Tak Disangka Ikutan Dangdut Academy, Hidup Aty Kodong Berubah 180 Derajat
Pedangtut Aty Kodong atau bernama lahir Nur Aty, jebolan kontes dangdut Dangdut Academy musim pertama bernasib baik
“Rumah Ati Kodong Artis dangdut asal selayar..,” tulis Djaya melalui akunnya.
Rumah panggung tersebut tergolong sangat sederhana.
Dindingnya berupa papan dan atapnya bukan dari seng.
Kondisinya tampak reok.
Menurut Djaya, rumah Aty di Selayar sudah tak berpenghuni.
Ibunda Aty meninggal pada tahun 2015 lalu atau setahun setelah menjuarai Dandut Academy.
Rumah sederhana inilah yang menjadi saksi perjuangan Aty sebelum menjadi terkenal seperti sekarang.
"Semoga ini jadi inspirasi bahwa kesederhanaan bukan alasan untuk tak berprestasi," tulisnya.
Rumah ini sudah semacam tempat wisata baru di Selayar.
Nama Aty mulai banyak dikenal oleh kebanyakan masyarakat Indonesia terutama bagi para pecinta dangdut setelah dirinya berhasil lolos audisi Dangdut Academy Indosiar.
Namanya boleh dibilang semakin banyak dikenal setelah dirinya berhasil menjadi grand finalis Dangdut Academy 2014 bersama dengan Lesti yang berasal dari Cianjur.
Penyanyi 28 tahun ini lebih sering dipanggil dengan sebutan Aty Selayar, karena dirinya memang berasal dari Pulau Selayar.
Di babak grand final Dangdut Academy, Aty kalah dalam perolehan voting melalui sms atas Lesti, sehingga menempatkan Aty Selayar menjadi runner-up atau juara kedua pada ajang Dangdut Academy 2014 yang baru saja berakhir beberapa hari yang lalu.
Namun begitu, meski belum berhasil meraih gelar juara, prestasi Aty tersebut tentu sudah sangat cukup membanggakan.
Dengan prestasi yang diraihnya tersebut, selain membuat namanya kini menjadi banyak dikenal masyarakat, tentu saja akan membuka jalan bagi Aty untuk terus berkarya didalam dunia hiburan Indonesia khususnya di musik dangdut.
Selain itu, dengan keberhasilan yang diraih oleh Aty Selayar, secara langsung maupun tidak langsung telah membawa nama daerah asalnya, yaitu Selayar, kini menjadi lebih dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia yang mungkin sebelumnya belum mengenal daerah tersebut. (*)
Penulis: Edi Sumardi