Mahasiswa Tewas di Danau UI
Polisi Duga Akseyna Dibunuh di Dekat Masjid UI
Sudah 5 bulan Akseyna diduga tewas terbunuh, tapi Polisi belum menjadikan seorangpun tersangka pembunuhnya.
WARTA KOTA, SEMANGGI - Sudah 5 bulan Akseyna diduga tewas terbunuh, tapi Polisi belum menjadikan seorangpun tersangka pembunuhnya.
Polisi hanya mengaku sudah memiliki motif pembunuhannya.
Selain itu, Polisi juga sudah punya dugaan dimana Akseyna dibunuh oleh pelaku.
Polisi-polisi Polda Metro Jaya yang menyelidiki kasus ini, mengambil logika bahwa Akseyna dibunuh di sekitar Masjid Universitas Indonesia.
Polisi memilih itu berdasarkan hasil temuan batu bata berongga di tas Akseyna.
"Batu bata berongga seperti yang ada di tas Akseyna itu ada di Masjid UI," ujar seorang Polisi penyelidik kasus ini kepada Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu.
Para penyelidik Akseyna menyebut kemungkinan Akseyna dibunuh usai melakukan sesuatu di Masjid UI yang dilakukan pada tengah malam.
Setelah dibunuh, barulah pelaku memasukkan batu berongga itu ke tas Akseyna, baru menyeretnya ke lokasi dimana jenazah Akseyna ditemukan mengambang.
Sementara itu, pantauan Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu, Masjid UI ini lokasinya di pinggir Danau Kenanga UI yang posisinya berseberangan dengan lokasi jenazah Akseyna dibunuh.
Dari Masjid UI, untuk sampai ke lokasi jenazah Akseyna ditemukan mengambang bisa melalui dua jalur berupa jalan setapak yang seluruhnya harus mengitari Danau Kenanga UI.
Jalur pertama, yakni melewati jalan setapak kecil yang berputar melintas di depan Perpustakaan baru UI.
Gedung itu oleh mahasiswa UI disebut Gedung 'Power Rangers' karena bentuknya yang unik.
Setelah itu masih harus melewati Gedung Bank.
Lalu melintas di belakang Kantor Rektorat. Baru sampai di lokasi Akseyna ditemukan mengambang.
Satpam UI, Agus Riyanto (32), yang berjaga di Gedung Rektorat pada Rabu (25/3) malam mulai pukul 20.00, atau hanya 14 jam sebelum jenazah Akseyna ditemukan mengambang pada Kamis (26/3) pagi, mengatakan, setiap malam di belakang Gedung Rektorat dan Gedung Bank selalu ada security yang berjaga.
Namun, Agus mengingat, Rabu malam itu memang hujan terus turun di Kampus UI.
Tapi, Agus mengaku , walau hujan Dia masih sempat berputar mengontrol lokasi di sepanjang belakang gedung rektorat dan jalan setapak di lokasi jenazah akseyna mengambang, namun tak melihat ada gerak-gerik mencurigakan di sana.
"Sebanyak 3 kali dalam jeda 1 jam saya berjalan di lokasi itu," kata Agus kepada Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu.
Sedangkan, jalur kedua untuk mencapai lokasi jenazah Akseyna ditemukan ada 2 pilihan.
Pertama bisa melewati jalan besar dan kedua bisa pula melewati pinggir danau.
Kedua jalan itu arahnya berlawanan dengan arah jalur pertama.
Apabila memilih melewati pinggir danau, maka harus melintas di depan deretan bangunan yang dipakai untuk mesin ATM dan setiap malam selalu ada security berjaga di sana.
Setelah melewati dereta ATM itu baru berkelok dan menembus pinggir Gedung Balairung UI lalu tiba di lokasi Akseyna ditemukan tewas mengambang.
Sementara jika memilih menyusuri pinggir danau, maka harus melewati lokasi pelataran tanah kosong yang kerap dipakai deretan pemancing, baru bisa berjalan di pinggiran danau yang sepi di malam hari.
Sebab jalan menyusuri danau itu berbatasan dengan bangunan rusak dan deretan pohon. Jalan ini benar-benar tersembunyi.
Baru setelah itu melalui jalan berkelok di belakang Balairung UI dan tiba di lokasi jenazah Akseyna ditemukan mengambang.
Namun, menurut para pemancing, setiap malam sampai dengan subuh bahkan pagi hari selalu ada pemancing di lokasi pelataran tanah kosong.
Kecuali apabila hujan turun, maka pemancing tak datang.
Jadi, sebenarnya jalur manakah yang paling masuk akal bagi pelaku untuk menyeret Akseyna, apabila Polisi menduga Akseyna dibunuh di Masjid UI?(ote)