Dulu Sih Ngga Bakalan Mungkin, Sekarang Jadi Mungkin karena Ahok
Keberanian Ahok menutup dua diskotek yakni Stadium dan Miles, menjadi perhatian sejumlah jurnalis yang lama bertugas meliput persoalan perkotaan
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Sedikit menyimpang ke persoalan lain, saya juga penasaran ingin membuktikan karya foto rekan fotografer sebuah harian nasional yang menggambarkan sungai-sungai di Jakarta bersih dari sampah. Faktanya memang bersih, airnya berwarna coklat, tidak berbau dan bersih dari onggokan sampah.
Dulu, sebelum Ahok memimpin Jakarta, saya kerap membidik sungai-sungai di Jakarta yang kotor, airnya berwarna hitam, dan pastinya penuh dengan sampah yang baunya sangat menyengat.
Masih ada beberapa pekerjaan rumah bagi Ahok kalau benar-benar serius memerangi peredaran narkoba dan prostitusi di beberapa tempat diskotik lainnya yang menawarkan wanita dari segala penjuru dunia. Ada wanita Cina, Arab, Maroko, Uzbekistan, Jepang, Korea, Thailand dan Rusia serta tentu ada wanita-wanita dari segala macam suku yg ada di Indonesia.
Tempat itu yakni diskotik Alexis, Colesium, Illegals, Classic, Daimond, Newtown dan Malioboro yg merupakan sebagain dari sekian banyak tempat hiburan di seputaran kawasan Ancol, Jl Majapahit, Jl Mangga Besar dan Jakarta Kota. Mungkinkah Ahok mampu segera menutup tempat-tempat yang menjual maksiat dan narkoba tersebut.
Jadi, pertanyaannya, kemana saja selama ini kerjanya gubernur-gubernur sebelumnya yang memimpin kota berusia 489 tahun ini.
Kecuali mungkin, Gubernur Ali Sadikin dan Sutiyoso yang cukup membanggakan telah cukup berhasil membangun Kota berpenduduk 12,7 juta.
***
Lalu, saya coba membandingkan kinerja pria bernama Basuki Tjahya Purnama itu dengan kinerja Wali Kota Depok tempat saya saat ini bertugas. Capek rasanya bagi saya dan sebagian rekan wartawan mengkritik keras dengan tulisan untuk menyegel dan menutup tempat-tempat hiburan seperti karaoke dan cafe yang saat dilakukan razia terbukti memperdagangkan minuman keras (miras), padahal ada Perda yang melarang penjualan miras di Kota Depok.
Coba cek di wilayah Jalan Alternatif Cibubur yang sebagian masuk wilayah Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor menjamur tempat-tempat hiburan, karaoke, kafe, spa dan sauna yang menjual kenikmatan maksiat sesaat dengan terang-terangan tanpa pernah ada penertiban.
Siapa pemimpinnya di tiga wilayah tersebut. Carilah sendiri jawabannya. Apa yang mereka kerjakan, khusunya soal pemberantasan narkoba dan prostitusi. Jawabannya, ngga ada yang becus dan hasilnya hanya omong kosong (omdo).
***
Saya bukan pendukung Ahok, tapi saya angkat topi dengan kinerjanya, dalam waktu singkat selama memimpin Jakarta yang cukup kompleks permasalahannya, suka dan tidak suka terbukti mampu mengubah wajah Jakarta yang lusuh dan kumuh menjadi klimis dan modis.
Saya tidak mendukung Ahok untuk memenangkan pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017, tapi janganlah halangi dia untuk mempertahankan sabuk gelar gubernur Jakarta yang kini disandangnya.
Saya berharap kedua penantang pria asal Bangka Belitung ini, yakni Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono, jika berhasil merebut tahta Jakarta, contohlah seluruh kinerja positif, tegas dan berani yang ada dalam sosok Ahok. Janganlah omdo dan PHP (pemberi harapan palsu).
Untuk Ahok, jangan dong paranoid (parno) dengan penolakan sebagian umat Islam yang menentang dan menolak, apalagi sampai membawa-bawa ayat agama segala.