Eksklusif Warta Kota
Beginilah Pasar Loak Legendaris Poncol Saat Ini
Kawasan Poncol merupakan kawasan yang didominasi oleh pedagang informal, khususnya barang bekas. Inilah kondisinya.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com Joko Supriyanto
WARTA KOTA, SENEN- Poncol sebagai salah satu kawasan yang didominasi oleh para pekerja sektor informal di Jakarta, turut memberikan warna terhadap wajah ruang Kota Jakarta.
Kawasan Poncol merupakan kawasan yang didominasi oleh pedagang informal, khususnya barang bekas.
Baca: Ririn Ekawati Pakai Titin Dari Pasar Loak
Namun pandangan kesan kumuh, tidak teratur, dan rawan kejahatan sudah tidak nampak dan terdengar lagi di pasar yang berdiri tahun 60an ini.
Pasar Poncol sudah ada sejak tahun 1969 dan dikenal sebagai pasar kaki lima yang melegenda.
Baca: Lukisan Renoir Didapati di Pasar Loak
Pada tahun 1989, akhirnya Poncol dibina Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat (Pemkot Jakpus).
Lokasinya tidak jauh dari pusat perniagaan Pasar Senen, ke arah Cempaka Putih. Pasar ini terkenal sebagai pasar loak yang cukup lengkap dan besar.
Terletak dekat dengan Stasiun Kereta Api Senen. Di sisi rel yang menuju Jl Letjen Soeprapto.
"Pasar Poncol awalnya hanya terdiri pedagang-pedagang loak yang berada disekitaran kawasan Jalan Kali Baru Barat, Senen, Jakarta Pusat, namun karena perkembangan jaman masuk pedagang lain hingga sekarang," kata Ketua Pasar Poncol, Micky (60) yang saat ini juga menjadi salah satu pedagang, ia menceritakan secara singkat kepada Warta Kota, Selasa (15/11).
Tempat ini menawarkan harga super miring. Di sini terdapat beragam koleksi barang yang mungkin tidak bisa ditemukan di mal-mal bergengsi.
Soal kualitas, kuncinya adalah Anda harus pintar memilih karena tak jarang pedagang-pedagang di pasar ini menawarkan barang-barang yang lumayan kualitasnya.
Saat ini Pasar Poncol yang telah menjadi PKL binaan Sudin Koperasi UMKMP Jakarta Pusat telah berubah jauh lebih rapi dan tertata.
Walaupun begitu ciri khas Pasar Poncol yang menjual barang-barang bekas dengan kondisi yang masih bagus masih terlihat.
Diperkirakan sudah ada 600 PKL yang berada di Pasar Poncol dengan segala jenis yang dijualnya.
PKL yang menjadi binaan UMKMP Jakarta Pusat ini dari Jalan Kali baru sampai Jalan bungur 8 (Pasar Sayur), sedangkan sebagian belum menjadi bagian dari UMKMP.
"Dari depan sampai Jalan bungur 8 (Pasar Sayur) itu dikelola oleh koperasi, sedangkan yang lainya dikelola oleh pihak lain, namun tidak menutup kemungkinan mereka bisa menjadi PKL binaan koperasi," kata Micky pria yang sejak tahun 88 bekerja di Pasar Poncol.
Pedagang di Pasar Poncol, umumnya memiliki spesialisasi.
Ada yang spesialis alat-alat elektronik, alat rumah tangga, pakaian, sepatu, alat bangunan, batu mulia, aksesoris motor dan mobil dengan harga yang relatif murah.
Beberapa aksesori klasik juga bisa ditemukan disini seperti koper tua, tas dan dompet kulit, kamera analog, lampu hias, kaset-kaset lagu lama, plat, mesin ketik, telepon, hingga jam antik di gang-gang yang tempatnya agak tersembunyi.
Memang, dibutuhkan kesabaran ekstra untuk mencari barang yang sesuai selera dan masih dalam kondisi 90 persen baik.
Pantauan Warta Kota, Lalu lalang pengujung memang masih terlihat, di Pasar yang berdiri sejak tahun 60an ini, beberapa pengujung juga masih melakukan transaksi tawar menawar kepada pedagang. Adapula pedagang yang meneriakkan jika barang dagangnya diskon.
"Ayo penglaris, penglaris beli satu, beli dua gratis plastik," teriak salah satu pedagang baju, untuk menarik perhatian pengujung.
Asep (32) salah seorang pengujung Pasar Poncol, ia mengaku memang sering berbelanja di dipasar senen namun ia pun tak lupa mengunjung Pasar Poncol, dikarenakan harga yang murah serta barangnya masih bagus.
"Saya biasa beli pakaian kalo di senen, sedangkan di Poncol biasa cari barang-barang antik saja buat pajangan, beberapa minggu lalu saya sempat mendapatkan kamara analog dengan harga 70 ribu, lumayan kan buat pajangan dikamar," katanya.
Pasar Poncol saat ini, tidak hanya menjual barang-barang bekas saja, namun barang-barang baru pun sudah banyak dijumpai, seperti baju, jam, dan alat musik.