Transportasi Jakarta

Bus Transjabodetabek Akan Dioperasikan Kembali di Trayek K-56

Dinas Perhubungan DKI Jakarta, akan kembali mengoperasikan kembali bus feeder Transjabodetabek jurusan Cawang-Cibubur.

Penulis: Mohamad Yusuf |
KOMPAS/PRIYOMBODO
Bus Transjabodetabek Koridor Bekasi (Harapan Indah)-Jakarta (Pasar Baru) melintas di Jalan Letjen R Suprapto, Jakarta Pusat, Selasa (25/8). Meski operasionalnya sempat tertunda, kehadiran bus transjabodetabek menjadi angin segar bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan angkutan massal terintegrasi. 

WARTA KOTA, GAMBIR - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, akan kembali mengoperasikan kembali bus feeder Transjabodetabek jurusan Cawang-Cibubur.

Setelah pihaknya melakukan pembahasan bersama dengan para pemilik angkot K56 (Cileungsi-Cawang), PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kamis (12/1/2017).

Kepala Dishub DKI Jakarta, Andri Yansyah, mengatakan bahwa sesuai dengan kesepakatan dalam pembahasan tersebut, terdapat beberapa alternatif agar bus Transjabodetabek dan angkot K56 tetap bisa beroperasi.

Baca: Lima Bulan Beroperasi, Bus Transjabodetabek Depok-Grogol Sepi Peminat

"Alternatif pertama mereka (pemilik angkot K56) minta pengurangan bus, minimal setengahnya lah. Alternatif kedua saya minta dia feeder saja Cileungsi sampai Cibubur. Cibuburnya tangkap (penumpang diangkut) oleh kita," kata Andri, ketika dihubungi, Kamis (12/1/2017).

Lalu, lanjutnya, alternatif ketiga, K56 bergabung dengan TransJakarta. Namun, hal tersebut sulit dilakukan. Karena K56 merupakan operator di luar Jakarta.

Lalu, yang keempat adalah dengan menghapus angkot K56, dengan cara memberikan uang kompensasi.

Namun, hal tersebut juga tidak bisa dilakukan karena bukan operator Jakarta.

"Jadi kemungkinan, yang bisa dilakukan adalah gabungan alternatif pertama dan kedua. Jadi kami nanti sepakat, sekarang jumlahnya 10 unit, akan dikurangi 4-5 bus," katanya.

Selain itu, kemungkinan, angkot K56 hanya sebagai feeder dari TransJakarta.

Meskipun, walau sebenarnya mengoperasikan lima atau 10 bus, wewenang pihaknya. Karena beroperasi di dalam Jakarta. Bukan di luar wilayah Jakarta.

"Bahkan, jika ke luar DKI pun, kalau sudah dapat izin dari BPTJ ke luar ya ke luar saja. Karena kan masyarakat berhak mendapatkan layanan yang terbaik. Punya hak untuk dapat pilihan yang terbaik," katanya.

Bahkan, ia menilai bahwa yang melanggar ketentuan itu bukan pihak TransJakarta.

Karena itu hak otonomi daerah, dimana bus Transjabodetabek tidak dioperasikan sampai Cileungsi.

"Kami hanya mengoperasikan dari Cibubur ke Cawang, memang kewenangan Dishub. Malah justru yang harus protes kami, karena mereka melintas di DKI," katanya.

Protes

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengatakan bahwa pihaknya telah diprotes oleh pengemudi dan pemilik angkot K56. Karena sejak bus TransJakarta dioperasikan penghasilan mereka turun.

"Menurut mereka, keberadaan transjabodetabk mengganggu sekali, mereka demo, ya kami diskusikan. Kami beri waktu bisa seminggu, dua minggu, maksimum sebulan. Kalau pada akhirnya nanti ada kompromi ya itu kompromi yang terbaik," katanya.

Menurut Sumarsono atau Soni, membuat kebijakan kadang harus mundur selangkah untuk maju seribu langkah. Tidak semua harus selalu ditabrak.

"Kkalau nggak kita pedulikan, nanti kami dianggap tidak menampung aspirasi para sopir itu. Kan enak sekali kalau kamu demo, pulang dulu kita diskusikan apa," katanya.

Sepakat

Sementara itu, Juru Bicara Pemilik Angkot K56, Iswanda mengatakan bahwa pihaknya sepakat dengan keputusan atas pembahasan pengoperasian bus transjabodetabek.

"Telah diambil solusinya. Bus TransJakarta beroperasi kembali setelah moratorium selesai tanggal 25 Januari nanti. Tapi kami minta kurangi, dari awalnya beroperasi 10 bus menjadi hanya empat bus. Ini adalah langkah paling bijak," katanya.

Dengan dikuranginya armada itu, maka pihaknya masih bisa bersaing untuk mengangkut penumpang.

Meskipun, sebenarnya pelaku usaha menginginkan tidak ada lagi bus TransJakarta itu yang beroperasi di trayeknya.

"Kita tidak bisa menghilangkan keinginan masyarakat untuk dilayani dengan angkutan yang murah. Kami ambil jalan tengah," katanya.

Sementara pihaknya terus berbenah. Yaitu dengan meremajakan bus-bus tersebut.

"Kami dikasih waktu hingga 2018. Kami berharap juga diberikan subsidi untuk peremajaan bus kami, dari pemerintah," katanya.‎

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved