Koran Warta Kota

Bunker di Kampung Narkoba Menyeramkan

Bukti yang mendukung atas sebutan itu, menurut beberapa war­ga, terdapat bunker untuk bisnis para pengedar barang haram tersebut.

Wartakotalive.com/Dwi Rizki
Renovasi Stasiun KA Tanjungpriok, Jakarta Utara. Mulai Senin (23/11/2015), PT Kereta Api menguji coba jalur kereta Stasiun Jakartakota-Tanjungpriok. 

WARTA KOTA, PALMERAH - Kampung Bahari atau oleh warga akrab disebut Perkam­pungan Volker, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mendapat julukan sebagai Kam­pung Narkoba.

Bukti yang mendukung atas sebutan itu, menurut beberapa war­ga, terdapat bunker (ruang bawah tanah—Red) untuk melancarkan bisnis para pengedar barang haram tersebut.

Warta Kota, Senin (23/11) lalu, mencoba melintas di perkampungan tersebut. Walaupun aktifitas warga di perkampungan itu terlihat normal, tetapi aroma seram begitu terasa.

Beberapa warga pun terlihat curiga jika melihat orang asing yang tidak dikenalnya melewati perkampungan.

"Cari siapa, mas? Ada perlu apa?" pertanyaan seperti itu kerap dilontarkan warga setempat terhadap orang baru.

Tetapi, ketika ditanya soal kondisi kampung tersebut, warga langsung menutup diri dan enggan berbicara.

Salah seorang warga yang berbaik hati dengan sangat hati-hati bersedia menceritakan mengapa daerah itu disebut kampung narkoba.

IY (40), warga itu, mengatakan di satu RW di lingkungan itu merupakan kawasan terparah dan dianggap 'mengerikan', terutama setelah banyaknya warga baru dari luar wilayah yang bermukim di sini.

"Beberapa waktu lalu (sudah agak lama kejadiannya) ketika jajaran Polsektro Tambora akan menangkap pelaku kejahatan diadang warga. Saya lupa itu kasus narkoba apa bukan. Cuma, ketika polisi datang menumpang mobil patroli, warga mengadangnya sehingga polisinya balik kanan."

"Ya iya lah kabur, daripada mati sia-sia? Langsung sama warga ban, pintu, mesin mobil patrolinya dicopot dan kacanya dihancurkan," tutur IY kepada Warta Kota.

Ia mengakui, beberapa bulan lalu jajaran Polrestro Jakarta Utara juga menggerebek pelaku pengedar narkoba di wilayah ini.

CCTV sebesar jempol

Texas atau akrab disebut warga sekitar sebagai lokasi prostitusi Pela-pela, kata IY, diduga sebagai tempat beredarnya barang haram tersebut.

Dari situ narkoba masuk ke Kampung Bahari. "Tapi, saya tidak tahu ya, mas. Kemungkinan ada tidaknya saya tidak tahu. Tapi memang diduga kuat seperti itu," katanya.

Salah seorang warga lainnya yang enggan menyebutkan namanya mengakui adanya bunker yang berlokasi di Kampung Bahari.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved