Tidak Ada Nama Bastian di SDN 16 Ciracas

Sekolah yang disebutkan sang tante rupanya tidak terdaftar dari referensi data milik Kementerian Pendidikan

Warta Kota/Dwi Rizki
Logo SDN 16 Ciracas. 

WARTA KOTA, CIRACAS -- Kemalangan yang dialami Josep Sebastian Zebua yang disampaikan oleh Boni, tantenya lewat surat terbuka yang viral di media sosial meresahkan kalangan orangtua hingga pemerhati pendidikan.

Terlebih, siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang diperkusi teman-teman sekolahnya itu memutuskan untuk berhenti sekolah saat ini.

Membuktikan surat terbuka dari sang tante, Warta Kota mencoba mencari sekolah Bastian-sapaan Josep Bastian Zebua, pada Selasa (31/10).

Dalam surat terbuka sang tante, Josep disebutkan bersekolah di SDN 16 Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Namun, belum memulai pencarian, sekolah yang disebutkan sang tante rupanya tidak terdaftar dari referensi data milik Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia yang dapat diakses lewat tautan http://referensi.data. kemdikbud.go.id/index11_sd. php?kode=016401&level=3.

Akan tetapi, berdasarkan sumber Warta Kota, SDN 16 Petang Ciracas diketahui sudah dihapuskan sejak Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan penghapusan sekolah petang pada tahun 2014. Sekolah tersebut kemudian digabung dengan SDN 13 Pagi, berdampingan dengan SDN 14 Pagi yang juga merupakan gabungan dari SDN 17 Petang.

"Sudah nggak ada sekolah itu, kan pas kebijakan siswa sekolah petang dihapusin, semua sekolah petang dan jadwal masuk sekolah petang juga hilang. Semuanya digabung ke sekolah pagi," ungkap salah seorang mantan Kepala Sekolah SMP 102 Jakarta Timur pada Selasa (31/10).

Berdasarkan informasi tersebut, Warta Kota kemudian menyambangi SDN 13 Pagi yang berada di Jalan Asem RT 08/09 Ciracas, Jakarta Timur pada Selasa (31/10).

Suasana sekolah tidak berbeda dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) pada umumnya, pedagang kaki lima (PKL) terlihat memenuhi sisi jalan di bagian luar sekolah, orangtua yang hendak menjemput buah hatinya bergerumul bergosip serta riuh rendahnya sejumlah ruang kelas yang dipenuhi suara murid.

Mencoba mengkonfirmasi sosok Josep Sebastian Zebua kepada pihak sekolah, seorang guru piket menyebutkan jika Kepala Sekolah tidak berada di tempat, sementara sejumlah guru yang ditemui Warta Kota mengaku keberatan untuk diwawancarai.

Walau enggan dikutip namanya, mereka mengaku bersedia dan mencoba membantu mencari data Josep Sebastian Zebua, baik dalam data siswa SDN 13 maupun SDN 14. Pencarian dilakukan lewat data siswa di dalam komputer hingga mendatangi Wali Kelas kelas enam kedua sekolah sekolah.

"Nggak ada mas, nihil. Nggak ada yang namanya yang disebutin (Josep Sebastian Zebua), Wali Kelas juga bilang semuanya masuk, nggak ada yang absen hari ini," ungkap seorang guru berjilbab.

Bersamaan, data siswa kelas IV pada masing-masing sekolah dipotretnya lewat ponsel. Dalam daftar tersebut tidak terlihat adanya nama Josep seperti yang dicantumkan dalam surat terbuka sang tante pada Senin, 30 Oktober 2017 kemarin.

"Mungkin salah mas, SDN 16 di Pasar Rebo itu cuma ada satu, SDN 16 Pekayon, lokasinya di Munjul, Pekayon. Mungkin di sana. Kalau SDN 16 Ciracas ini memang sudah lama digabung," ungkapnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Josep Sebastian Zebua, siswa Kelas IV SDN 16 Ciracas Jakarta Timur menjadi korban persekusi teman-teman sekolahnya. Kenyataan pahit itu disampaikan sang tante, Boni dalam Surat Terbuka yang ditulisnya pada Senin (30/10) kemarin.

Dalam surat tersebut, aksi radikal hingga SARA disebutkannya sudah terjadi di kalangan siswa sekolah dasar. Hal itu ditunjukkannya lewat kondisi Bastian yang menolak bersekolah dan tangannya yang bengkak lantaran ditusuk pulpen oleh temannya.

"Nak ? Kenapa kamu tidak masuk sekolah, diam saja lalu jawab mamanya, bastian takut datang ke sekolahnya. Kenapa tanya saya, telapak tangan bastian di perlihatkan kepada saya, sudah bengkak, tanya saya kenapa tanganya, jawab mamanya, di tusuk sama teman temanya pakai pena," tulisnya.

"Loh kenapa, mama bastian baru ceritakan kepada saya semua, semenjak kejadian kasus Ah*k hingga kini di sempurnakan oleh "Kata Primbumi" anaknya di sebut sebut sebagai ah*k disekolahnya, teman temanya juga mengatakan bunuh ah*k yakni josep sebastian zebua, sebagai ah*k di kelasnya," tulisnya. (dwi)

Sumber: Warta Kota
Tags
SDN
Ciracas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved