Media Sosial

SMA ini Siswanya Bebas Berambut Gondrong, Malah Jadi Ajang Promosi

Di sekolah ini, para murid laki-lakinya bebas memanjangkan rambutnya. Kok bisa ya ?

Facebook Sunardian Wirodon
Sekolah SMA yang membolehkan siswanya berambut gondrong 

Begitu kira-kira keterangan dalam postingan itu.

Postingan tersbut juga terdapat sebuah foto-foto murid laki-laki yang mengenakan seragam serta berambut gondrong.

Akun lain yang memposting hal serupa yakni pemilik akun bernama Sunardian Wirodono.

Sunardian menjelaskan sejarah soal sekolah ini dan informasi lainnya seputar sekolah ini.

"DE BRITTO | Di bawah ini foto anak-anak Kolese de Britto, sebuah SMA swasta di Yogyakarta, sekolah khusus untuk anak cowok. Foto tersebut menjelaskan sedikit keunikan sekolah ini. Para siswa boleh gondrong, persis seperti seseorang yang dipatungkan di belakang mereka itu.

Tak banyak aturan di sana, antara lain soal bebas pakaian seragam (kecuali Senin atau saat upacara). Meski kini harus bersepatu dan tak boleh pakai t-shirt, sebagaimana jaman dulu yang membolehkan siswa pakai sandal jepit, atau bahkan cekeran.

SMA Kolese de Britto didirikan pada tanggal 19 Agustus 1948, oleh para rohaniwan Serikat Jesuit. Nama 'de Britto' diambil dari nama seorang Santo dan misionaris Portugal abad ke-17, Johanes de Britto, yang berkarya di India.

Sekolah Katolik? Bukan. Ini sekolah umum, karena siswa beragama Islam juga ada, meski kebanyakan Jawa dan Cina (googling youtube: lihat film 'Jowo Cino de Britto' karya anak-anak dan tentang de Britto. Salah satu pembuatnya, Wregas Bhanuteja, enam tahun kemudian dengan film pendek Prenjak meraih kemenangan di ajang The Leica Cine Discovery Prize kategori Short Film Festival, Cannes, 2016).

Pada tahun 1960-an, saat perekonomian Indonesia terbilang susah, pimpinan sekolah mengambil kebijakan membebaskan siswanya mengenakan baju bebas. Bahkan boleh mengenakan sarung dan sandal jepit.

Pertimbangannya agar siswa yang kurang mampu tetap bisa bersekolah.

Setiap manusia punya hak membuat pilihan, termasuk berambut panjang dan cara berpakaian.

Sekolah ini ingin mengajarkan siswa membuat pilihan, dan bertanggung jawab atas hal itu. Bukan tanpa aturan, tapi kebijakan dilakukan untuk membangun budaya disiplin tanpa paksaan.

Sangat mudah menciptakan budaya disiplin dengan aturan ketat, namun siswa akan menyerupai robot. Yang dibebaskan ialah yang tak terlampau penting dan tak mengganggu proses pembelajaran.

“Berambut gondrong kan tidak mengganggu pelajaran,” ujar salah seorang guru. Gondrong tapi bego, akan jadi bahan ketawaan, apalagi tak bertanggungjawab. Prinsipnya; Man for Others.

Namun syarat test masuk di sekolah ini sangat ketat. Setidaknya yang punya nilai rata-rata NEM di bawah 8, akan kesulitan bersaing masuk. Rata-rata, siswa SMA ini memang keren, pinter-pinter. Sekolah ini punya kegiatan Live in Profesi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved