Dulu Sih Ngga Bakalan Mungkin, Sekarang Jadi Mungkin karena Ahok
Keberanian Ahok menutup dua diskotek yakni Stadium dan Miles, menjadi perhatian sejumlah jurnalis yang lama bertugas meliput persoalan perkotaan
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Jadi biarkanlah demokrasi dalam Pilkada DKI Jakarta dengan penduduk yang beragam menjadi pestanya masyarakat Jakarta, tanpa diembel-embelin SARA. Ngga perlu lagi menolak, menentang apalagi sampai gontok-gotokan. Piss...lah.
Coba deh direnungkan Pesan Buya Syafii Maarif: "Gejala Ahok adalah gejala kegagalan parpol Muslim melahirkan pemimpin, tapi tidak mau mengakui kegagalan ini. Selama tidak jujur dalam bersikap, jangan berharap kita bisa menang. Saya tidak membela Ahok. Yang saya prihatinkan, gara-gara seorang Ahok, energi bangsa terkuras habis. Anda harus mampu membaca masalah bangsa ini secara jernih, tidak dengan emosi. Selamat berpikir.'
Catatan Orang Pingiran
Oleh: Rusdy Nurdiansyah/ Wartawan Republika/ Ketua Pembina Depok Media Center (DMC)'
Dalam akhir tulisannya, Rusdy memberikan sebuah catatan. Begini bunyinya, 'Mohon maaf, tulisan ini hanya opini dan pengalaman saya saja, tidak ada kaitannya dengan institusi tempat saya bertugas sebagai wartawan. Piss...'
Rusdy sepertinya ingin sekali lagi menerangkan bahwa tulisannya adalah murni opininya dan bukan opini media massa tempatnya bekerja.
(bum)