Abie Abdillah Mendunia Berkat Rotan

Abie Abdillah bukan sembarang anak muda. Ia sukses mendunia berkat rotan. Di tangannya, rotan menjadi bahan baku mebel yang laris di pasar dunia.

Penulis: Ign Agung Nugroho |
Abie Abdillah, sukses mendunia berkat rotan. 

WARTA KOTA, PALMERAH-Setelah sempat jaya pada dekade 80 dan 90-an, penggunaan rotan dalam industri mebel mengalami penurunan ketika memasuki era millennium.

Hal ini dikarenakan banyak costumer mulai beralih ke material dan model yang lebih minimalis dalam desain maupun fungsi.

Lambat laun pasar rotan mulai sepi peminat, meskipun tidak ditinggalkan.

Fenomena itu justru mengawaliki ketertarikan Abie Abdillah (29). Saat bersama mahasiswa Desain Interior Institut Teknologoi Bandung (ITB) mengunjungi sebuah PT Yamakawa Rattan di Cirebon, Jawa Barat, Abie tertarik mengangkat kembali harkat rotan.

"Saya ingat betul ucapan desainer sekaligus pendiri perusahaan tersebut Yuzuru Yamakawa. Dia bilang, jika ingin menjadi dikenal dan dihargai dunia jadilah desainer rotan," ungkap Abie ditemui di Kopi Kalyan, Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan baru-baru ini.

Dari keinginannya membuat sesuatu yang berbeda dari bahan rotan, selepas lulus dari ITB, pada tahun 2009 Abie bekerja di sebuah pabrik mebel (PT. Alam Calamus) di kawasan Cikupa Tangerang, Banten.

Pada 2010, dia mencoba bergabung di Zylia Design Studio milik Joshua Simandjuntak, salah satu figir desain terbaik di Indonesia.

"Di tempat inilah saya belajar banyak mengenai konsep sebuah karya dari bahan rotan, hingga proses pembuatnya," kata pria kelahiran Bandung 31 Desember 1986 itu.

Pada tahun 2014, abie mendirikan workshop sendiri dengan nama Studiohiji, sekaligus sebagai label mebel kreasinya yang berbahan baku rotan.

"80 persen dari kebutuhan material rotan dunia itu bersumber dari Indonesia. Saya memilih rotan karena bahannya lentur dan sejatinya mudah dibentuk seperti yang kita inginkan, dan memiliki karya seni yang tinggi," katanya.

Dari hasil kerja kerasnya, kreasi rotan garapan Abie pun menuai sejumah penghargaan. Debut pertamanya meraih prestasi 'Honourable Mention' dalam ajang 'Singapura Furniture Design' Award pada tahun 2011.

Kini perjalanan panjang menghantarkan Abie mengikuti 'Milan Design Week 2016'. Karya desainnya dengan sebutan 'Lukis Chair' masuk dalam koleksi Cappellini, yakni sebuah brand ternama di Milan, Italia.

"Saya tidak menyangka tahun 2016 ini Lukis Chair sudah bisa menembus panggung dunia dan masuk koleksi Cappellini. Alhamdulillah produk rotan saya bisa disejajarkan dengan karya ternama dari desainer dunia," kat Abie.

Kerja keras Abie tidaklah main-main. Ia percaya mencoba sesuatu yang baru itu membutuhkan kerja keras yang lebih ekstra dibandingkan mengikuti tren yang sudah ada.

Hal itu terjawab saat Lukis Chair kreasinya akan mulai ditampilkan pada ajang Milan Design Week 2017, serta produknya itu secara hanya khusus diperoleh di Capellini Showroom atau reseller resmi dari Capellini yang tersebar di seluruh dunia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved