Pengakuan, Rasa Sesal, dan Tangis Kepedihan Legenda Inter Milan

Kisah legenda hidup Inter Milan, Javier Zanetti ini sungguh menguras air mata, andaikata dia bisa memutar waktu.

Footy Jokes
Javier Zanetti 

WARTA KOTA, PALMERAH -- Kisah legenda hidup Inter Milan, Javier Zanetti ini menguras air mata.

Bekas kapten Argentina dan kapten Inter itu mengungkapkan kesedihannya dan rasa penyesalannya, andaikata bisa memutar waktu.

Menurut Zanetti, timnya baru saja memenangkan Piala Italia dengan mengandaskan Palermo, ketika ibu kandungnya menelepon dirinya untuk memberikan ucapan selamat.

"Ibu mengatakan, selamat, saat kami sedang dalam perjalanan menuju Milan, kembali dari pertandingan final itu," kata dia, yang dikutip Warta Kota dari Footy Jokes, Rabu (26/8/2015).

Pertandingan bersejarah itu dilangsungkan di Stadion Olimpico, Roma, 29 Mei 2011, yang berakhir dengan kemenangan buat Inter dengan skor 3-1.

Kemudian, kata Zanetti, dia membaca pesan pendek yang dikriimkan ibunya melalui telepon selular (ponsel) milik dia dan segera membacanya, sehingga dia sangat senang.

Kata-kata sang ibu, yang sangat mencintai dirinya itu merupakan ungkapan isi hatinya, yang demikian menyentuh dan tidak akan dilupakan oleh pemain yang sepanjang kariernya itu memilih setia di San Siro untuk terus memakai kostum Nerazzurri.

"Anakku, selamat ya, kamu sudah meraih Piala Italia, aku sangat bahagia untuk kamu, aku sungguh menyayangimu."

Demikian pesan yang demikian menyentuh itu dan tidak pernah dilupakan Zanetti, seumur hidupnya.

Pemain legendaris yang selalu memakai nomor 4 itu menyatakan, pesta berlangsung hingga larut dan bahkan mereka pulang keesokan harinya ke rumah masing-masing.

Menurut Zanetti, dia tidak pernah punya prasangka buruk dan tidak merasakan firasat apa-apa karena dirinya begitu gembira, ketika itu.

Dalam benaknya, Zanetti menganggap, dia akan segera membalas ucapan selamat itu dan akan segera menelepon ibunya, yang tinggal di Buenos Aires, Argentina.

"Aku baru menyadari, kesempatan itu tidak pernah aku dapatkan lagi, ibuku meninggal dunia, saat dia tidur," katanya, mengungkapkan bagaimana perasaan yang berkecamuk di hatinya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved