Dibalik Cerita Taruna SPN
Sepotong Ayam di Dalam Baju Calon Polwan
Mereka sudah mulai terbiasa dengan rutinitas barunya.
WARTA KOTA, BOGOR - Sudah nyaris 2 bulan calon Polisi Wanita (Polwan) menjalani pendidikan dasar bhayangkara di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya di Lido, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Selasa (22/9/2015).
Mereka sudah mulai terbiasa dengan rutinitas barunya.
Sejak 4 Agustus 2015, 716 calon Bintara Polwan hidup dengan gaya baru disini. Terbagi dalam peleton-peleton, tidur di barak, bangun pukul 03.30 setiap hari, menanggung setiap kesalahan bersama, makan dengan cepat, melipat pakaian dan selimut dengan ukuran yang sama setiap orang, tak menggunakan ponsel, tak berkomunikasi dengan keluarga, dan tak boleh keluar dari gerbang SPN selangkah pun.
Sebanyak 716 calon Polwan itu berasal dari 18 Kepolisian Daerah dari seluruh Indonesia. Dari Polda Metro Jaya tercatat ada 216 calon Polwan yang dididik disana tahun ini.
Ayu Nikita Wiranti Putri (18), calon Bintara Polwan asal NTB, mengaku awalnya agak kesulitan makan dengan cepat. Di SPN setiap siswa memang dibiasakan makan dengan cepat. Biasanya hanya sekitar 5 menit makanan sudah harus habis.
"Padahal porsinya besar. Makanya awal-awal saya tak bisa menghabiskan makanan," ucap Ayu kepada Wartakotalive.com, pagi tadi.
Sementara calon Polwan lainnya asal Bali, Ida Ayu Cahyani Ari Dewi (18), menceritakan Dia pernah membuat teman-teman satu baraknya dihukum.
Penyebabnya Ia tak benar melipat salah satu bagian pakaiannya, kelebihan 1 centimeter. Akibatnya satu barak terkena hukuman jalan jongkok. Dia pun minta maaf ke rekannya berulang-ulang.
Tapi itu tak terjadi sekali saja, ucap Ayu, setelah itu rekan-rekan lainnya juga kerap melakukan kesalahan yang berujung hukuman bersama.
Tapi sebulan belakangan, hukuman mulai berkurang. Mereka mulai bisa beradaptasi dengan gaya hidup di SPN.
Sedangkan Tri Mia Audina (19), calon Bintara Polwan asal Jakarta, mengaku mati-matian menahan kangen dengan orangtuanya saat awal masuk.
Tapi dalam 2 pekan itu mulai hilang, ketika dirinya mulai sibuk menerima hukuman akibat kesalahan teman, dan makin dekat dengan teman-teman barunya.
Kepala Satuan Pengasuh SPN Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Susana Benjamin, mengatakan, dirinya sudah hafal betul modus setiap siswa berkelit dari kesalahan.
"Kalau soal makan, mereka yang tak bisa makan cepat biasanya kerap menyembunyikan lauk di baju dan kantong celana," kata Susana.
Makanya para pengasuh selalu memeriksa usai makan. Hasilnya ada saja sepotong ayam atau telur yang jatuh dari baju atau saku celana.
"Kita sudah hafal. Itu terjadi di setiap angkatan," ucap Susana sambil tertawa.
Susana mengatakan, untuk calon Bintara Polwan, selalu ada saja yang menangis ketika dibentak pengasuh di minggu-minggu awal mereka masuk SPN.
Tapi sekarang, setelah hampir 2 bulan menjalani pendidikan dasar bhayangkara, tak ada lagi yang menangis.
Suasana di minggu-minggu awal pun pasti berantakan. Kondisi barak sudah pasti berantakan, terlambat bangun sudah jadi hal biasa.
"Di barak itu, semua harus seragam. Artinya seluruh siswa harus meletakkan sepatu di tempat yang sama, lalu posisi selimut di setiap tempat tidur harus sama. Apabila berbeda, ya kena hukuman satu barak itu," kata Susana. Tapi dalam waktu 1 bulan saja calon Polwan ini mulai terbiasa.
Kepala SPN Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Muhammad Agung Budijono, mengatakan, dasar bhayangkara adalah pendidikan paling awal. Ditempuh selama 2 bulan, setelah itu calon Bintara Polwan ini mendapat Ijin Bermalam (IBL) pertamanya.
Artinya mereka boleh pulang ke rumah masing-masing selama 6 hari.
"IBL akan dimulai tanggal 2 Oktober sampai 6 Oktober nanti," kata Agung di ruang kerjanya kepada Wartakotalive.com, pagi tadi.
Setelah itu mereka kembali ke SPN, kemudian menjalani pendidikan lagi selama 4,5 bulan.
Kemudian diperbolehkan pulang lagi ke rumah, kemudian kembali menjalani masa pemantapan selama setengah bulan.
Setelah itu baru dilantik menjadi Bintara Polwan dan mendapat pangkat Brigadir Dua. Total lama pendidikan adalah 7 bulan.
Rekomendasi untuk Anda