Pendakian ke Gunung Gede-Pangrango di Tahun 1861

Dalam setahun, berdasarkan data Taman Nasional Gede-Pangrango, bisa ada 50.000 pendaki yang mengunjunginya.

Kompas.com
Sejumlah pendaki gunung melintas di alun-alun Gunung Gede. 

Dia mulai memasuki hutan pagi-pagi sekali.

Satu mil pertama Ia sebut sebagai wilayah terbuka.

Lalu 1 atau 2 mil berikutnya jalur mulai mendaki dimana kiri-kanannya banyak pohon berukuran amat besar.

Alfred berkali-kali berhenti dan takjub melihat banyaknya jenis tanaman paku.

Akibatnya Ia baru sampai di Ciburong pada tengah hari.

Di era modern, Ciburong ini bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam berjalan kaki dari Balai Taman Nasional Gede-Pangrango.

Perjalanan selepas Ciburong Alfred gambarkan Ia melewati jalan setapak yang sempit, kasar, curam, zig-zag, batu tak teratur, serta vegetasi tanaman lebat yang menyela jalan setapak.

Sedangkan kini (2015), jalur setapak itu sudah lebih lebar dengan batuan yang teratur menyerupai anak tangga.

Bahkan pendaki bisa tak bersentuhan dengan tanaman saking lebarnya jalur pendakian.

Alfred juga menulis soal kesan anehnya saat melintasi daerah air panas di tahun 1861.

Saat itu kawasan ini tersembunyi di antara dedaunan pohon pakis dan lycopodia.

Aliran air itu Alfred gambarkan mendekati titik didih dengan uap yang menyulitkannya melihat jalan.

Berbeda dengan sekarang, dimana kawasan air panas itu sudah terbuka.

Tanaman hanya tumbuh di sampingnya dan tak menghalangi pandangan pelintas.

Pendaki bisa memilih jalan di situ dengan santai sambil memegang tali pancang yang disediakan.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved