Dulu Sih Ngga Bakalan Mungkin, Sekarang Jadi Mungkin karena Ahok

Keberanian Ahok menutup dua diskotek yakni Stadium dan Miles, menjadi perhatian sejumlah jurnalis yang lama bertugas meliput persoalan perkotaan

Penulis: Budi Sam Law Malau |
Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
Suasana penyegelan Diskotek Mille's di Tamansari, Jakarta Barat pada Kamis (13/10/2016). 

WARTA KOTA, DEPOK -- Keberanian Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menutup dua diskotek besar di pusat kota Jakarta yakni Stadium dan Miles, sepertinya juga menjadi perhatian sejumlah jurnalis yang lama bertugas meliput persoalan perkotaan dan kriminal di Jabodetabek.

Salah satunya adalah Rusdy Nurdiansyah, wartawan dari media massa cetak Republika yang kini bertugas di wilayah Kota Depok.

Sebagai jurnalis di sebuah media massa yang dikenal dengan pers Islami-nya, Rusdy paham benar bahwa sejak lama dirinya dituntut untuk kerap mengkritisi tempat hiburan malam yang dinilai berbau mesum dan gudang peredaran narkoba di Jabodetabek.

Karenanya, Rusdy mengaku sudah cukup sering mengkritisi keberadaan diskotek-diskotek gudang narkoba dan pusat mesum, yang ada di Jakarta termasuk Stadium dan Miles dan wilayah penyangga lainnya

Namun ia mengaku sempat putus asa, karena kritikannya atas semua diskotek itu hanya angin lalu dan tak pernah ada tindak lanjutnya dari pemerintah.

Bahkan Ia mengaku sampai capek karena telah puluhan kali mengkritisi sejumlah tempat hiburan malam yang dijadikan pusat peredaran narkoba dan prostitusi terselubung itu.

Karenanya, menarik melihat tulisan opini Rusdy yang disebarkanya melalui media massa sosial dan aplikasi pesan ponsel pintar dalam menanggapi penutupan Stadium dan Miles oleh Ahok.

Apalagi Rusdy juga membandingkannya dengan sejumlah tempat hiburan malam serupa di wilayah penyangga Jakarta yang belum tersentuh sampai kini. Sebab pemimpin kotanya dianggap belum seberani Ahok, meski beberapa diantara mereka adalah seorang Kyai.

Latar belakang Rusdy sebagai jurnalis koran Republika yang dikenal sebagai media massa agamis Islami, tampaknya cukup objektif menggambarkan fenomena penutupan Stadium dan Miles.

Dalam tulisannya berjudul 'Dulu Sih Ngga Bakalan Mungkin, Sekarang Cuma Sekali Lirik‬', Rusdy juga memastikan dirinya tetap seorang Jurnalis netral yang tak berafiliasi mendukung calon gubernur dari partai politik manapun dalam Pilkada DKI 2017 mendatang.

Berikut artikel opini Rusdy secara lengkap berjudul: Dulu Sih Ngga Bakalan Mungkin, Sekarang Cuma Sekali Lirik‬.

‪'Dulu sih, kayaknya ngga mungkin. Tapi sekarang kok jadi mungkin ya. Itulah yang ada dibenak saya, selama puluhan tahun pengalaman menjadi wartawan di dunia kriminal dan hiburan.‬

‪Diskotik Stadium dan Miles adalah dua diskotik terbesar di Jakarta yang tak pernah tutup alias beroperasi 24 jam. Kedua diskotik ini juga tak pernah sepi pengunjung dan diistilahkan sebagai "Kampus" karena tempat bagi pakar-pakar penikmat dunia malam.‬

‪Kedua diskotik ini juga merupakan surganya para penikmat malam. "One Stop Entertain", semua kenikmatan disajikan ke para 'penghuni neraka' yang berkunjung.

Dan, pengunjung berkumpul di situ merasakan nikmatnya mabuk alkohol, ekstasi (Inex), Sabu dan putau (morphin/heroin) sambil mendengar house musik (musik gedek-gedek) yg dimainkan para DJ-DJ seksi dan tentu diselingi para seksi dancer dan diakhiri dengan bugil dancer.‬

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved