Ingin Nikmati Sensasi Kesemrawutan dan Kemacetan Lain di Jakarta? Sambangilah Pasar Burung ini
Ingin menikmati sensasi kesemrawutan dan kemacetan di Jakarta selain di Pasar Tanah Abang? Sambangi saja Pasar Burung di Jatinegara ini.
WARTA KOTA, JATINEGARA -- Pasar Burung yang terletak di Jalan Raya Jatinegara Timur, Jakarta Timur, masih menjadi tempat favorit bagi masyarakat yang hendak membeli aneka satwa dan kelengkapannya.
Berbagai jenis satwa diperjualbelikan di pasar ini, mulai dari beraneka jenis burung dan unggas lain, ikan, kelinci, hingga kucing. Bahkan ada pedagang yang melayani konsumen yang menginginkan reptil seperti biawak dan kura-kura.
Bagus (53) seorang penggemar burung menyatakan alasannya mendatangi Pasar Burung, Jatinegara. Menurut dia, di pasar satwa ini tersedia banyak pilihan binatang peliharaan lengkap dengan pakan dan kandangnya dengan harga terjangkau.
"Banyak jenisnya ya di sini. Saya kan hobi burung. Di sini nuri, perkutut, burung hantu, ada semua," ujar Bagus yang ditemui Warta Kota di lokasi, Sabtu (4/11).
Pengunjung lain bernama Ani (29) menyatakan harga pakan kucing di Pasar Burung ini lebih murah daripada pakan yang dijual di toko hewan.
"Untuk satu bungkus yang isinya tiga kilo, di sini harganya Rp 300.000. Kalau di pet shop mahal. Bisa sampai Rp 350.000," ujarnya.

Meski menarik perhatian masyarakat, keadaan Pasar Burung di Jalan Jatinegara Timur ini tak kurang semrawutnya dibandingkan Pasar Tanah Abang.
Hasil pemantauan Warta Kota di lokasi menunjukkan, banyaknya pedagang menduduki trotoar dan menggelar dagangan mereka. Padahal trotoar di sepanjang jalan ini baru saja usai dikerjakan.
Sebenarnya di lokasi ini terdapat lokasi yang boleh dijadikan tempat berdagang, yakni gang kecil yang terletak tak jauh dari Pasar Burung. Namun karena tempat ini sudah penuh oleh pedagang, banyak yang terpaksa berjualan di pinggir jalan, mulai dari pedagang ikan hias, reptil dan kucing.
"Nggak ada lagi tempatnya di dalam. Mau ke mana lagi?" ujar Tono (42) yang sehari-hari berjualan ikan hias di area ini.
Ia mengaku membayarkan uang Rp 10.000 setiap harinya kepada seseorang namun bukan petugas resmi. Namun ia mendapatkan lokasi berjualan yang tak menentu karena siapa cepat tiba di lokasi tersebut, ia akan mendapatkannya.
"Ya lapaknya rebutan kalau di pinggir jalan. Sering nggak kebagian. Jadi kadang-kadang nggak bisa bawa banyak etalase," katanya.

Banyaknya pengunjung di pasar ini juga memunculkan parkir liar di sana-sini. Warga yang hendak mengunjungi Pasar Burung 'diizinkan' oleh tukang juru parkir liar memarkir kendaraan di pinggir jalan.
Padahal menurut pantauan Warta Kota, saat ini sedang berlangsung perbaikan jalan karena adanya proyek penggalian kabel.
Ujung dari kesemrawutan ini ialah kemacetan arus lalu lintas. Kemacetan terjadi sejak ruas jalan di depan SMP Negeri 14 Jakarta hingga persimpangan dekat Stasiun Jatinegara.
Jadi keadaan kawasan yang semawrut dan menimbulkan kemaceran lalu lintas di Jakarta tak hanya terlihat di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, melainkan juga di Pasar Burung di kawasan Jalan Raya Jatinegara Timur, Jakarta Timur dan sekitarnya. (Rangga Baskoro/WARTA KOTA)