Warga Bekasi Sebut Bau Kopi Tanda Kemunculan Tuyul

Tahun 2014 lalu sudah ada bau kopi seperti ini dan biasanya rutin, tapi kalau sekarang cenderung jarang.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Suprapto
zoom-inlihat foto Warga Bekasi Sebut Bau Kopi Tanda Kemunculan Tuyul
istimewa
Ilustrasi tuyul

WARTA KOTA, BEKASI— Ahmad (32) warga Kampung Pulo Turi RT 12/06, Desa Sukahurip, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi juga merasakan hal yang sama. Dia sudah merasakannya sejak tahun 2014 lalu.

"Tahun 2014 lalu sudah ada bau kopi seperti ini dan biasanya rutin, tapi kalau sekarang cenderung jarang. Yah bisa dibilang, seminggu sekali," ujar Ahmad pada Selasa (2/6).

Saking anehnya dengan aroma itu, membuat warga di sana menilai bau itu sebagai tanda kemunculan makhluk gaib seperti tuyul. Sebab setiap bau itu muncul, beberapa warga di sana ada yang kehilangan uang dengan jumlah yang bervariasi. Oleh karenanya, warga di sana menyebutnya dengan istilah 'setan kopi luwak'. "Ada yang hilang puluhan ribu rupiah bahkan sampai ratusan ribu rupiah. Warga sudah resah dengan adanya ini," ucap Ahmad.

Meski warga menganggap ada unsur klenik, namun mereka tak bisa membuktikan kebenaran itu dengan melihatnya secara langsung. Ia pun berharap kepada pemerintah untuk turun tangan mengatasi hal ini. "Kami berharap pemerintah mau bantu mencari sumber bau ini, dari mana asalnya. Biar kami tahu dengan jelas, karena lama-lama aromanya bikin pusing," kata Ahmad.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bekasi, Ahmad Kosasi mengaku, baru mengetahui hal ini. Ia pun akan berkoordinasi dengan pihak Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bekasi untuk menelusuri hal tersebut. "Ini harus dicari tahu, apakah sumber bau itu berasal dari limbah pabrik atau dari sumber lain. Jujur saya baru tahu ada isu kopi luwak, selama ini aman-aman saja tidak ada isu itu," jelas Kosasi.

Sambil berkoordinasi dengan BPLH Kabupaten Bekasi, Kosasi meminta agar masyarakat tidak resah dengan adanya kasus ini. Ia juga berharap peran serta masyarakat dalam mencari sumber bau kopi itu. Bila warga menemukan tindakan negatif yang mengakibatkan tercemarnya udara dengan aroma kopi luwak, bisa melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved