba mengangkat nama Kota Depok dengan berkompetisi di olahraga balap motor ini.
Bahkan kata Hendra, olahraga balap motor ini bisa menjadi salah satu solusi dalam menangani kenakalan remaja di Depok.
"Namun sayangnya dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dan Koni Kota Depok untuk penyediaan fasilitas olahraga balap motor di Depok masih minim untuk membina atlet muda balap motor di Depok," kata dia.
Padahal beberapa nama pembalap motor asal Depok, cukup disegani di kancah nasional dan Asia, diantaranya Fabrianus Balank atau Ardan SQ.
Kebutuhan utama untuk mendukung para atlet balap motor di Depok adalah sirkuit roadrace balap motor atau paling tidak lahan kosong beraspal untuk balap motor, yang belum dimiliki.
Sampai kini, ketiadaan sirkuit balap motor di Deppk, membuat para atlet balap motor di Depok cukup resah.
"Kebutuhan akan sirkuit roadrace balap motor di Depok sudah sangat mendesak," katanya.
Sebab tanpa adanya sirkuit, atlet balap motor di Depok akan selalu kesulitan dalam berlatih dan kemampuan mereka akan tertinggal.
"Kami kesulitan untuk berlatih tanpa ada sirkuit. Yang kami butuhkan tak mesti berbentuk sirkuit modern. Tapi lahan aspal kosong pun bisa untuk sirkuit, seperti bekas parkiran atau terminal gitu," kata Hendra.
Karenanya kata Hendra pembinaan atlet balap motor asal Depok sangat terkendala tanpa adanya sirkuit atau lahan kosong yang bisa dipakai untuk balap motor.
"Padahal banyak banget, atlet balap motor asal Depok yang bagus. Tapi kesulitan latihan, karena gak ada sirkuit," katanya.
Sehingga kata dia, saat ini para atlet balap motor jika ingin berlatih harus ke Sentul, Bogor, dan membayar biaya sewa sirkuit dari kocek pribadi, yang cukup mahal.